06.

155 19 22
                                    


ෆ ෆ ෆ

"Loh. Bami? kok balik lagi. Ada yang ketinggalan?" Sang Bunda yang melihat anaknya berjalan masuk dengan kedua wajah sedikit tertunduk begitu kebingungan. Padahal sejam yang lalu anaknya pergi pulang ke apartement dan sekarang malah kembali lagi 

BRAK

Suara pintu yang ditutup kasar membuat Taeyong terlonjak kaget. Dia buru-buru menyusul ke kamar anaknya. Dia hendak membuka pintu kamar Beomgyu namun ternyata dikunci dari dalam.

"Bami?" Taeyong mulai merasa ada yang tidak beres dengan sikap anaknya ini. Tapi tetap saja tidak ada balasan dari dalam sana. Sedangkan Beomgyu sudah merebahkan badannya di atas kasur dengan kepada yang terbenam ke bantal. 

"Hiks" Beomgyu kembali terisak padahal dia sudah mencoba untuk menahan tangisannya. Dia tidak mau Taeyong mendengarnya. Namun apa daya, gambaran kejadian yang dia saksikan ketika di apartment Soobin terus memenuhi otaknya. Soobin dengan seorang gadis yang beberapa kali Beomgyu lihat selalu bersama dengan kekasihnya. Dia tidak bodoh, dia menyadari kalau gadis itu menyukai Soobin dari cara dia tersenyum ketika mengobrol dengan Soobin.

"Ughh..hiks.." Pemuda manis itu menggigit bibirnya ketika merasakan sesak di dadanya. Hatinya terasa sakit ketika melihat bagaimana Soobin memegang gadis itu, begitupun sebaliknya. Kenapa? Kenapa mereka berdua melakukan itu, kenapa Soobin melakukan hal yang membuat hatinya hancur.

Tok Tok Tok

"Bam. Ini ada Soobin. Ayo buka dulu pintunya sayang" Beomgyu terdiam mendengar perkataan Bundanya barusan. Soobin di sini. Pemuda itu menyusulnya ke sini.

"Bam" Sayup-sayup dia bisa mendengar suara Soobin memanggilnya dari luar kamar. Hatinya semakin terasa sakit karena mendengar suara Soobin membuatnya kembali teringat kejadian yang dia lihat.

"Please, dengerin aku dulu, Bam. Kamu salah paham" Soobin terdengar begitu menyedihkan. Dia mengetuk pintu kamar Beomgyu berharap pemuda manis itu keluar. Sedangkan Beomgyu mengeratkan pelukan di bantal sambil meremas dadanya karena dia kembali terisak. Kenapa dia kembali teringat di masa lalu saat Soobin bersama dengan Lia. Saat Soobin dengan dingin menolaknya dan menyuruhnya menjauh. Dia takut. Takut jika Soobin kembali seperti dulu dan meninggalkannya.

Sementara itu Soobin yang ada di luar kamar menyederkan badannya ke pintu kamar. Dia tidak tahu harus berbuat apa karena Beomgyu benar-benar menghindarinya. Dan sekarang Beomgyu tidak mau keluar dari kamarnya. 

"Bam, please"  Ucapnya dengan suara bergetar. Dia tidak berhenti merutuki dirinya yang begitu bodoh hingga membuat kekasihnya salah paham dan menghindarinya.

"Bin. Sebaiknya biarin dia dulu. Mending kamu bicara sama Bubu. Jelasin kenapa kalian kayak gini" Taeyong menepuk pundak Soobin dan mengajaknya turun ke ruang tengah. Di sana ternyata ada Jaehyun yang baru kembali dari luar.

"Loh. Kok ada Soobin di sini?" Tanyanya heran, sementara itu Taeyong pergi untuk mengambil minuman.

"Apa kabar kamu?" Tanya Jaehyun duduk di depan Soobin. Si Ayah belum menyadari apa yang sedang terjadi.

"Baik kok, om" Jawab Soobin namun terdengar tidak bersemangat dan masih memikirkan Beomgyu.

"Nih, minum dulu. Kamu kayaknya buru-buru ya ke sini" Taeyong meletakkan secangkir teh di meja, Soobin meminumnya sedikit dan kembali menaruhnya di atas meja.

"Jadi, ada apa?" Tanya Taeyong membuat Jaehyun mengerutkan keningnya.

"Ada apa sayang?" Tanya Jaehyun sementara Taeyong menatap suaminya lalu menatap Soobin yang tertunduk.

REDAMANCYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang