part 03

1 0 0
                                    

___WAITING FOR A CHANGE___

By: InsideTNL

Genre: Non Fiksi

Description: disalin dari buku harian

Author: TNL

"Perjalanan yang melelahkan masih teramat panjang.
Masih banyak waktu yang tersisa.
Keyakinan diri kembali dipertanyakan.
Apakah hingga saat ini masih dengan setia menunggu datangnya perubahan?"

Part: 03

_______

Juli-12-2020

     Kamarku kotor sekali dan aku harus segera membersihkannya.
Tapi dengan kondisi yang seperti ini, mungkin aku harus melakukannya dengan sangat hari-hati dan pelan-pelan.
Aku tidak bisa memikirkan hal lain.
Aku hanya terus berfikir tentang penyakitku dan tentang diriku.
Setiap kali Gerdku kambuh, aku bukan hanya harus berjuang keras untuk pulih.
Tapi juga bertahan sekuat tenaga dari perasaan sedih dan takut yang menyerangku tanpa ampun.
Kalau saja seo jin dapat sedikit memahami bahwa kesedihan itu bukanlah sesuatu yang dapat didatangkan ataupun dicegah sesuka hari.
Ia adalah bentuk reaksi dari suatu peristiwa yang dialami.
Karna jiwa manusia itu benar-benar seperti aurora di kutub.
Penuh semangat dan gairah dalam hidup.
Penuh kebahagiaan, kesedihan, luka, penderitaan, kedamaian, kerinduan, cinta, dan lainnya.
Semua menyatu dalam pendar cahaya yang menari begitu liar dan tak terkendali.
Dan manusia tidaklah bisa memilih ingin merasakan yang mana, ataupun membuang yang mana.
Kalau saja seo jin bisa memahami, maka mungkin ia takkan menyakiti perasaanku hingga sejauh ini.

______

Juli-13-2020

     Setiap pagi aku selalu bersyukur karna aku masih terbangun dalam keadaan hidup.
Sekarang aku menyadari setiap detak jantung dan setiap hembusan nafas adalah hal yang sangat berharga.
Bentuk kasih sayang tuhan yang nyata.
Dimasa lalu aku adalah seorang yang sombong dan tak tahu bersyukur.
Dan saat ini aku merasakan bagaimana sulitnya menjalani hidup dalam ketidakpastian.
Aku ingin tahu, apakah dimasa depan aku masih bisa dan punya kesempatan untuk menjalani hidup yang normal?
Dengan keadaanku yang seperti ini, aku nyaris tak memiliki gambaran apapun tentang masa depanku.
Yang dapat kulakukan hanya berusaha menjalani hidup semampuku untuk hari ini.
Lima tahun yang lalu aku begitu bebas dan bahagia.
Dan lima tahun kemudian aku berubah menjadi kesepian dan jatuh sakit.
Aku terlena ditengah padang ilalang.
Berlarian penuh semangat hingga terjatuh dan kehilangan arah.
Dan baru kusadari begitu aku terbaring di atas tanah.
Hidupku terlalu naif.
Aku mudah sekali terperosok.
Dan hingga kini aku masih berjuang untuk bangkit.

______

Juli-13-2020

      Hari ini sungguh luar biasa!
Tiba-tiba saja seo jin datang.
Ia menyapaku dengan gembira.
Selama sekitar satu jam aku mengobrol dengannya dikamarku.
Seo jin juga memperlihatkan hp barunya.
Itu sangatlah bagus.
Seo jin juga terlihat lebih sehat.
Terus terang saja aku bahagia bisa bertemu lagi dengannya.
Setelah melihat seo jin barulah kusadari betapa aku sangat merindukan masa-masa penuh kebahagiaan pertemanan kami beberapa tahun lalu.
Namun saat melihat seo jin pula aku menyadari bahwa kasta kami semakin berbeda.
Seo jin begitu sehat.
Ia penuh semangat dan punya tujuan yang pasti.
Sedangkan aku masih tertatih-tatih berusaha untuk bangkit.
Bukan salahnya seo jin jika ia tak bisa memahami keadaanku.
Karna ia memang tak tahu seperti apa rasa sakitku.
Aku harus berbesar hati menerima semua ini.
Seo jin bukannya berlari meninggalkanku, tapi akulah yang terjatuh dan tak lagi bisa berjalan beriringan langkah dengannya.
Melepaskan seo jin dan membiarkannya hidup bahagia adalah hal yang sudah seharusnya kulakukan.
Aku harus berhenti bersikap egois dengan terus mengharapkan seo jin mau berempati dan memahami keadaanku.
Dari hatiku yang terdalam aku tak pernah ingin berpisah dengannya.
Aku ingin ada lebih banyak waktu untuk persahabatan kami.
Dimana aku dan seo jin bisa saling berbagi kebahagiaan sebagai fans BTS.
Aku tidak ingin ditinggalkan.
Aku tidak ingin kesepian.
Namun pemikiran egois seperti itu sudah pasti salah.
Seo jin berhak menemukan dan membangun persahabatan dengan teman baru saat aku sudah tak lagi sanggup mengiringi langkahnya.
Jika aku menyebut diriku sebagai temannya, maka sudah sepantasnya aku mengharapkan kebahagiaan untuknya meski tanpa kehadiranku disana.
Aku tidak boleh egois dengan menginginkan seo jin tetap berada disisiku.
Ditempatku yang gelap dan dingin ini...
Aku harus bisa merelakannya dan membiarkan diriku terkubur dalam masa lalunya.
Adakanya aku senang melihat seo jin baik-baik saja.
Ia sehat dan tak kurang suatu apapun.
Terima kasih untuk masa lalu yang sangat berharga.
Terima kasih untuk menjadi temanku meski hanya sebentar saja.
Cheon seo jin... Terima kasih untuk segalanya.

Waiting For A ChangeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang