07.

150 20 29
                                    


⚠️ Contains mature content. Blood. Harsh words.



ෆ ෆ ෆ

Soobin terduduk lemas di sofa ruang tengah bersama dengan Kai. Kepalanya tertunduk dengan kedua tangan terkepal erat. Kai yang duduk di depannya memandangnya dengan tatapan khawatir.

"Kak. Are you okay?" Walaupun dia sudah tau kalau sahabatnya itu sedang tidak baik-baik saja. Soobin mengangkat kepalanya dan menatap Kai.

"I still can't believe this" Ucapnya dengan nada lirih. Tentu saja Soobin masih bingung dengan apa yang sedang terjadi. Pagi ini dia terbangun dan menemukan kalau kekasihnya sudah tiada dan sudah 4 tahun berlalu. Apakah ini benar-benar masuk akal setelah bertahun-tahun dia menghabiskan waktu bersama Beomgyu dan tinggal bersama pemuda manis itu.

Ya, baginya sekarang ini mimpi. Pasti mimpi, tidak mungkin Beomgyunya pergi meninggalkan dia. 

"Kak..." Kai semakin sedih melihat Soobin masih menolak kenyataan kalau Beomgyu sudah tiada. Dia selama ini selalu memperhatikan Soobin yang bertingkah seolah-olah Beomgyu masih ada. Ketika dia mencoba menyadarkan Soobin pasti pemuda itu akan marah dan malah menuduhnya mangada-ngada.

"It's just a dream. Aku yakin ini cuma mimpi" Gumam Soobin dan tentu masih bisa didengar oleh Kai. Dia tiak tahan melihat Soobin masih saja menyangkal akan kepergian Beomgyu.

"Stop, Kak. Kamu ga bisa gini terus. Ayo" Kai berdiri dari duduknya dan mengajak Soobin untuk ikut dengannya. Soobin memberikan tatapan penuh pertanyaan.

"I'll show you something that can make you realize it isn't a dream" Katanya dengan nada serius.


ෆ ෆ ෆ


Di sinilah mereka berdua, berdiri di depan sebuah batu nisan bertuliskan nama seseorang. Nama yang dia selalu kagumkan, nama yang selalu memenuhi benaknya. Nama milik seseorang yang mengisi hatinya selama ini.

Choi Beomgyu

"Lihat, Kak. Kak Bomu udah gak ada. Dia udah tidur selamanya di sini" Kata Kai dengan suara sedikit bergetar menahan tangis. Sedangkan Soobin diam saja, matanya masih memandangi gunukan tanah itu. Di benaknya kembali terulang kejadian yang sudah dia coba lupakan. Kejadian di mana dia membuat Beomgyu menangis dan pergi. Kejadian di mana dia berlari menuju rumah sakit dan menemukan Beomgyu tidak terselamatkan. Kejadian di mana dia menyaksikan peti berisikan sosok yang dia rindukan dikubur.

Soobin meremas dadanya begitu merasakan sakit dan sesak di sana. Nafasnya tercekat bersamaan dengan air mata yang mengalir membasahi pipinya. Sakit, benar-benar sakit. Soobin tidak kuat merasakan sakit di dadanya hingga dia terduduk di tanah, di depan kuburan Beomgyu. Air matanya terus berlinang hingga jatuh membasahi tanah kering.

Kai memandangi Soobin dengan tatapan sedih. Dia juga sama sakitnya seperti Soobin, hatinya selalu sakit ketika dia menunjungi tempat ini. Padahal dia sudah berusaha mengikhlaskan kepergian Beomgyu tetapi tetap saja dadanya sesak ketika dia teringat kenangan saat mereka bersama.

"Kak Soobin harus bisanerima kalau Kak Bomu udah pergi. Ini udah empat tahun dan Kakak ga bisa hidup seperti ini" Kai berusaha menyadarkan Soobin agar pemuda itu tidak terus-terusan bersikap seolah Beomgyu masih ada. Bahkan dia sempat menuruti Soobin ketika pemuda itu bilang ingin memberikan kejutan untuk Beomgyu dan berujung dengan kesedihan.

"I'm sorry. I'm sorry I was wrong. Ini semua salah aku. Aku yang buat dia pergi" Soobin mulai menyalahkan dirinya lagi. Ini lah kenapa Kai sebenarnya tidak ingin membawa Soobin kesini, karena dia tidak mau membuat sahabatnya itu terus-terusan menyalahkan dirinya sendiri akan kematian Beomgyu.

REDAMANCYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang