15

24K 1.9K 209
                                    

Seketika Haechan tertawa hambar saat melihat sebuah berita milik penggemar besar NCT

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seketika Haechan tertawa hambar saat melihat sebuah berita milik penggemar besar NCT.

"Apa ini? Berita dating?!" tanya Haechan yang masih tertawa sumbang.

"Michyeosseo, Hyung?" tanya Jisung yang baru saja berjalan di depan Haechan.

Haechan tertawa sinis.

"Ya! Aku gila! Kau benar, Jisung!" jawab Haechan.

"Lebih baik Hyung ikut saja dengan kami untuk keluar makan malam di restoran berbintang lima. Salah satu staf mengadakan party anniversary pernikahan dengan istrinya," jelas Jisung.

Haechan menatap Jisung dengan datar, membuat Jisung dengan refleks bergidik ngeri saat melihat tatapan mata datar Hyung-nya itu.

"Pergi lah. Aku akan di sini. Aku tak lapar. Katakan saja ucapan terima kasihku atas undangan itu," jawab Haechan.

"Tapi-"

Jisung mengatupkan bibirnya saat Haechan dengan segera pergi meninggalkan dirinya tanpa menunggu lanjutan ucapannya.

Jisung mendengkus, lalu berjalan menuju ruang tamu dorm Dream untuk bertemu dengan Hyung-Hyung nya yang lain.

"Dimana Haechan?" tanya Jeno karena tak melihat Haechan disamping Jisung.

"Haechan Hyung bilang kalau dia tak ikut serta," jawab Jisung.

"Huh ... Wae?" tanya Renjun.

Jisung bergidik.

"Haechan Hyung sepertinya sudah gila. Dia tadi memainkan ponselnya sambil tertawa sendiri. Seperti pemeran antagonis di satu cerita," jelas Jisung sambil menggelengkan kepalanya dengan pelan.

"Harusnya Haechan pergi. Staff sudah dengan senang hati menyewa resto berbintang untuk kita. Dia benar-benar tidak menghargai staff!" sahut Mark dengan sikap ketuanya.

Dengan segera Mark berjalan menuju kamar Haechan, tak ada yang ditempati anak itu menyendiri selain di kamar mereka.

Mark berjalan masuk ke dalam kamar tanpa mengetuk pintu atau aba-aba, lalu dengan segera dia berdiri di samping Haechan yang tengah berbaring di atas kasur sambil bersandar pada dashboard ranjang dengan ponsel di genggamannya.

"Lee Donghyuck! Kau tak menghargai tawaran undangan staff!" marah Mark.

Haechan terdiam.

"Lee Donghyuck! Apa kau tak mendengarkan aku?! Staff sudah berusaha untuk membuat kita nyaman dengan undangannya dan kamu lebih memilih berbaring sambil bermain ponsel. Apa kau tak tahu menghargai seseorang?" tanya Mark.

Haechan tersenyum tipis, lalu perlahan mengangkat pandangannya tanpa mengubah posisi ponsel pada genggamannya.

"Sejak kapan kau belajar cara menghargai seseorang?" tanya Haechan.

Mark mengerutkan keningnya dengan sebelah alis terangkat saat mendengarkan jawaban Haechan.

Haechan meletakkan ponselnya di atas meja, lalu dia tersenyum tipis ke arah Mark.

"Kutanya sekali lagi ... Sejak kapan kau belajar cara menghargai seseorang?" tanya Haechan tenang.

"Hyu-"

"Jangan mengajarkan seseorang cara menghargai orang lain kalau kau saja tak menghargai orang lain, Minhyung!" potong Haechan.

Mark mendelikkan matanya saat mendengarkan ucapan Haechan.

Haechan memanggilnya dengan sebutan Minhyung.

"Kau kenap-"

Mark mengatupkan bibirnya saat Haechan dengan keras melempar ponselnya tepat mengenai wajahnya, membuat Canadian boy itu menggeram rendah menahan amarah.

"Kau kurang ajar denganku?!" tanya Mark.

"LEBIH KURANG AJAR MANA! KAU ATAU AKU MINHYUNG?!" balas Haechan berteriak.

Haechan meraih ponselnya, lalu membuka berita dating Mark yang tadinya dia lihat.

"LIHAT DENGAN MATA KEPALAMU SENDIRI BAJINGAN! KAU DATING DENGAN ARIN!" bentak Haechan.

Mark kaget saat melihat berita itu.

Haechan tertawa sumbang.

"Hahaha! Sudah kuduga kalau hanya aku yang mencinta disini. Kau hanya menerimaku karena dasar kasihan ... Miris..." lirih Haechan.

"Hyu-"

"Apa tawaran mu beberapa hari yang lalu masih berlaku, Hyung?" potong Haechan cepat dengan mata menatap kosong ke arah depan.

"Tawaran yang ma-"

"Bersikap lebih intens dengan member yang lain," potong Haechan sambil tersenyum menyeringai.

Mark terdiam.

"Hy-"

"Uli gwangyeleul keutnaeja," potong Haechan.

"MICHYEOSSO?!" teriak Mark.

Haechan menatap Mark datar.

"Kau yang gila!" sinis Haechan.

Haechan berjalan menjauhi Mark, lalu dengan segera dia meraih ponselnya.

"Yakh! Ingin kemana?!" teriak Mark.

Haechan tak perduli dan memilih untuk tetap berjalan pergi tanpa perduli dengan Mark.

Mark mengejar Haechan, sedangkan Haechan terus berjalan dengan hati sesak dan mata sayu.

"Kau ingin kemana, Haechan?" tanya Renjun saat melihat Haechan tampak terburu-buru.

"Hyuck-"

Suara Mark teredam karena Haechan yang langsung menggunakan airpods-nya.

Dengan kasar Haechan meraih kunci mobil perusahaan yang memang sengaja digantung disamping akuarium. Maksudnya, agar member lebih mudah menggunakan mobil perusahaan bila ada keperluan mendadak.

Dengan cepat Haechan menancap gas mobilnya, membuat semua member diam dan juga membuat Mark kalut.

"Astaga! Apa yang terjadi?!" tanya Chenle kaget.

Mark menggelengkan kepalanya dengan cepat.

"Tidak ... Aku tak akan mengakhiri hubunganku dengan Donghyuck," batin Mark frustasi.

"Sebenarnya, apa yang terjadi, Hyung?" tanya Jaemin penasaran.

"Aku tidak tahu, tiba-tiba ada berita dating tentangku menyebar," jawab Mark.

"Wow! Akan sangat rumit. Haechan Hyung terlihat begitu emosi tadi," jawab Jisung.

Mark mengacak-acak rambutnya dengan begitu frustasi.

"Jadi, apa yang akan kau lakukan?" tanya Jeno.

"Kau harus bersikap profesional, Hyung," sahut Renjun.

Mark menghela napas panjang dan mulai mengatur deru napasnya yang tak beraturan.

"Kita akan ke resto. Urusan Haechan belakangan. Aku yakin kalau dia akan ke dorm Ilichil. Dia tak punya tujuan lain selain di dorm Ilichil," jawab Mark memutuskan.

Semuanya mengangguk, lalu mereka menggunakan mobil perusahaan yang lainnya.

"Haechan-ah ... Mianhae..." batin Mark lirih.

- 🎙️🎙️🎙️ -

Baby Don't Like It | MarkHyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang