Arc Konflik Internal - IV. Bukti

225 39 1
                                    

Aku menatap pasrah pada nasib hidupku.

Walau aku agak lupa ceritanya, tapi garis besar dari hidupku benar-benar malang dan sial. Setidaknya itu yang kuingat dalam novel. Sebulan saja dan itu cukup membuatku harus menerima kenyataan bahwa ini dunia novel yang kubaca.

Kesimpulan paling singkat yang kudapatkan setelah sebulan berpikir dan mencari bukti adalah 'aku akan mati jika masih berstatuskan pelayan'. Dan mengganti status pelayan nggak segampang ngejahilin bocah pangeran itu. Apa aku minta Rosetta saja ganti kasta ya?

Disebutkan Rosetta tidak naik pangkat kasta meski memenuhi kriteria bangsawan karena mencintai statusnya sebagai pelayan kerajaan. Makanya walau bukan bangsawan, Rosetta tetap dihormati bangsawan lain. Tapi walau mengubah kasta juga, nggak ada jaminan jalan ceritanya bakal berubah.

Hah, bocah pangeran sialan itu. Gimana bisa bocah sepolos dan sebodoh dirinya bakal jadi berdarah dingin nantinya. Memangnya sifatnya agak menyebalkan, tapi nggak kepikiran kalau masa depannya bakal suram begitu.

Semisalkan aku bunuh, aku tetap bakal mati nggak ya? Nggak ada jaminan. Bisa-bisa raja kejam itu langsung tahu dan mengeksekusiku di tempat.

Semisalkan aku merubah jalan ceritanya lebih jauh, bisa-bisa aku malah nggak sanggup memprediksi selanjutnya. Karena nggak ada cerita di novel yang menjelaskan bagian yang kujalani ini. Apa aku biarkan saja semuanya berjalan seperti semula?

Ya. Kayaknya lebih bagus begini. Bakal lebih gampang mengubahnya nanti. Masih ada sebelas tahun sebelum hari pembantaian pelayan.

Untuk sekarang mending aku jalani sebaiknya dulu. Omong-omong kalau masalah utamanya di bocah pangeran itu, malah lebih gampang buatku mengatasinya kan?

Aku juga udah tahu beberapa masalah yang akan muncul di kerajaan ini, kayaknya aku bisa membantu sedikit.

Kalau aku bisa mencegah kematian raja dan ratu? Apa aku bisa mencegah kematianku juga? Hm, aku punya waktu sembilan tahun lagi.

Gyahhh!! Kalau saja aku bisa kabur dari tempat ini!!

Tunggu. Itu ide yang bagus. Ya... Kalau saja aku tidak ingat tentang raja sialan yang usianya lebih muda dariku itu.

***

"Putri Aeselyn, apa Anda akan ke istana utama lagi?" tanya Ruli saat memakaikanku pakaian.

Iya sih, aku selalu kesana terus sebulan ini. Kalau cuma bergantung pada bukti tulisan, bisa-bisa aku mengabaikan kenyataan. Kalo gitu hari ini rencanaku selanjutnya adalah penyusupan!

"Nggak, Luli. Aesel mau bermain dengan Luli saja."

"Oh, aku sangat senang mendengarnya. Tapi sayang sekali, hari ini aku punya banyak pekerjaan." Ruli menghela nafasnya kecewa.

Aku tahu kok. Makanya kupilih hari ini.

"Kalo gitu Aesel mau main di kamar. Aesel bakal ngegambar Luli!" semangatku ala-ala anak lima tahun.

"Wah, Putri Aeselyn pintar menggambar ya? Aku sangat menantikannya."

Aku tersenyum. Kalo gini, Ruli nggak bakal curiga kan semisal aku nggak keluar kamar seharian?

Yak! Aku memang jenius.

***

Dengan ini penyusupanku sudah sempurna. Aku sudah menyusup ke lima istana utama.

Nggak jauh beda dengan yang ada di penjelasan buku Kerajaan Noir. Tapi kalau dalam cerita The Lost Heart, tempat ini sama sekali nggak terjamah di novelnya. Penulisnya bener-bener nggak niat.

Istana Pusat adalah tempat untuk rumah utama keluarga inti kerajaan. Ini tempat yang dihuni oleh Raja, Ratu, serta anaknya.

Istana Barat adalah tempat untuk keluarga inti kerajaan sebelumnya. Yaitu mantan raja dan mantan ratu. Aku nggak tahu kenapa tempat ini kayak nggak bernyawa. Tapi kayaknya penghuni disana sangat damai. Tentu saja sulit buat masuk karena banyak pengawal.

Istana Utara adalah istana tempat diadakannya acara-acara jamuan seperti pesta ulang tahun kerajaan, debutante keluarga bangsawan. Intinya acara-acara bangsawan. Kalau mengingat pertama kalinya aku menyusup, tempat itu sangat ramai dan banyak orang disana. Aku jadi penasaran gimana kabar bocah cengeng itu yang dulu pernah kutemui.

Istana timur adalah istana untuk urusan diploma, pertemuan-pertemuan antar bangsawan yang membahas masalah kerajaan. Tapi anehnya, aku jarang melihat hal ini diadakan. Apa raja nggak mempercayai bangsawan manapun? Ya, ini keputusan bijak sih. Dalam salah satu bab ada penjelasan kalau beberapa bangsawan bukannya membantu rakyat tapi malah sibuk menambah hartanya.

Istana selatan adalah istana terakhir yang kunjungi. Aku nggak tahun ini tempat apa. Dalam buku juga nggak ada penjelasan. Tapi anehnya tempat ini punya banyak bunga lebih daripada yang di Utata dan nggak ada pengawal sama sekali mirip dengan istana pusat. Hanya ada beberapa pelayan, itupun segera pergi selesai pekerjaan mereka. Apa nggak ada yang menghuni ya?

Dubrak!!

????????

Apa yang barusan membuatku tersandung?

Aku mengelus kepalaku dan langsung duduk dari posisi jatuh. Tetapi menyadari ada seseorang yang kutimpa dibawahku membuatku langsung bertukar pandang padanya.

Oh.... Aku akrab dengan wajah dan mata emas itu.

***

11.12.20

I'm not A Princess, But...Where stories live. Discover now