2. everyone has lies

477 54 1
                                    

"Sab, gue kayaknya naksir Yohan, deh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sab, gue kayaknya naksir Yohan, deh."

Sekali itu, Sabrina langsung tersedak kuah bakso di kantin sekolah yang sangat ramai murid-murid. Jenita yang melihatnya, sontak kaget dan menyodorkan es teh ke Sabrina. "Ini, minum dulu. Lagian gue ngomong gini kek lo lagi naksir Yohan aja."

Sabrina menegak es teh sampai tandas, melirik sangsi ke arah Jenita yang masih menyantap soto dengan santai. "Lo sebenernya lagi naksir siapa, sih? Semua aja anak SMANSA lo gebet. Heran gue."

Sementara Jenita nyengir lebar, "Orang ganteng mana boleh gue skip?"

"Jadi lo cuma ngincer visual doang?"

"Anggep aja buat memperbaiki keturunan."

Lagi-lagi Sabrina mendecih, melanjutkan acara makan siangnya. Namun, pandangan gadis itu tak sengaja bertemu dengan sosok lelaki yang tengah dibicarakan oleh mereka barusan.

Bersama Gavin.

Tapi tunggu, sejak kapan Gavin dan Yohan berteman akrab? Mereka bahkan berjalan berdampingan sembari bersenda gurau.

"Coi, Kak Gavin sama Yohan?"

Sabrina juga baru sadar kalau Jenita juga melihat keberadaan mereka berdua. Kemudian gadis itu menggeleng pelan, mencoba menghiraukan presensi Gavin dan Yohan.

"Anjay, adem bener crush kita sama-sama akur," sambung Jenita kesemsem seperti orang sedang jatuh cinta. "Kali ini beneran kudu dapetin Yohan, deh."

Sabrina tidak menanggapi ucapan Jenita, malah lebih fokus diam-diam mengawasi langkah Yohan—sampai pada akhirnya, mata mereka saling beradu pandang. Degup jantung Sabrina jadi tidak karuan, alhasil dia memalingkan wajah sambil menggerutu pelan.

Pandangan itu... seolah tidak bisa Sabrina lupakan.

"Woi, Yohan kesini coeg!" seruan tertahan dari Jenita membuat Sabrina melotot kaget. Jantungnya kembali deg-degan tidak karuan. "Oh, Hai! Yohan, Kak Gavin!"

Yohan melirik sekilas ke arah Sabrina, sebelum akhirnya mengambil tissue. Sementara yang menjawab sapaan Jenita cuma Gavin sambil nyengir seneng, "Halo. Lo bedua doang? Si Ollie Motor mana?"

"Lagi nganterin Chelsea buat beli vas di toko depan. Emang, Ollie itu ceroboh banget," jawab Jenita seadanya. "Yohan, lo kesini cuma mau ambil tissue doang?"

"Eh?" Yohan tersentak, "iya. Di meja sana nggak ada tissue, jadi gue ijin ambil, ya?"

"Kenapa nggak sekalian duduk sini aja? Disini kosong, kok!" Jenita menawarkan dengan penuh rasa antusias. "Btw, gue Jenita. Kita belum kenalan tadi."

Gavin tanpa menunggu lama langsung duduk di hadapan Sabrina dan mau tidak mau Yohan ikutan duduk. Lagi-lagi Jenita dikacangin sama Yohan.

"Napa lo ikutan duduk sini?" Gavin bicara spontan kepada Yohan. Sementara yang diajak bicara cuma planga-plongo doang.

[✓] Next ChapterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang