BAB 33 : Jatuh

7.9K 446 16
                                    

Hari demi hari telah berlalu. Hubungan Gralecia dengan sahabat sahabat lamanya semakin akrab. Selain itu mereka juga akrab dengan teman dekat Gralecia.

Mereka sering bermain atau pergi jalan-jalan bersama. Walaupun hanya sekedar nongkrong di warkop pinggir jalan.

Hari ini, kelas Gralecia sedang pelajaran olahraga. Ada ujian tes permainan bola basket.

Kelas Gralecia kebagian lapangan outdoor yang berada dekat dengan lapangan upacara dan juga dekat dengan kelas IPS.

Sejak tadi guru olahraga memanggil dua siswa untuk bertanding. Siapa yang mencetak poin yang banyak dalam waktu tujuh menit, mendapatkan nilai yang bagus sedangkan yang kalah melakukan ujian tulis Minggu depan.

Kini giliran Gralecia, ia melawan Gio. Gralecia dan Gio maju ke tengah lapangan.

"Lo siap siap ujian tulis aja, gue anak basket pasti menang lawan lo," ucap Gio

"Dih, kita buktiin siapa yang ikut ujian tulis Minggu depan," ucap Gralecia

Guru tersebut melempar bola basket ke atas. Dan permainan pun dimulai.

Bola didapatkan oleh Gio, ia mendribble bola ke arah ring Gralecia. Gralecia mengejar bolanya dan mendapatkan nya.

Gralecia memang tidak jago bermain basket, tapi ia tau teknik dan taktik bermain basket. Wajar saja, saat SMA dulu ia selalu ikut Arga eskul basket.

Waktu sudah berjalan lima menit. Poin Gralecia lebih unggul dua dari Gio. Gralecia melakukan shooting dan bola masuk ke dalam ring.

Di tepi lapangan, Zalfa dan Faradiba berteriak heboh melihat Gralecia mencetak poin. Gralecia terus berlari, berusaha melindungi bola nya dari Gio yang terus mengejarnya.

Kaki Gio tak sengaja menginjak belakang sepatu Gralecia, sehingga Gralecia terjatuh. Kedua lutut kaki dan siku tangan kanannya terluka.

Permainan selesai dengan Gralecia yang lebih unggul tiga poin dari Gio. Zalfa dan Faradiba berlari mendekati Gralecia yang tersungkur di atas semen lapangan.

"Aws sakit."

"Cia, sorry banget gue gak sengaja," ucap Gio

Gio membantu Gralecia untuk bangkit dan berjalan ke tepi lapangan.

Gio mendudukkan Gralecia di bangku tepi lapangan. Zalfa dan Faradiba duduk di samping Gralecia.

"Sorry banget ya Cia," ucap Gio, ia benar benar merasa bersalah.

"Gak papa, santai aja," ucap Gralecia

"Mau gue anter lo ke UKS?" Tawar Gio

"Gak usah, nanti juga sembuh sendiri," tolak Gralecia

Gio menyiram luka Gralecia dengan air minumnya. Agar lukanya tidak infeksi, karena Gralecia tak ingin pergi ke UKS.

"Nanti kalo di markas, gue dimarahin ka Arga gimana?" Tanya Gio

Fyi Gio termasuk anggota Xlovenos Jakarta, anak buah Gralecia.

"Lo tenang aja. Kalo dia marahin lo bilang aja sama gue," jawab Gralecia

"Lo yakin gak mau ke UKS?" Tanya Gio dan dijawab gelengan oleh Gralecia.

"Kalo gitu gue gabung sama yang lainnya yaa."

Gralecia lagi lagi mengangguk. Gio kembali bergabung bersama teman kelas laki laki yang lainnya.

Sebenarnya lukanya terasa sangat perih. Ya iyalah, ia jatuh ke atas semen pasti perih banget.

"Cia, mau gue bawain obat merah gak?" Tawar Zalfa

"Gak usah Zal."

"Tapi takutnya lo infeksi," ucap Faradiba

Zesya To GraleciaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang