Citttt.
Karet ban bergesek nyaring saat membelok dengan kecepatan tinggi. Padahal jalan malam ini sangat licin karena hujan sejak tadi belum berhenti juga, malah tambah deras.
Pria paruh baya itu melirik rearvision mirror, tidak ada siapa-siapa di belakang mereka. Sepi, bibir tipisnya tersungging penuh kemenangan.
"Akan aku selesaikan pengganggu ini secepat mungkin."
Dari 20 meter didepannya, pemuda yang menyugar rambutnya kesal.
Sial.
Dia ketahuan.
Tidak, pasti aku bisa membawanya ke kantor polisi.
Mata besar pemuda itu melirik ke arah kursi di sebelahnya, berkas-berkas bukti kejahatan Ayahnya masih tersimpan baik.
Brak!
Dentuman keras yang Bayanaka tak sangka kepalanya keras membentur setir kemudi. Kakinya terlalu keram untuk mengerem. Penglihatannya buram, hanya suara dengung yang terasa. Cairan merah mengucur banyak dari dahi dan hidungnya yang mancung, membuat poni yang baru saja dirawat dari salon itu kotor kembali karena darah.
Tak berselang lama, ia merasakan mobilnya bergerak sendiri
Pelan, tapi cukup membuat mobil itu terjun jatuh ke tepi jurang.
Syukurlah penglihatan Bayanaka buram, mungkin juga karena kacamatanya entah rusak di mana.
Memori terakhirnya melambung pada poto keluarganya pada 10 tahun yang lalu. Di mana keluarga kecil itu masih lengkap dan terasa hangat.
Ibu, aku datang.°°°°°°°°°°°°°°°°°
Dengan kasar pria paruh baya itu menarik kamera dari dasbor mobilnya, lalu dijatuhkan bersama mobil putih yang entah bagaimana nasibnya.
Rintik gerimis hujan mengenai wajahnya yang angkuh, tapi tetap tampan. Dengan sembrono. Tiga kali mematik api itu akhirnya berhasil, lalu ia jatuhkan untuk membakar semua alat buktinya.
Tidak ada kamera CCTV di daerah ini. Tidak ada siapapun kecuali dirinya dan penganggu yang ia yakin tak berdaya yang sudah ikut terbakar bersama mobilnya.
Senyum tipisnya tersungging, "sampaikan salamku pada Ibumu ya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Coloring My World!
JugendliteraturSajana Bahari, gadis ENFP yang bucin dengan teman masa kecilnya Nabastala Aksarana. Sayangnya Atala alias Nabastala tidak cukup peka untuk sadar akan perhatian Sajana yang kadang kelewatan. Baginya Sajana hanya seperti adiknya saja, tidak lebih dari...