___WAITING FOR A CHANGE___
By: InsideTNL
Genre: Novel Non Fiksi
Description: disalin dari jurnal harian
Author: TNL
"Perjalanan yang melelahkan masih teramat panjang.
Masih banyak waktu yang tersisa.
Keyakinan diri kembali dipertanyakan.
Apakah hingga saat ini masih dengan setia menunggu datangnya perubahan?"Part: 08
________
September-08-2020
Ada perbedaan mendasar antara orang sakit dan orang sehat.
Orang yang sedang sakit:
1- melalui sepanjang hari hanya di rumah atau rumah sakit.
2- satu hari akan terasa sangat panjang.
3- kesepian dan tujuan hidup mulai memudar.
4- keterbatasan. (Banyak hal yang tak lagi bisa dilakukan)
5- pantangan makanan.
6- perasaan bahagia yang semakin menipis.
Dan mungkin masih banyak lagi yang tak bisa kusebutkan satu persatu.
Lalu bagaimana dengan orang yang sehat?
Tentu saja aku juga tahu meskipun baru kusadari setelah aku jatuh sakit.Orang yang sehat:
1- bebas pergi kemana saja dan kapan saja.
2- satu hari menjadi terasa sangat singkat.
3- kebahagiaan, semangat, dan tujuan hidup yang jelas.
4- bisa melakukan apa saja yang diinginkan tanpa batasan sedikitpun.
5- tidak ada pantangan makanan.
6- tidak ada kesedihan.
Meskipun sekarang aku masih dalam kondisi sakit, namun dulu aku pernah merasakan hal-hal seperti itu.
Kebahagiaan yang seakan tanpa batas.
Kebebasan dalam menjalani hidup.
Aku pernah merasakan semuanya.
Aku juga pernah memilikinya...Selepas siang, aku dan ibu pergi menjenguk seorang tetangga kami yang sedang sakit.
Kondisi laki-laki paruh baya itu nampak tidak cukup baik.
Ia mengalami radang tenggorokan yang parah hingga untuk menelan beberapa tetes air saja ia nampak kesulitan.
Aku tertegun melihatnya.
Ku fikir, keadaanku masih lebih baik darinya.
Makanan dan air masih bisa melewati tenggorokanku dengan mudah.
Aku sangat bersyukur hingga hari ini aku masih bisa makan dan minum dengan baik.
Tapi kepala belakang dan leherku tegang lagi.
Kelopak mataku juga terasa berat dan aku sangat mengantuk.
Telapak kakiku dingin dan udaranya juga dingin karna hujan yang cukup lebat menjelang sore.
Aku melihat keluar jendela.
Langit biru dan awan putih berarak perlahan.
aku masih sakit... Tapi aku masih hidup.
Thank you so much for that.Sepertinya aku harus merevisi salah satu mimpiku di masa depan.
Ku fikir, terlalu konyol jika aku berharap bisa pergi nonton event jejepangan lagi bersama seo jin.
Kalaupun aku punya kesempatan, maka aku ingin pergi tanpanya.
Karna aku tahu, aku dan seo jin bukan lagi diri kami yang dulu.
Dan saat ini, caraku dan seo jin dalam menjalani hidup sangatlah berbeda.
Ibarat langit dan bumi.
Seperti siang dan malam.
Dan mungkin, seo jin tidak akan pernah bisa memahami perasaanku yang sekarang.
Orang yang sedang berada dalam euforia, sangat jarang mau duduk di samping orang yang nelangsa dan merana.
Tapi lebih dari itu, hal yang paling membuatku kecewa adalah seo jin yang memandangku sebagai orang tak waras.
Orang dengan gangguan jiwa...
Dan setelah sekian lama kufikirkan akhirnya aku sampai pada satu kesimpulan.
Jika itu hanya pendapat kim il sung dan Aster, maka tidak mungkin ia akan langsung menelan mentah-mentah semuanya.
Pasti akan ada penyangkalan.
Namun nada bicara dan bahasa seo jin seakan-akan ia membenarkan segalanya.
Cheon seo jin tidak hanya meng 'iya' kan ucapan kim il sung, tapi ia memang sependapat dengannya.
Seo jin memiliki penilaian yang sama dengan kim il sung.
Sejak awal ia memang menilaiku tak waras.
Aku sangat kecewa.
Aku tidak menyangka seo jin akhirnya memperlakukanku seperti orang gila.
Aku tidak lagi bisa mempercayainya.
Aku bukan lagi teman dekatnya.
Aku sangat terluka dan ini benar-benar membuatku merasa... Nilai persahabatan antara aku dan seo jin menjadi tidak ada artinya.
Sungguh ironis... Orang yang menyakitiku, adalah orang yang dulunya sangat dekat denganku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Waiting For A Change
DiversosIni tentang diriku. Tentang aku. Tentang ceritaku. Tentang marahku, kesepianku, kecewaku. Juga tentang sedih, hampa, dan kebingungan yang membuatku nyaris kehilangan arah. Ini kisahku... hanya deretan kalimat yang berasal dari buku harian yang menja...