Chapter: 7

137 16 1
                                    







Langit malam menggelap, dan suara langkah kaki terdengar di lorong rumah sakit yang sunyi.

Ichigo berjalan dengan langkah cepat, wajahnya penuh amarah yang dia coba tahan. Jaketnya melambai mengikuti langkahnya yang terburu-buru.

Dia sudah mendengar semuanya—insiden di mana Touman dan Moebius bentrok dan Takemichi, adiknya terlibat.

Saat tiba di ruang rawat, nafasnya berat, matanya menatap tajam ke arah pintu yang kini terasa sangat rapuh di hadapannya.

Tanpa menunggu lebih lama, Ichigo membuka pintu dengan kasar.

Di dalam, Takemichi terbaring tak berdaya dengan lebam dimana mana, masih pingsan dari insiden yang baru saja terjadi.

Anggota Toman yang mengantarkannya ke rumah sakit masih berada di sana, orang itu adalah– Mitsuya, orang yang juga menyeret adik Taiju ke Touman.

"Ichigo..." Mitsuya bergumam, dia sudah diberitahu bahwa Takemichi adalah adik dari pemimpin Blanc saat kejadian pembersihan arena bawah tanah.

Ichigo tidak berkata apa-apa. Matanya menatap dingin Takemichi yang terbaring, lalu mengalihkan pandangannya ke Mitsuya. Suasana menjadi sangat mencekam.

"Aku sudah bilang padanya untuk berhenti terlibat dengan kalian," gumam Ichigo dengan suara rendah, tetapi penuh dengan amarah yang terpendam.

"Tapi kalian tetap menyeret dia ke dalam kekacauan ini."

Mitsuya menelan ludah, mencoba menjelaskan. "Kami tidak—"

"Tutup mulutmu," potong Ichigo, suaranya semakin tajam.

Ichigo menghadap Mitsuya, matanya memicing dan dia mendekat kearahnya, mengarahkan jarinya ke dada Mitsuya– mengancam.

"Kalau sampai terjadi apa-apa lagi pada Takemichi, aku tidak peduli apapun alasannya—aku akan datang sendiri dan menghancurkan Touman." Ichigo mendorong bahu Mitsuya kasar.

Amarah Ichigo tampak tidak terbendung lagi. Dia mendekati Takemichi, duduk di samping tempat tidur, dan menatap nya.

"Sampaikan ini pada Mikey, jaga jarak dari adikku."

Mitsuya tidak berani berkata apa-apa lagi, dia menghela nafas dan dengan langkah berat, Mitsuya keluar dari ruangan itu, meninggalkan keheningan yang mendalam di belakangnya.

Diantara para petinggi Touman yang lain, Mitsuya adalah orang yang paling sering berpapasan dengan Ichigo.

Jangan tanya mengapa.

Tentu saja karena Ichigo adalah orang yang cukup dekat dengan Hakkai dan juga orang yang memerintah monster bernama Taiju untuk membangkitkan Black Dragon atas obsesi nya pada kakak dari sahabatnya– Shinichiro.

Mitsuya berjalan menyusuri lorong, dia tau betul bahwa Ichigo bukanlah orang yang bisa dianggap remeh.

Ancaman itu bukanlah sekadar kata-kata.

Mitsuya ingin berbicara dengan Mikey dan Draken, tapi disi lain mereka sedang mengalami konflik internal.

Draken memulai perkelahian dengan Mikey, pembicaraan mereka menyulut seperti api dan akhirnya mereka sampai pada titik ini...

Touman terpecah.

Konflik internal antara Mikey dan Draken telah memecah belah kelompok menjadi dua kubu besar, dan situasi semakin sulit dikendalikan.



Sementara itu, dirumah sakit, tepatnya diruangan tempat Takemichi dirawat.

Begitu Takemichi sadar, Takemichi langsung dihadapkan kepada kemarahan si sulung.

Kesal? Tantu saja, Takemichi dan Ichigo hanya memiliki satu sama lain.

Takemichi tahu Ichigo berhak merasa marah. Dia bisa merasakan rasa bersalah yang menghantui kakaknya apalagi sejak orang tua mereka meninggal, dan Ichigo– yang lebih tua, selalu berusaha melindunginya.

Meskipun dia kasar dan tempramental, itu tidak bisa menutupi sifatnya.

Ichigo peduli, lebih dari yang Ichigo sadari.

Delapan tahun lalu, ingatan dimana mereka kehilangan orang tua mereka masih terukir jelas di kepala Ichigo.

Saat ia dan orang tuanya berencana menjemput Takemichi dirumah neneknya– dan saat itu juga, tepat didepan matanya Ichigo kehilangan orang tua mereka.

Saat itu Ichigo masih berumur sepuluh tahun, Trauma.

Ichigo sempat dirahabilitasi karena ia mengalami PTSD, Ichigo menyalahkan dirinya sendiri, sejak saat itu Ichigo tidak berani menaiki mobil, apalagi bersama seseorang.

Jika harus, dia akan naik sendirian. Agar saat hal itu terjadi lagi, hanya dia yang akan mati.

Kembali ke kenyataan, "Kau beruntung hanya lebam kali ini, lain kali kau bisa saja mati." Ichigo mengerutkan keningnya kesal.



Ichigo melipat tangannya saat ia membukakan pintu, disana berdiri keempat teman gang-gangan Takemichi yang berencana untuk menjenguknya.

Makoto, Akkun, Yamagishi sudah hampir kencing dicelana karena segala aura tidak bersahabat yang terpancar dari Ichigo.

Ini pertama kalinya mereka bertemu kakak Takemichi setelah kejadian arena bawah tanah.

Takuya keringat dingin, gugup.

"Permisi, Hanagaki-san. Apakah Takemichi nya ada?" Takuya membungkuk, diikuti Akkun yang menarik kedua temannya untuk ikut membungkuk.

"Oh, Takuya. Takemichi di kamar kayak biasa." Ichigo menunjuk dalam rumah mereka dengan jempolnya kemudian ia bergeser untuk memberikan jalan.

Ichigo kenal Takuya karena bocah itu adalah teman Takemichi dari SD.

"Masuk aja."

Takuya dan yang lainnya membungkuk lagi dan segera ngacir ke dalam, tidak betah berlama lama menatap monster itu.

Begitu mereka masuk, Ichigo meregangkan otot lehernya, meraih jaketnya dan keluar dengan motornya.

“Gila, nyeremin banget,” kata Makoto sambil merinding dan melihat ke belakang.

“Iya, beneran deh. Beda banget sama Takemichi,” Yamagishi menimpali, mengangguk-angguk.

“Dia tuh kayak monster,” Makoto menambahkan dengan nada bercanda. “Kalo Takemichi kan lebih mellow.”

Mereka bicara ini itu sambil menyusuri rumah Takemichi, dan kemudian tiba di salah satu kamar di lantai dua.

Tanpa basa basi, senyum salam sapa, Yamagishi langsung membuka pintu itu, dan melihat Takemichi yang lagi melamun sambil memasang puzzle terakhir.

"Oy, Takemichi. Kami datang jauh jauh mengunjungi mu nih, kau yakin merasa sehat?"

Takemichi menoleh, dan kemudian melihat teman temannya datang menjenguk dan membawa buah tangan.

Takemichi menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, "Iya, Mungkin..."





n : huhu, akhirnya up lagi setelah sekian purnama. maaf ya kalo gajelas😞

Blanc || Tokyo Revengers x Male Reader Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang