keputusan Ashraf

1.7K 168 11
                                    


بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْم

Jangan lupa vote dan komen

Jangan lupa vote dan komen

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_____

Mereka semua kini tengah duduk bersama di ruang tamu

"nak Ashraf... Saya sangat berterimakasih karna sudah mendonorkan darah untuk Shanum"ucap Rizqi

Ashraf tersenyum dan menatap ke arah Shanum sekilas "sama sama"

"Nah Ashraf, apa umi dan Abi mu tau kamu ke sini?"

"Tau Tante. Dan mereka menitip salam"

Ratih mengangguk "di minum dulu teh nya"

Ashraf lalu mengambil teh yang sudah di sajikan. Sejak tadi, Aurel memperhatikan Ashraf, pria itu sedikit mencuri pandang terhadap Shanum

Padahal Ashraf duduk di dekat Nadira. Namun yang di lihat Shanum. Rasa nya Aurel ingin tertawa saat melihat Nadira berusaha untuk cari perhatian terhadap Ashraf

"Gus, Gus sampai kapan berada di sini?"tanya Nadira

"Sampai pekerjaan saya selesai"

Entahlah, mengapa Rizqi sedikit bingung terhadap sikap Ashraf kepada nadira.

Pria ini sedikit cuek dan jutek terhadap putri pertama nya ini. Namun berbeda ketika dengan Shanum. Atau yang berhubungan dengan Shanum

Bukti nya kemarin. Ashraf rela mendonorkan darah nya untuk Shanum. Dan Rizqi dapat melihat wajah khawatir nya Ashraf

Namun, saat bersama Nadira. Pria ini malah terkesan jutek, padahal bisa di bilang, Nadira adalah calon istri nya

"Bunda, ayah, apa Nadira bisa bicara berdua sebentar saja dengan Gus Ashraf ?"

Rizqi menyetujui nya. Mungkin memang penting sekali, "sebentar ayah panggilkan Anara ya, anak tetangga sebelah. Untuk menemani kalian. Mau mengobrol dimana?"

"Di kolam renang"

Rizqi lalu keluar. Nadira menghela nafas berat

Mau bicara berdua aja susah banget. Harus banget bertiga'batin Nadira

Ashraf hanya diam. Ia Sebenernya malas sekali untuk meladeni Nadira, namun, tidak mungkin Ashraf menolak di depan Rizqi serta Ratih

Tak lama. Rizqi menggendong anak perempuan berusia lima tahun

"Nah ini Anara. Nak kamu temani kak Nadira sebentar ya, dia mau mengobrol dengan oom itu"ucap Rizqi sambil menunjuk Ashraf

"Memang oom itu penjahat? Sampai aku harus temani kak Nadila"

Ratih serta Rizqi yang mendengar itu tertawa. "Bukan sayang... Oom itu calon suami nya kak Nadira. Kan mereka belum menikah, jadi gak boleh berdua berdua"ucap Ratih

hi Gus Ashraf!(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang