10. The Finale

131 18 24
                                    




ෆ ෆ ෆ


Sebuah mobil sedan hitam terparkir tak jauh dari pantai. Sang pemilik mobil itu baru saja turun dan memandang sekeliling. Sepi. Pikirnya.

Tangannya merogoh saku celananya. Dia mengecek ponselnya, membaca ulang pesan masuk yang satu jam lalu dia terima. Setelah itu dia kembali memasukkan ponsel itu kedalam saku celananya lalu mulai berjalan menuju pantai yang sore itu terlihat sepi.

Dia bisa merasakan angin yang berhembus menerpa rambut hitamnya. Suara desir ombak yang bisa dia dengar seiring dia berjalan semakin dekat ke arah pantai. Langit yang kini berwarna jingga membuat pemandangan di depannya terlihat semakin indah. 

Matanya menatap lekat pada sosok yang berdiri menghadap pantai. Sosok itu terlihat termenung tanpa mempedulikan kakinya yang basah terkena terpaan ombak. Angin yang berhembus pelan membuat helaian rambutnya bergoyang pelan. Sungguh indah. Bahkan hanya punggung sosok itu yang dia lihat, dia tetap memuji sosok itu.

Dengan perlahan dia berjalan menghampirinya. Hingga kini jaraknya hanya beberapa langkah saja. 

"Beomgyu" Panggilnya pelan namun sosok itu bisa mendengarnya. Ia pun berbalik padanya, matanya sedikit membulat ketika menemukan dia berdiri di depannya.

"Kak-

GREP

Dia langsung memeluk sosok di depannya. Menenggelamkan kepalanya di ceruk leher milik pemuda bernama Beomgyu. Menghirup wangi yang dia amat rindukan.

"Kak Soobin" Panggilnya dengan suara pelan dan terdengar bergetar.

"Iya, sayang. Ini Kakak" Soobin, pemuda yang memeluk Beomgyu menyahut pelan. Dia lalu sedikit meregangkan pelukannya. 

Soobin bisa melihat jelas wajah Beomgyu, kekasihnya. Wajah manisnya itu, kedua mata indah yang selalu menatapnya dengan penuh cinta, bibir yang selalu tersenyum manis kepadanya. Soobin benar-benar merindukan semua itu. Dia merindukan Beomgyu hingga membuat dadanya sesak. 

"Sshh. Don't cry, Bam. Maaf aku lama" Soobin menangkup wajah Beomgyu begitu air mata itu turun membasahi pipi pemuda manis itu.

"Aku...Aku takut..." Ucap Beomgyu masih dengan suara yang bergetar. Soobin yang mendengarnya menjadi sangat bersalah. Dia kembali menarik Beomgyu ke pelukannya dan membisikkan kata-kata penenang yang biasa selalu dia lakukan.

"It's okay. I'm here. Maaf Kakak bikin kamu nunggu. Semua udah selesai. I did it, I won. Kita akan terus bersama. You and I. No one can seperate us" Soobin mengusap punggung Beomgyu sembari memberikan kecupan di kepalanya. Dia bisa merasakan kemeja yang dia pakai basah karena Beomgyu masih menangis.

Mereka tetap seperti itu untuk beberapa menit hingga tangisan Beomgyu berhenti. Beomgyu mendongak menatap Soobin yang ternyata sudah menatapnya sejak tadi.

"Thank you, Kak" Ucapnya sambil menatap wajah Soobin.

"Makasih udah berjuang untuk aku, untuk kita berdua. Aku sayang kamu, Kak. I love you so much" Lanjutnya dengan senyuman manis yang kini terukir di wajahnya.

"Aku juga sayang kamu, Bam. I love you more than anything. You are my Finale" Kata Soobin membalas senyuman Beomgyu. Keduanya saling bertatapan hingga Soobin mengikis jarak di antara mereka hingga kini kedua bibir mereka bertemu. 

Soobin memeluk erat Beomgyu, membuat tidak ada jarak lagi di antara mereka berdua. Beomgyu membiarkan Soobin memangut bibirnya, tangannya yang kurus melingkar di leher Soobin. Pemuda manis itu memejamkan kedua matanya, menikmati  setiap cumbuan yang Soobin berikan di bibirnya.

REDAMANCYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang