"(NAME), KAU TIDAK APA APA?"
Suara Ma-chan menggema di kamar tidur ku.
"Iya aku tak apa Ma-chan, tak perlu khawatir."
"Maaf."
Entah sudah berapa kali kata maaf keluar dari mulutnya, padahal kita sendiri tau itu murni bukan salah Ma-chan.
"(Name) makanan sudah siap,makanlah bersama Madoka!"
Teriak Masaki-nii dari lantai bawah.
"Tunggu sebentar."
Aku keluar hendak mengambil makan malam, satu persatu tangga ku turuni dengan hati hati. Entah angin apa yang membuatku hampir terjatuh,
"(Name)!"
Dengan sigap Hiroto-nii menangkapku, keberuntungan berpihak padaku kali ini, tubuhku tidak jadi tersungkur menyentuh dinginnya lantai.
"Maaf, aku kurang hati hati."
"Tak apa, ini bawalah ke kamar mu ,dan pastikan untuk mencatat sesuatu yang menyenangkan!" Perintah Hiroto-nii.
"Oke dimengerti." Ku ukir senyum lebar nan sumringah.
Terkadang aku merasa tertekan karna penyakitku, akan tetapi Tuhan sangatlah baik, memberi ku kakak yang sangat menyayangiku.
Terimakasih Tuhan.
Walaupun aku kehilangan ingatan tentang kemarin dan tak tau kapan hal itu sembuh, tapi setidaknya aku tidak akan melupakan ingatan tentang keluarga dan orang orang terdekatku yang sangat berharga.
-
"Nee Ma-chan,apa yang terjadi kalau aku tidak menulis di buku harian hari ini?"
Tanyaku sambil menulis, mengerjakan tugas sekolah.
Ya walaupun aku dan Ma-chan tidak satu kelas, kami selalu mengerjakan tugas bersama.
"Ketika kau bangun kau akan melupakan semua yang telah terjadi padamu sebelum kau tertidur." Jawabnya enteng
"Semua?" Tanyaku sekali lagi
"Tidak juga, mungkin kau hanya akan melupakan apa yang terjadi di hari sebelumnya." Ia mengangguk, memantapkan jawabannya
"Siapa saja yang mengetahui tentang gangguan ingatan ku ini?"
"Kedua kakak mu, guru dan kepala sekolah, dan aku, hanya itu,"
Terlihat Ma-chan menghembuskan nafas secara kasar.
"Maka dari itu kau harus hati hati, aku takut ada orang yang memanfaatkan penyakitmu."
Raut wajah Ma-chan menggambarkan bahwa ia sangat cemas dan sangat menyayangiku.
-
"Baiklah, tugas kita sudah selesai, aku pulang dulu ya (name)."
Ma-chan mengemasi barang barang nya.
"Akan ku antar."
Aku pun merapikan barang barang ku yang berserakan di meja, dan bangkit dari duduk,hendak mengambil jaket.
"Tidak usah, aku sudah biasa pulang sendiri."
Cegah gadis berpipi tembam itu.
"Tidak tidak tidak, aku harus mengantarmu,aku tidak mau hal yang aku alami menimpamu." Bantahku.
"Baiklah, tapi nanti kau harus menyuruh kakak mu menjemputmu!"
"Oke."
***
Malam telah tiba, udara mulai menipis menerpa semua yang ia lalui, terlihat dua orang gadis tengah berjalan santai.
"Nee Ma-chan,entah mengapa tapi tiba tiba aku ingin membahas ini." Ucap (name) memecah keheningan.
"Membicarakan apa?"
"Apakah ada seseorang yang kau sukai? dan apa kau tau orang yang ku sukai?"
Tanya (name) sembari mendahului sang gadis berpipi tembam.
"Untuk saat ini aku tidak menyukai siapapun karna aku masih ingin menemanimu, dan untuk orang yang kau sukai aku tak tau."
"Apakah aku pernah menyukai seseorang setelah kecelakaan?"
Tambah (name).
Sepertinya gadis bermarga Amamiya itu bukan menanyakan namun menginvestigasi.
"Ku rasa pernah, kenapa tidak membaca buku harianmu saja, siapa tau kau menuliskan sesuatu tentangnya."
"Oh iya,terimakasih sarannya, Ma-chan memang yang terbaik." Ujar (name) senang.
Tak terasa 15 menit mereka lalui, kini mereka berdua telah berada didepan rumah Madoka.
"Yosh sampai, jaa mata ashita Ma-chan."
(Name) menatap rumah megah bercat putih itu, rumah yang di impikan oleh (name). Bukan tentang kemegahan, namun tentang kehangatan didalamnya. Tapi itu tidak menandakan (name) kurang bersyukur dengan kehidupannya yang sekarang, hanya saja terkadang ia merasa iri dengan Madoka yang masih memiliki orang tua lengkap.
"Kau boleh menginap kalau kau mau, " ujar Madoka sambil mengikuti arah pandang (name) "orang tuaku juga selalu menanyakanmu." Sambungnya.
"Tidak, aniki pasti akan kesepian kalau aku tidak dirumah, " terdengar hembusan nafas dari hidung (name) "Sampai jumpa besok!"
Si bungsu Amamiya melangkahkan kaki, dan mulai menghilang dari pandangan Madoka.
-
Ketika (name) tengah berjalan dibawah cahaya lampu kota ia mendengar suara motor yang mendekat, hal itu membuat dia menjadi waspada.
"Tidak baik seorang gadis berjalan sendiri di malam hari," orang yang membawa motor adalah Chiharu "Mau ku antar?" Tawar nya
"Chiharu-san?kenapa bisa disini?"
"Kau lupa?aku adalah anggota Sannoh,dan sekarang kau berada diwilayah Sannoh,jadi keselamatanmu adalah tanggungjawabku." Jelas Chiharu sambil mengukir senyum tipis.
"Terimakasih, tapi aku akan jalan kaki saja, aku tidak mau merepotkanmu." Tolak (name) dengan halus
"Baiklah, aku akan menemanimu jalan kaki." Chiharu turun dari motornya
"Eh?"
(Name) dibuat bingung olehnya, ia pikir Chiharu akan menemaninya berjalan kaki, lalu meninggalkan motornya disini
"Ayo jalan!" Chiharu mematikan mesin motornya dan menuntunnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Evanescent [High&Low S.W.O.R.D]
AcakHigh and low by Hiroshi Takahashi Tentang si bungsu Amamiya yang mengalami gangguan ingatan,dimana ia akan kehilangan ingatan setelah ia bangun dari tidurnya,tapi ingatan sebelum kecelakaan masih tersimpan.