Arc Akademi - III. Reuni Dua Pihak

53 10 0
                                    

Aku menghela nafas panjang selepas mengucapkan pidato singkat. Sungguh singkat.

Mari lakukan yang terbaik dan membuat kenangan bersama-sama sampai kelulusan.

Apa-apaan itu. Apa itu pantas disebut sebagai pidato? Selama ini aku selalu merencanakan sesuatu. Tapi ini.. Hah...

"Kenapa wajahmu kusut?" tanya Cain saat dia mengantarku ke ruang kepala sekolah untuk membicarakan sesuatu. "Apa tentang pidato tadi? Kau tampak terkejut."

Wow. Bocah ini sadar rupanya.

"Bukankah keren menjadi pusat perhatian? Tahun lalu aku melakukannya juga."

"Wow. Tapi kenapa, kau kan nggak pintar?"

Nggak mungkin bagimu juara satu.

Dia tampak terganggu dengan ucapanku. "Tentu saja karena aku pangeran mahkota. Lagipula aku kan tidak ikut ujian."

"Huh? Kau langsung masuk tanpa ujian?" tanyaku heran.

Memang dia tidak membicarakan apapun soal ujian. Aku juga baru menyadari kejanggalan ini.

"Kenapa aku harus meminta izin untuk memakai milikku sendiri?"

"Apa...?"

"Akademi ini hadiah ulang tahun ayah saat aku dua belas tahun. Aku nggak butuh ujian kalau mau masuk."

Aku menatapnya tanpa ekspresi. Apa bocah ini menganggap akademi ini sama dengan salahsatu properti di kamarnya?

Tapi kalau mengingat raja yang bahkan nggak ragu memberi sebuah wilayah pada bocah sepertiku. Aku mengerti mereka memang ayah dan anak.

Hm, kalau gitu siapa yang jadi juara pertama?

"Putri Aeselyn."

Aku langsung mencari asal suara itu saat pertama kali mendengarnya. Aku memang terbiasa dipanggil putri oleh pelayan lainnya. Tapi ini akan jadi sejarah aku dipanggil putri oleh bangsawan lain meski aku bukan seorang putri. Ini adalah perngakuan secara De Jure!

Oh~

Aku sampai melupakannya karena terlalu fokus dengan diriku sendiri.

"Saya sudah mencari Anda selama ini. Saya tidak menyangka kalau Anda lebih muda dari saya."

Suara lembut itu membuatku tak henti takjub. Bocah kecil yang imut itu telah tumbuh menjadi laki-laki yang luar biasa.

Lihat bagaimana caranya memandang dengan mata emas yang lembut dan menyorotkan keramahan. Lihat juga suaranya yang halus bak suara lullaby. Tokoh utama memang harusnya seperti ini. Pemilik rambut perak yang murni—Niels Axelsen "Saya sangat terkejut saat tahu yang berdiri menggantikan saya di acara penyambutan adalah orang yang selama ini saya cari."

Sampai sekarang pun dia masih menggunakan bahasa formal. Tapi wah, wah, aku tidak bisa menghilangkan rasa takjubku.

"Walau saya sudah mendengar nama Anda saat dipanggil tadi. Saya ingin mendengarnya secara langsung."

Niels mengulurkan tangannya.

"Perkenalkan saya Niels Axelsen."

Saat dia mengulurkan tangan. Itu mengingatkanku saat aku mengulurkan tanganku di masa lalu. Sudah lama sekali. Tenyata dia masih mengingatku ya?

"Saya Aeselyn Scarlesha." sambutku lalu kami saling berpengangan tangan berkenalan.

Tepis!

—!?

"Daritadi aku bicara dan nggak ada yang menanggapi. Ternyata kau malah ada disini ya." Cain menepis tangan kami cepat-cepat lalu menarikku menjauh dan memandang Niels intens.

"Apa yang membuat kalian punya izin saling bicara?"

Apaan bocah ini. Raja ditaktor saja nggak bakal mempermasalahkan orang lain berkenalan tahu.

"Apa kalian saling kenal?" tanya Cain memandangku dan Niels berurutan.

Ada apa dengan bocah ini. Apa kalian sudah menjadi rival? Kalian bahkan belum lima belas tahun. Jangan melenceng dari cerita dong.

"Tentu saja. Bagaimana mungkin saya melupakan seseorang yang selalu mengulurkan tangannya sejak dulu?" Niels menarikku di sisinya, lalu tersenyum.

"Oh ya? Sejak kapan?" Sekarang giliran Cain yang menarikku ke sisinya.

"Seingat saya saat saya berusia empat tahun?"

Niels menarik. Cain balas menarik. Lalu aku bisa merasakan petir yang menyambar dari kedua sisi mereka.

Um, halo? Apa mereka lupa aku makhluk hidup dan bukannya barang?

Aku harus melarikan diri.

Seseorang—

"Monia!"

"Uh? Aku bukan—??"

"Kita sekelas kan? Ayo ke kelas!"

Aku melarikan diri saat mereka sedang menatapku dengan pandangan aneh. Aku nggak mau tahu apapun, jadi selamat tinggal masalah.

***

19.04.23

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 18, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

I'm not A Princess, But...Where stories live. Discover now