*BERHUBUNG PENULIS BARU SEMBUH DARI SAKIT JADI BARU BISA UPDATE SEKARANG :(
Sebenarnya aku merasa jijik melakukan ini tapi tidak bisa dibantah jika aktivitas vulgar seperti inilah yang Zleris inginkan, dan aku tidak bisa membuat dia kecewa bagaimana pun juga sudah tugas ku membuat dia bahagia meski aku sendiri tidak menginginkannya. Eitz tidak apa-apa aktivitas seperti ini pasti akan terjadi saat dia membutuhkannya, jalani dan nikmati saja ya kira-kira begitu.
"Asin" Ucap ku dengan suara pelan saat menyudahi kenikmatan nya.
"Maaf aku memaksa mu melakukan yang tidak ingin kau lakukan" Apakah matahari kini terbit dari timur? Baru kali ini aku mendengar Zleris minta maaf, rasanya jadi takut.
"Kenapa minta maaf, jika kau ingin aku tidak bisa menolak" Pupil matanya melebar, seperti nya aku salah bicara.
"Nama ku bukan 'kau' tapi ayang, suami mu" Dengan lembut dia menyeka bibir ku sambil duduk.
"Ayang juga memanggil ku seperti itu" ah tolong jangan menunjukan senyum manis mu hati ku tidak kuat.
"Maaf" Aku menghentikannya ketika dia hendak mencium ku.
"Jangan! Mulut ku kotor, sebentar akan ku bersikan dulu"
"Tidak perlu, kita akan melakukan hal yang lebih kotor lagi"
Jantung ku. Tidak, ini membuat jantung ku berdebar sangat kencang, aku belum siap benar-benar belum siap. Bisakah dia menunggu sedikit lama lagi?
"Bisakah kita. Melakukannya besok saja" Jangan tanya bagaimana ekspresi nya tentu saja marah.
"Maksud ku pasti ayang juga lelah setelah seharian di pelaminan dan bertemu rekan kerja mu, haha maksud ku rekan bisnis mu. Sebaiknya kita tidur ah tidak, kita makan dulu baru tidur"
"Sampai kapan kau akan menghindar, aku sudah menunggu mu selama 3 tahun aku tidak pernah melirik gadis lain setelah kau ada dan menuruti semua larangan mu"
"Bukan maksudku begitu"
Tidak seharusnya aku mengatakannya, dia mencium ku dengan kasar dan memasukkan seluruh lidahnya memaksa ku membalas. Wanita mana yang bisa menahan dan melawan kekuatan pria apa lagi saat bergairah? Sulit dan hampir tidak bisa melarikan diri. Andai bisa menarik kembali ucapan ku dia mungkin tidak akan bersikap kasar.
Bibir ku rasanya perih karena cumbuannya yang kasar tapi dia tidak peduli aku sedang kesakitan, amarah dan nafsu telah menguasai dirinya. ciumannya terhenti sebentar untuk membuka baju ku, karena sebelumnya bra ku dan celana dalam ku sudah terbuka jadi saat Zleris mengeluarkan baju ku, bra ku juga ikut terlepas. Sekarang aku bertelanjang di hadapannya, hanya bisa menutup dengan tangan.
"Jangan lihat!" Menutup matanya mungkin bisa mengurangi sedikit rasa malu ku"
"Kenapa harus malu?" Dia menyingkirkan tangan ku lalu dipindahkan untuk melingkar di lehernya.
Syukurlah setidaknya dia tidak sekasar seperti tadi, kecupan demi kecupan lembut terasa di leherku ku, ini nyaman, bibir yang lembut membuat ku terlena tak menyadari jika dia sedang melancarkan aksinya, dari kecupan lembut kini menjadi kissmark.
"Ah" Itu sakit tentu saja refleks mengeluarkan suara.
Dari leher perlahan menuju ke bidang dada dan berakhir di payudara, sama seperti di dapur Zleris kembali mengemut payudara ku dengan rakus, tangan kirinya meremas sesekali memainkan putingnya. Dia menjepit dan menarik puting ku menggunakan bibir nya.
"Ah jangan ayang"
"Kenapa tidak boleh?" Entah mengapa aku takut setiap kali dia melayangkan tatapan dengan mata sayup nya.