Bab 15 : Aku mau!

7 2 0
                                    

"Kalo lu apa Jan? Lo udh tau" Tanya Maharani membuyarkan lamunan Sarjana.

Sajana mangut-mangut tersenyum malu, ia sudah tidak sabar menantikan hari pendaftaran eskul tiba.

Wajah Chaka yang awalnya tersenyum ria jadi sedikit mendung begitu melihat Bayu datang. Yang ditakuti tak sadar, tenang duduk di kursinya dan kembali melanjutkan tidurnya yang tertunda. Walau masih takut, tapi Chaka penasaran dengan keadaan Bayu mengingat kejadian kemarin sore. chaka mendekati Sajana berbisik menanyakan keadaan Bayu kemarin sore.

"Lo tanya aja sama orangnya sendiri, Bay! Dikhawatirin sama Chaka tuh! " Panggil Bayu sekaligus menjawab Chaka. Chaka yang kelabrakan takut dan malu jadi salah tingkah sendiri. Belum selesai Maharani mencerna keadaan sosok Chaka sudah menghilang dari kelas.

"Pft..," Maharani menahan tawa, tak habis pikir saking takutnya ia pada Bayu Chaka sampai terbirit kabur. Diikuti Sajana yang tertawa kecil karena melihat sahabatnya tertawa.

Bayu mengangkat kepalanya, menoleh. Tidak mendapati Chaka di kelas, kepalanya kembali tidur.

--------

Setelah guru menjelaskan materi, kelas kembali bersuara agak gaduh. Menunggu guru selanjutnya datang, Sajana menggunakan kesempatan ini untuk mengabari Nabastala kabar yang amat mengembirakan ini.

--------

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

--------

Bel istirahat sudah berdering dua menit yang lalu. Kelas hanya menyisakan beberapa murid yang belum beranjak keluar. Seorang pemuda kurus tinggi memasuki kelas XI-D-IPS langsung menarik beberapa perhatian penghuninya. Satu temannya yang sedikit lebih pendek darinya mengikuti di belakang. Temannya yang lain terlihat terengah-engah di ambang pintu, kentara sekali dahi di keringatnya Janu baru sampai dari kelasnya di ujung lantai 4 sambil berlari. Tak lupa tangannya membawa keripik ubi ungu kesukaannya.

"Hei Bay, how are you?" Ramah Raya merangkul Bayu. Bayu yang notabane nya tukang emosi tentu langsung naik pitam, apalagi mengingat kebusukan mantan sahabatnya, Bayu langsung menarik kerah seragam Raya dengan kasar. Sontak Rian langsung berusaha menengahi mereka berdua, tapi Bayu yang sudah marah padam langsung melayangkan pukulan di pipi Rian, disusul pipi Raya yang menjadi korban.

Bugh!

Kelas yang awalnya agak sepi mulai kembali ribut. Kursi-meja yang semula tersusun rapi jadi ikut berantakan terdorongterkena Raya yang terpental. Raya menyentuh pipinya yang terasa nyeri. "Apa-apaan maksud lo!"

Punggung Bayu terpentuk dinding, balasan Raya mendarat telak di pipi yang sama. Bayu tersenyum sinis, mulai menikmati permainan." Menurutnya ini barulah pemanasan.

Amarah Raya kian memuncak, dirinya bangun terburu-buru hendak mengeroyok wajah songong Bayu. Tapi tangannya tertahan. Raya menoleh kesal melihat siapa yang menahan tangannya, ternyata seorang gadis bertubuh mungil yang tak kalah menatapnya tak suka. Raya dengan berdecih menarik tanganya kembali, dan berakhir nihil. Cengkraman tangan Sajana lebih kuat. Bayu yang melihat bagaimana Raya berusaha menarik tangannya susah payah jadi teringat dirinya saat di posisi itu.

"Bocil jangan ikut campur!" Hardik Raya masih berusaha menarik tangannya.

"Yeee, ini kelas gue g*blok!" Kesal. Sajana memelintir tangan Raya ke belakang, membuat Raya merengek mengaduh sakit.

Rian berusaha membantu bosnya yang kesakitan, bukannya berhasil, ia malah kena tangannya dipelintir juga, "ini kelas buat belajar! Kalo mau berantem sana di Ring. Kan lumayan kalo menang dapet duit. Lah ini bonyok iya, dapet duit kagak! Sana kalian pergi," usir Sajana mendorong mereka keluar pintu. Janu yang terhenti makannya karena takut, tersenyum manis kepada Sajana, lalu ikut keluar kelas.

Masih dengan napas memburu kesal, Sarjana menghampiri Bayu yang baru saja duduk kembali di kursinya. Telapak tangannya memukul meja, membuat Bayu mendongak melihat muka bulat kemerahan itu menatap nyalang padanya. "Lo kenapa sih?"

Meja di depan Bayu tak segan ia tendang, bersamaan tubuhnya yang sudah berdiri menatap kesal Sarjana, "ga usah ikut campur." Lalu pergi begitu saja meningalkan suasana mencekam.

Maharani yang sejak tadi hanya memperhatikan drama dadakan ini, melingkarkan tangannya pada pundak Sajana. "Ayo, gue traktir es krim kesukaan lu."

--------

"Udah mendingan?" Tanya Maharani meneguk es kopi terakhirnya.

Sajana mengangguk masih sibuk dengan es krimnya.

Maharani mencondongkan badannya pada Sajana, mulai serius. "Lu tau kan, lu itu ga perlu ikut campur?"

Sajana menghela napas frustrasi, "I see, but I don't know why
I'm so mad and yaa... I couldn't control myself when I see what happened. Kayak lo tiba-tiba ngerasa marah banget aja gitu. "

"Gue tau, gue paham lu pasti ga suka ada percekcokan di depan mata lu. But, come on Jan. You could hold it, right?"

Sarjana mengangguk lesu, "Iya, seharusnya gue bisa tahan emosi gue. Apalagi itu bukan urusan gue." Sarjana menghela napas panjang, ia teringat perkataan Bayu tentang dirinya yang ikut campur urusannya. "Lagi-lagi gue ikut campur urusan orang lain."

Maharani mengangguk mengerti, Maharani lega sahabatnya sudah menyadari kesalahannya, tapi ia tak mau kehilangan jati diri sahabatnya. Maharani memanggil sahabatnya, mengunci tatapannya lekat, "Sifat empati lu tuh kadang terlalu tinggi, bukannya ga bagus, tapi lu perlu ngebatesin. Ga semua orang tepat dapet empati lu Jan..."

Yang dinasehati mengangguk-angguk paham, tanpa sadar es krimnya sudah habis. Gadis berambut panjang di sampingnya tersenyum lega, lalu mengacak rambut sahabatnya, membuat tatapan tajam mata sipit itu ia dapatkan.

Dua detik kemudian, tatapan polos Sajana kembali sembari melontarkan pertanyaan, "apa gue harus minta maaf ke Bayu ya?"

Maharani nampak berpikir-pikir, "gue rasa iya...tapi bukan dalam waktu dekat ini. Beri dia waktu."

.
.
.
.
.
.
.
.
.
Hei readers 🐣

Gimana kabar kalian? Semoga baik-baik aja ya🤍

Yey Maharani udh masuk lagi ya, dan dia mau berubah ngelawan traumnya. Semangat buat kalian juga yang mau berubah ke arah lebih baik🔥🔥💥

Gimana menurut kalian bab ini? Udah mulai ketahuan ya Sajana yang mungil dan terkesan cewe manis ini ternyata cukup kasar HAHAHA😈 Sama menurut kalian tuh sifat Sajana yang kadang suka ikut campur gimana? Kalo kalian punya temen yang kayak gitu kira-kira bakal ngerasa gimana? Diskusiin ini seru nih keknya^^

Dan si Bayu...emosian banget ya orangnya🗿

Siapa di sini yang gampang marah kayak Bayu? Cungg🙋‍♀️

Dan demi kesejahteraan wattpad bersama, sangat dimohonkan banget nih kalo ada kritik&saran gitu, bisa langsung komen aja ya atau DM🙇‍♀️

SARANGE SEMUAAA. SEHAT SEHAT YA🤍🤍



Coloring My World!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang