0

512 40 0
                                    

"Amamiya (name), yoroshiku." senyum manis terukir di ranum sang gadis

"(name), kau tidak apa apa?" panik, terlihat jelas dari raut seorang pria.

"Sora ga kirei desu ne." dua insan yang saling menaruh rasa duduk dihamparan rumput hijau, berpayung awan jingga yang indah nan menenangkan.

.
.
.

drrt drtt

Alarm berbunyi dari benda pipih diatas nakas, sang pemilikpun segera mematikan alarm.

'Untuk diriku hari ini, bacalah buku harian diatas meja'

Sang gadis segera bangkit dari tempat tidur, dan membaca buku harian diatas meja, pada lembar pertama terdapat tulisan

'Aku menderita gangguan ingatan, sehingga diriku yang sekarang tidak memiliki ingatan tentang hari kemarin'

Ia pun membaca buku itu, lembar demi lembar berusaha mengingat kembali apa saja yang telah terjadi kemarin. Manik sang gadis menelusuri, memandang lekat kamar tidur yang ia tempati, terdapat banyak kertas yang tertempel di setiap sudut.

'Hari ini aku memiliki janji dengan ma-chan, di perpustakaan setelah pulang sekolah'

'Aniki sangat menyayangiku'

'Aku menyelamatkan nyawa seorang anak kecil, aku sangat hebat!'

kriett

Pintu terbuka, sang gadis menoleh dan mendapati sosok pria tampan dengan tatapan lembut dan penuh kasih sayang.

"Sarapan hampir siap, turunlah jika kau sudah selesai." ujar sang pria

-

Setelah 30 menit berlalu,di ruang makan terlihat dua sosok pria tengah mengobrol santai.

"Yo (name), kemarilah!"

Amamiya Masaki dan Amamiya Hiroto adalah kakak dari sang gadis, Amamiya (name). Mereka bertiga hidup bahagia dalam rumah sederhana. Namun tidak sepenuhnya bahagia, karna sebuah kecelakaan menyebabkan si bungsu dari keluarga Amamiya mengalami gangguan ingatan.

Setiap ia bangun dari tidurnya ia akan mengalami amnesia, tak mengingat apapun yang terjadi sebelum ia tertidur, karna hal itu (name) memutuskan untuk menulis semua hal yang terjadi padanya dalam buku harian.

"Maaf, karna aku selalu merepotkan kalian." (name) menundukan kepala, merasa bersalah karna sepertinya ia selalu merepotkan kedua kakaknya.

"Tak apa, kami bangga mempunyai adik sepertimu!" Hiroto menenangkan sang adik, menuntunnya menuju meja makan

"Kau tidak merepotkan kami, justru seharusnya kami berterimakasih padamu, karna keberanianmu mampu mencegah tangis seorang ibu." timpal Masaki

***

"Ohayou (name)," gadis bertubuh gempal dan pipi tembam menyapaku.

"jangan lupakan janji kita!" dia sedikit memajukan tubuhnya.

"Ah iya, kalau boleh tau kita akan kemana nanti?"

"Kalau itu masih rahasia, intinya jangan lupa nanti setelah pulang sekolah!"

Aku hanya bisa menganggukkan kepala.

"Jya na." ia berbelok, dan kita terpisah di lorong sekolah, karna kelas kami berbeda jadi dia terlihat sangat mengkhawatirkanku.

Gadis itu, yang selalu ku panggil Ma-chan, dia adalah sahabatku sejak smp, dia tau tentang gangguan ingatan ku, dan membuat dia menjadi overprotektif terhadapku.

-

'hoaamm'

Entah kenapa, tetapi rasanya aku sangat mengantuk. Sebisa mungkin aku menahan rasa kantukku, karna kalau aku tertidur aku akan melupakan semua yang telah terjadi padaku.

Mataku kian menggelap, pandangan sedikit demi sedikit memburam, tersirat keinginan untuk mencuci muka tapi entah kenapa rasa malasku lebih mendominasi.

Sial.

Aku tertidur.







Evanescent [High&Low S.W.O.R.D]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang