***
Jaehyun membuka mata dan memandang langit-langit, kemudian duduk tegak dalam satu kali sentakan begitu tersadar ia tidak tidur di kamarnya."Kau sudah bangun?"
Jaehyun menoleh cepat, matanya bertemu dengan sosok Kim Jungwoo yang berdiri di depan pintu kamar.
Jungwoo menguap lebar, rambut berantakan, pakaiannya kusut dan sebelah tangan menggaruk pipinya.
Jaehyun mengerjap-ngerjapkan mata.
Apa ia berhalusinasi? Apa yang terjadi? Kenapa ia terbangun dan Kim Jungwoo ada di dekatnya?
Tunggu. Jaehyun membaca keadaan, ia duduk di atas sofa dengan selimut membungkus tubuhnya. Ia tidur di sofa sepanjang malam?
Jungwoo mengernyit memandang Jaehyun lalu mengulet seperti bayi kemudian menarik napas panjang dan tersenyum cerah.
"Selamat pagi Jaehyun sunbae, apa tidurmu nyenyak?"
"Apa yang terjadi?"
Jungwoo mengernyit menatapnya seakan itu pertanyaan bodoh. "Kau tidak ingat?"
"Bukankah kau sedang marah padaku? Kau menghindariku habis-habisan dan… Oh. Semalam kita berbaikan, ya?"
Jungwoo mendengus kasar, cemberut. "Kalau kau amnesia dadakan begini, ulangi semua permohonan maafmu semalam!"
Jaehyun meringis, tapi setidaknya ia tahu Kim Jungwoo sudah mulai meneriakinya lagi. Itu sesuatu yang lebih baik daripada aksi menghindar habis-habisan.
"Maaf, maaf." Jaehyun berkata akhirnya, mencoba tersenyum.
"Aku ingat semuanya. Kenapa kau tidak membangunkanku?"
Jungwoo menyipitkan mata memandanginya lalu mendelikkan bahu. "Kau tidak bisa dibangunkan, dan kelihatannya kau capek sekali."
Jaehyun mendesah kecil, merasakan lehernya sedikit kaku, tapi selain itu ia merasa baik-baik saja sekarang. Sejujurnya ia memang harus mengakui bahwa tubuhnya kelelahan beberapa hari ini.
Meluluhkan hati seorang Kim Jungwoo ternyata membutuhkan lebih banyak beban tenaga dan pikiran dari yang ia duga.
"Aku sudah mengabari Yuta sunbae." Kata Jungwoo lagi, masih berdiri di sana sambil menatapnya.
"Aku meminta tolong padanya untuk mengabari keluargamu agar tidak khawatir."
Otak bangun tidur Jaehyun butuh lima detik untuk mencerna informasi itu sebelum kemudian ia menghela napas berat.
"Terima kasih, aku hargai inisiatifmu. Tapi sekarang Yuta pasti tidak akan berhenti mengejekku habis-habisan."
Tepat setelah menyelesaikan kalimatnya, ponsel Jaehyun berdering tanda pesan masuk. Ia tersenyum kecut, menunjukkan layar pada Jungwoo.
"See? Yuta benar-benar cepat kalau soal mengejekku."
Jungwoo berjalan mendekat, melongok ke layar ponsel Jaehyun dengan penasaran.
"Memangnya Yuta sunbae bilang apa?"
Jaehyun buru-buru mematikan layar ponselnya.
"Percayalah kau tidak akan suka." Ia berkata, membayangkan bahwa Yuta pasti akan melebih-lebihkan kata 'menginap' mengubahkanya dengan konotasi negatif dan berbau hal dewasa.
"Kau pelit!" Jungwoo mencebik dan kembali berdiri tegak.
"Aku mau cuci muka dan gosok gigi. Kau rapikan selimut dan bantalnya lalu bawa ke kamar."
KAMU SEDANG MEMBACA
SOULMATE||JAEWOO|| LONG VER🔞
Hayran KurguWarning! Warning! Warning! BL! YAOI! Yang gak suka Boy x Boy jangan memaksakan diri baca. Resiko tanggung sendiri.Saya sudah menistakan diri dengan menulis yang beginian. Jangan salahkan saya kalau Anda ikut-ikutan jadi nista. Saran saya: Kaburlah s...