Nabastala membalas lambaian temannya sebelum tubuhnya resmi keluar gerbang sekolah. Merasa ada yang berbeda, dahinya mengeryit, kepalanya celingukan mencari keberadaan seseorang yang biasa menunggunya sepulang sekolah. Nabastala membuka ponselnya untuk mengecek apakah gadis itu meninggalkan pesan untuknya atau tidak, dan rupanya...tidak. padahal biasanya gadis itu akan meninggalkan pesan jika dia tidak bisa pulang bersama.
Tumben.Wait? Ngapain gue nyariin dia.
Udahlah pulang aja.
Tapi kalo dia kenapa-kenapa gimana?Lah emang gue bapaknya?
Tapi Bunda nitip-nitip tuh bocah ke gue?
Apa gue samperin ke sekolahnya ya?
Nabastala mengacak rambutnya pulang sendiri, setelah menghela napas kakinya memutuskan untuk tetap pulang.
Mungkin Sajana lagi main sama Maharani.
---------------
Kepalanya masih terasa sakit, bukan efek karena kelas matematika hari ini karena jelas dirinya sudah belum belajar matematika hari ini. Setidaknya hawa panas yang menempel tidak sepekat tadi pagi. Bayu mengerjapkan matanya mencoba mengingat kenapa ia bisa berbaring di ruangan serba putih yang ia kenal sebagai UKS."Lo ga apa-apa?" Notis Sajana melihat temannya akhirnya siluman.
Belum juga dijawab, dengan acuhnya Bayu bangun hendak meninggalkan ruangan, padahal putaran di kepalanya kembali menyergap.Mata sipit Sajana membulat kaget melihat pasien yang dijaganya satu jam lalu hendak pergi. "EH, lu mau ke mana?"
"Pulang," jawab Bayu datar. Tiba-tiba dunianya terasa berputar layaknya roller coster, Bayu bisa merasakan dirinya mulai kembali oleng, langsung saja kakinya berhenti. Bayu menekan rasa sakit kepala yang ikut-ikutan muncul.
"Tuh kan! Kepalanya sakitkan! Lagi baru siluman langsung bangun, sok-sok an sih kayak di drama-drama aja, sini minum obat dulu!" Omel Sajana menarik pergelangan Bayu pelan-pelan. Bayu yang sudah pasrah dengan kepalanya yang terus berputar-putar kembali duduk di pinggir ranjang, dengan pasrah ia menerima segelas air dan satu tablet obat yang disodorkan Sajana.
Saat Bayu meneguk obatnya, baru Sajana teringat "Eh itu sebelum minum obatnya harus mana dulu ga ya?"
"Tadi lu pingsan tadi di gudang peralatan kebersihan, kepala lu masuk ke ember yang lumutnya udah banyak itu . Chaka yang gendong bawa lu ke sini, tapi dia udah pulang duluan karena harus jaga nyokap nya yang sakit," akhirnya Sajana bisa memberikan penjelasan, walau entah kenapa malah cepat-cepat.
"Mungkin ortu lo bisa jemput lp pulang? Udah hampir jam lima ini, lo juga butuh banyak istirahat. Ga mungkinkan lo yang baru jalan beberapa langkah aja udah oleng pulang sendiri," tawar Sajana sambil berpikir mencari solusi, "atau mau pesen GoJek aja?"
"GoJek aja," balas Bayu pelan merogoh sakunya, sayangnya beda persegi panjang yang dikira bersemayam di sakunya tidak ada.
Sial HP gue masih di kelas.Seperti tahu apa yang Bayu pikirkan, Sajana mengambil ransel hitam dari bawah ranjang "Oh ini tas lo udah gue ambil, HP lo ada di dalem tas ya?"
Hei, apakah dirinya melakukan kesalahan? Kenapa Bayu merasa malu?"Thanks," gumamnya memalingkan wajah.
Bawel banget kayak emak-emak.
----------
Mungkin rasanya terlalu berlebihan, tapi melihat langkah sempoyongan manusia tinggi di depannya membuat Sajana khawatir ingin membantu menopah. Karena tahu mereka tidak dengan bahkan akrab sama sekali, Sajana memilih mengawasi langkah Bayu dari belakang. Lagipula pasti tawaran Sajana akan ditolak mentah-mentah, ditawari membawa rasanya saja ditolak.
![](https://img.wattpad.com/cover/339692276-288-k225634.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Coloring My World!
Novela JuvenilSajana Bahari, gadis ENFP yang bucin dengan teman masa kecilnya Nabastala Aksarana. Sayangnya Atala alias Nabastala tidak cukup peka untuk sadar akan perhatian Sajana yang kadang kelewatan. Baginya Sajana hanya seperti adiknya saja, tidak lebih dari...