EPISODE 10

18 0 0
                                    

Natasha baru saja selesai melakukan sesi pemotretan. Ia duduk di sebuah kursi sambil mengamati beberapa kru yang sibuk membereskan peralatan.

Dari kejauhan, Satya datang dengan membawa dua botol air mineral.

"Nih, Nat, minum dulu," tawarnya sambil menyodorkan satu botol air mineral.

"Makasih, Kak" jawab Natasha.

Ia menerima air mineral itu lalu langsung meminumnya.

"Sorry, Nat, aku nggak bisa nganter kamu pulang, soalnya abis ini ada meeting," ujar Satya.

"Iya,Kak, nggak apa-apa, aku udah nge-chat Coki buat jemput," jawab Natasha.

"Ok deh, kalo gitu aku duluan, ya," pamit Satya

"Iya, Kak, hati-hati,"

Sesaat kemudian, Natasha keluar dari studio tempatnya foto untuk menunggu Coki. Ia memainkan ponselnya sambil sesekali mengamati hiruk-pikuk dari kendaraan yang melintas.

Setelah menunggu selama sekitar 30 menit, Coki tiba dengan menggunakan motor skuternya.

"Lo udah lama nunggu?" tanyanya.

"Iya, ampe luntur gue cantiknya." jawab Natasha.

"Ya udah, ayo naik, daripada muka lo ikutan luntur." kelakar Coki.

"Nih pake, Nat" titahnya sambil memberi Natasha sebuah Helm.

***

Satya baru saja sampai di kantor untuk melaksanakan rapat dengan para petinggi perusahaan. Namun ia dibuat heran dengan sekretaris pak Roni yang tampak murung.

"Sisi, kamu kenapa murung gitu? Biasanya kamu ceria?" tanyanya.

"Eh, enggak apa-apa kok, Pak," jawabnya.

"Kamu serius?" tanya Satya kembali memastikan.

Sisi hanya mengangguk kecil, namun air matanya tiba-tiba berlinang.

"Ayolah, Sisi, kamu cerita ke saya, ada apa," pinta Satya.

"maaf, Pak, kalo lancang, tapi saya hamil," ujar Sisi.

Satya terkejut mendengar pengakuan darinya. "Hah? Apa? Tapi kamu kan belum nikah," kata Satya.

"Saya tahu itu, Pak. Saya kegoda sama pacar saya, tapi dia nggak mau tanggung jawab dan sekarang kabur," jelasnya.

Satya benar-benar prihatin dengan apa yang menimpa asistennya itu. "Ok, saya ngerti. Denger, Si, hal yang udah terjadi nggak akan bisa dicegah, sekarang kamu harus bisa menerima ini," ujar Satya.

"Tapi orang tua saya pasti kecewa," jawab Sisi.

"Semua masalah pasti ada solusinya. Kamu tenang aja, karena rahasia kamu bakal aman. Selain itu kamu bisa curhat ke saya," kata Satya menasihati

"Anggap aja aku temen kamu, lagian kita kan seumuran," tambahnya.

Satya mengambil berkas yang ada di meja lalu bergegas menuju ruang rapat.

***

Meeting Satya hari itu berlangsung lancar. Ia pun buru-buru ingin menemui Sisi untuk kembali menghiburnya.

"Duh, kasihan juga Sisi. Kok orang sebaik dia malah dimanfaatin, sama kayak Natasha," batinnya.

"Ting"

Satya mendapatkan sebuah notifikasi dari Instagram.

ketika dibuka ternyata berasal dari Natasha yang mengunggah foto bersama Coki

"Have a lunch with bestie @cokiAlvaro"

"Duh, mereka deket banget, ya. Kalo kayak gini kayaknya nggak mungkin buat ngedeketin Natasha," ujarnya.

Di sisi lain, Coki dan Natasha tengah makan siang berdua di sebuah cafe.

"Eh Cok, kak Satya nge-like post gue," ujar Natasha.

"Dia ganteng, ya?" tanya Coki.

"Iya, sumpah dia ganteng, udah gitu tinggi banget," jawab Natasha dengan menggebu-gebu.

"Terus, kenapa lo gak jadian sama dia?" Coki kembali bertanya.

"Enggak ah, gue anggep dia kayak kakak sendiri. Meskipun kak Satya orangnya romantis, tapi gue masih belum siap buka hati," jawab Natasha.

"Baguslah kalo kek gitu," batin Coki.

"Tapi masa sih, lo gak mau buka hati lagi sama cowok?" tanyanya.

"Nggak gitu sih, cuman keknya gue masih gak mau deket sama cowok," jawab Natasha.

"Kalo gue?" tanya Coki sambil menunjuk dirinya sendiri.

"Coki, lo itu sahabat gue dari lama, jadi gue nggak mungkin ngejauhin lo," jawab Natasha.

Coki hanya merespon itu dengan tersenyum tipis.

***

Malam itu, Satya tengah melamun di balkon rumahnya. Ia duduk merenung karena terpikirkan masalah yang dialami oleh Sisi. Satya juga teringat ucapan pamannya kala menceritakan hal itu.

"Ketika orang menginginkan cinta terkadang Tuhan akan mengirimkan seseorang yang bermasalah untuk diperbaiki," ucapnya menirukan perkataan Roni.

"Gue kasihan sama Sisi. Dia cewek baik, terus polos lagi, tapi gue juga pengen sama Natasha," gumamnya.

Perasaan Satya kini bergejolak, ia merasa iba terhadap Sisi, namun hatinya menginginkan Natasha.

Satya benar-benar overthinking karena bingung harus melakukan apa.

"Om Roni selalu nge-ship gue sama Sisi, tapi gue masih pingin Natasha,"

Akhirnya Satya hanya bisa melamun sambil berbaring di bangku balkon hingga tertidur pulas.

BERSAMBUNG...

Cerita Pertemanan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang