***
Taman Yongsan sendiri merupakan kawasan seluas 295.551 meter persegi yang menyediakan beberapa wisata menarik seperti Kebun Binatang, Kolam, dan masih banyak lagi. Tujuan pertama mereka masih mengikuti keinginan Jungwoo yakni Museum Nasional Korea.
"Pertama kali ke sini?" Jaehyun memulai percakapan tepat ketika segerombolan remaja melintas di depan mereka lengkap dengan percakapan berisiknya.
Jungwio mengagguk.
"Satu tahun aku kuliah di sini, satu-satunya tempat wisata yang kukunjungi baru Namsan tower." Ia mendesah dengan panjang.
"Yah, lagipula aku datang untuk sekolah, bukan liburan." Jungwoo mendongakkan kepalanya pada Jaehyun dan menaikkan sebelah alisnya.
"Kau sendiri bagaimana?"
"Rasa-rasanya aku pernah ke sini saat kecil." Jaehyun menjawab, lalu tersenyum lagi. Senyum sarkastik iseng yang belakangan membuat Jungwoo kebingungan harus menunju ataukah menciumnya.
"Tapi baru kau yang mengajakku kencan ke sini."
Sekarang Jungwoo tahu bahwa opsi untuk meninju Jaehyun terdengar lebih menggiurkan.
"Sampai kapan kau mau menambahkan underline di bawah kata 'kau' dalam kalimatmu, sih? Aku mulai bosan mendengarnya."
"Bosan, ya?" Jaehyun memainkan seringai andalannya lagi.
"Tapi tetap saja kau yang mengajakku kencan walaupun berkata aku membosankan. Apa artinya itu...? Hm?"
Jungwoo melemparkan tatapan tajam terbaiknya yang tentu saja tidak mempan untuk Jaehyun. Pemuda itu justru semakin menyeringai seperti maniak kelebihan glukosa.
Kesal, Jungwoo memutuskan untuk berjalan lebih dulu meninggalkan Jaehyun di belakangnya.
Ia memandangi bangunan Museum selagi berjalan ke arah pintu masuk. Terdapat kolam memanjang pada halaman depan museum, dihias oleh beberapa air mancur yang berbaris pada masing-masing sisi kanan dan kirinya.
Pot-pot bunga tersebar mengelilingi keempat sisi kolam. Sementara jalan setapak membentang menjadi dua yang terbelah oleh kolam itu sendiri. Bangunan museum berwarna seperti batu marmer, dengan bentuk bangunan tinggi memanjang jika dilihat dari bagian depan. Pintu masuknya dibuat lebih condong dengan atap rendah seperti gapura.
"Kau tahu," Jaehyun mengajaknya bicara lagi begitu mereka selesai membeli tiket masuk lewat mesin penjual otomatis.
"Selama beberapa saat, aku sempat merasa sedang menemani seorang siswa karyawisata. Karena... demi Tuhan, Kim Jungwoo....."
Jaehyun mendesah dramatis. "...Kenapa kau harus membawa backpack saat kencan? Kau seperti anak SD yang sedang tamaysa"
"Aku punya alasan tertentu dan itu ada hubungannya denganmu." Jungwoo menjawab, megingat kembali benda yang ia bawa di dalam ranselnya.
"Berhubungan denganku?" Jaehyun mengulang.
"Apa yang ada di dalam tasmu memangnya? Senjata untuk mengiris-iris tubuhku dan mencungkili organ dalamku?"
"Kedengarannya menggiurkan." Jungwoo menanggapinya dengan senyum creepy sambil menggerling pada Jaehyun.
"Mungkin kapan-kapan aku harus memasukkan sesuatu ke dalam kopimu agar kau sedikit rileks saat aku mencabut ginjalmu...."
Jaehyun berjengit, dan Jungwoo mungkin akan benar-benar terpingkal andai tak sadar bahwa saat ini mereka telah memasuki bagian dalam museum dan harus menjaga suara.
Jungwoo mendesah kecil begitu merasakan sejuk pendingin ruangan mengisi pori-porinya. Bagian dalam terasa lebih megah dengan langit-langit yang tinggi menjulang, juga jarak luas antara satu benda dan benda lainnya, selain itu terdapat juga tangga utama menuju lantai dua.
KAMU SEDANG MEMBACA
SOULMATE||JAEWOO|| LONG VER🔞
FanfictionWarning! Warning! Warning! BL! YAOI! Yang gak suka Boy x Boy jangan memaksakan diri baca. Resiko tanggung sendiri.Saya sudah menistakan diri dengan menulis yang beginian. Jangan salahkan saya kalau Anda ikut-ikutan jadi nista. Saran saya: Kaburlah s...