"Aku kembali." Sosok yang Taehyung tunggu-tunggu selama ini berdiri di hadapannya.
Senyum yang telah lama hilang itu kembali Taehyung lihat bahkan udara musim dingin harus mundur menguap bersamaan Jeon Jungkook yang merentang kan tangannya.
Jalan yang penuh dengan tumpukkan salju Taehyung lewati dengan kaki telanjang, berlari berhamburan memeluk Jeon Jungkook.
Jungkook menyambutnya memeluknya tak kalah erat menenggelamkan wajahnya pada ceruk leher Taehyung.
"Maafkan aku, ini sedikit lebih lama."Laki-laki itu tertawa menangkup wajah Taehyung yang menangis sesenggukan, "Kau tidak membalas surat ku!" Raung Taehyung berang.
"Taehyung aku masih penuh dengan darah." Jungkook mencoba menjauh tapi Taehyung sepertinya tidak peduli dengan ucapan Jungkook.
Ia menggeleng meremas lengan Jungkook erat.
"Baju tidur mu bisa kotor."
Udara malam semakin dingin pakaian Taehyung terlalu tipis dan Jungkook baru menyadari bahwa Taehyung sama sekali tidak mengenakan alas kaki.
Mata Jungkook melirik Emer yang berwajah panik melihat kaki putih Taehyung yang memerah hingga akibat dinginnya salju.
"Kau ingin aku gendong?" Bisik Jungkook di samping telinga Taehyung yang mendapatkan anggukan dari sang empu.
Yang membuat Taehyung terkejut adalah cara menggendong Jungkook yang berbeda dari sebelum-sebelumnya.
Taehyung melingkarkan kedua tangannya pada leher Jungkook, saat itu baru Taehyung menyadari bahwa tubuh Jungkook jauh lebih besar dari terakhir mereka berpisah.
Begitu juga dengan telapak tangannya yang lebar saat menyentuh wajahnya tadi.
"Mungkin Anda perlu air hangat untuk kaki Yang Mulia."
Ujar Jungkook begitu berpapasan dengan Emer."Kamar mu masih di atas, Kan?"
"Aku sudah mulai muak dengan kamar itu."
Jungkook tertawa seraya menaiki tangga ia tidak tahan untuk tidak mendengus sebab Taehyung di gendongannya selalu menatapnya.
"Apa yang kau lihat."
"Wahh... Kau banyak berubah."
Ujar Taehyung takjub ia menekan-nekan dada Jungkook yang keras lalu memainkan rambut Jungkook yang telah panjang hingga bahu. "3 tahun yang panjang, Bukan?"Jungkook tak menjawab ia menurunkan Taehyung di atas sofa lalu menghela napas panjang.
Memijit bahu lebarnya, "Apa hari ini kau berdoa?" Jungkook tersenyum mengingatkan janji Taehyung yang hendak berdoa selama ia di Medan Perang.
Mata Jungkook mengikuti arah telunjuk Taehyung yang menunjuk sudut kamarnya.
Apa Taehyung membuat gereja sendiri di dalam kamarnya?
Karena di sana penuh dengan ornamen yang sama seperti di gereja.
"Aku baru saja menuntut Tuhan."
"Berdoa Kim bukan Menuntut." Kata Jungkook memperbaiki, dia meletakkan pedangnya yang berat pada atas meja.
Di tempatnya Taehyung hanya memperhatikan bagaimana Jungkook yang melepaskan satu persatu atribut perangnya.
Yang Taehyung yakini itu sangat berat, menyisakan kaos putih yang sudah tidak bisa di katakan putih.
Banyak noda darah serta lumpur bersatu di kaos Jungkook.
"Ayah ku ada di bawah," Kata Jungkook membuka kaos yang melekat di tubuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
PERSUASION [KOOKV]
FanfictionJungkook bukanlah orang bodoh yang tidak mengerti kebencian milik Taehyung yang begitu besar terhadap nya. Dia juga tidak peduli dengan hal itu karena sejak awal mereka menikah secara politik untuk menjaga perdamaian. Taehyung tetaplah seorang Ratu...