Author : Azure
***
Jaehyun menatap pantulan bayangannya dalam cermin. Jejak basah air mengilap di kulitnya, melapisi jaringan otot padat di dada, perut, juga lengannya. Handuk putih menggantung di pinggul, rambut basah, dan uap samar. Jaehyun berharap tak akan melihat tanda itu. Akan tetapi ia salah, tanda itu tetap bisa ia lihat dengan jelas.
Tepat di dada kirinya, sebuah tanda imprint membentuk pola segi lima diamond tecetak dengan warga gelap mendekati hitam. Jaehyun ingat malam saat tanda itu muncul di dadanya. Sengatan rasa sakit dan terbakar hingga ia berteriak keras dalam banjir keringat, membuat semua orang di rumah lari dan menggedor-gedor pintu kamarnya.
Imprint; sebutan untuk tato alami yang akan muncul pada tubuh setiap orang di usia enam belas atau tujuh belas tahun. Imprint selalu membentuk pola tertentu yang identik dan muncul di tempat yang sama dengan belahan jiwamu.
"Kau sudah tampan. Berhentilah memandangi wajahmu sendiri."
Jaehyun berbalik. Berdiri tepat di pintu kamarnya, seorang pemuda berjaket kulit dan celana jeans dengan seringai khas tersungging di bibirnya.
Jaehyun balas menyeringai. "Terima kasih karena mengakui aku tampan."
Yuta memutar mata. "Aku malas sekali adu mulut denganmu pagi-pagi." Ia berkata lalu memindahkan tumpuan kakinya. Memandangi Jaehyun dari ujung rambut sampai ujung kaki dan kembali bertatapan dengan sepasang matanya.
"Kau terlihat seperti seorang International Playboy yang siap meniduri sepuluh wanita sekaligus."
Jaehyun mengangkat satu alis tinggi. "Tarima kasih atas pujiannya"
"Cepat ambil saja tasmu, atau kita bisa ditendang dari kelas karena terlambat."
Jaehyun menyempatkan diri untuk tersenyum miring pada sahabatnya. Berpakaian, mengeringkan rambutnya, dan memakai kacamata. Ia lalu berjalan ke meja belajar, mengambil tas, memakainya pada sebelah bahu dan berjalan keluar kamar bersama Yuta. Pemuda itu menguap lebar saat mereka menuruni tangga, lanjut menggerutu bahwa matanya masih berat dan tubuhnya terasa lelah luar biasa.
"Salahmu sendiri tidak bisa mengontrol diri semalam."
Yuta berdecak. "Kau tahu aku bukan cowok cassanova sepertimu yang bisa santai-santai saja jika kumpul dengan gadis-gadis cantik. Untuk mengalihkan perhatianku, aku harus minum lebih banyak!"
Semalam, mereka pesta minum bersama beberapa teman seangkatan. Jaehyun bukan orang yang suka minum, bukan pula pribadi yang suka dengan perkumpulan seperti itu, tapi Yuta memaksa dan menyeretnya. Beralasan bahwa Jaehyun akan menjadi magnet ampuh untuk menarik gadis-gadis cantik ikut bergabung, dan siapa tahu saja di antara gadis-gadis itu ada yang bisa Yuta bawa untuk bermain satu malam.
"Pada akhirnya kau justru mabuk dan merepotkanku. Alih-alih membawa gadis cantik ke motel untuk tidur denganmu, aku justru harus membawamu tidur di rumahku."
Yuta meninju bahunya bersama umpatan. "Haruskah kau menjadi berengsek sepagi ini?"
Jaehyun mendelikkan bahu begitu mencapai anak tangga terbawah dan berjalan di ruang tamu yang kosong, matanya memandang sejenak secara berkeliling. Sepi. Tapi ia menemukan dua totebag dengan merek ternama tepat di atas meja ruang tamu. Ia berjalan menuju meja itu dan melongok sejenak ke dalamnya.
"Whoa!" Yuta berdecak takjub, menyeringai pada Jaehyun.
"Orang tuamu benar-benar keren. Kau adalah bajingan yang beruntung."
Jaehyun mendapatkan satu jaket dan satu jam tangan yang walau hanya dilihat sekilas saja sudah bisa dipastikan bukan harga yang murahan. Ia lebih tertarik untuk mengambil kertas kecil yang menggantung pada totebagnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SOULMATE||JAEWOO|| LONG VER🔞
FanfictionWarning! Warning! Warning! BL! YAOI! Yang gak suka Boy x Boy jangan memaksakan diri baca. Resiko tanggung sendiri.Saya sudah menistakan diri dengan menulis yang beginian. Jangan salahkan saya kalau Anda ikut-ikutan jadi nista. Saran saya: Kaburlah s...