#PERHATIAN BAGI PARA PEMBACA YANG PELIT KASIH VOTE TOLONG MENJAUH LAH TERUTAMA BAGI YANG PUNYA NIAT COPY PASTE.
*PERINGATAN!!! BAGI ANAK DIBAWAH UMUR JANGAN BACA
Sudah lama tidak bertemu dengannya rasa rindu dan hampa membuat batin ku tersiksa, apakah ini cinta atau nafsu yang tidak tercapai saat bersama dirinya? Fantasi yang melewati batas tidak berani ku fikirkan hanya pada saat berpisah dengannya saja baru memikirkannya.
Hari ini dia mengajak ku bertemu orang tuanya tapi karena sudah larut malam jadi terpaksa aku menginap di rumahnya.
Rasa kantuk mulai berat jadi aku duduk di atas tempat tidurnya tepat di sampingnya, melihatnya sambil tersenyum manis lalu tiba-tiba dia berkata "cium" sambil menunjuk bibirnya mata ku seketika melebar dan terkejut ada apa ini? Biasanya dia hanya meminta di pipi saja. Manik mata ku segera menghindari tatapannya yang tajam, menunggu sebentar tapi dia bukan tipe orang yang sabar, di tinggikan sedikit suaranya "cepat" ucapnya lagi tetapi aku masih belum berani bergerak. Lengan ku diremas agak keras mengisyaratkan agar harus bertindak segera "ini adalah ciuman pertama ku, apa dia tidak tahu? Bagaimana aku melakukannya dengan benar" kata ku membatin. Suasana kini terasa mencekam ini harus dicegah jika tidak akan fatal.
Mencoba memberanikan diri dengan hati-hati mencium bibirnya tapi karena ini adalah pengalaman pertama ku hidung kami bersentuhan jadi kesannya menjadi lucu bukannya romantis, dan akhirnya hanya bisa menundukkan kepala menahan malu di tertawai olehnya.
"Apa kau memakai lipstik? Rasanya manis"
"Tidak" mana pernah aku memakainya, seperti dia tidak tahu saja.
Dia mengangkat dagu ku dan mencium bibir ku, tubuh ini bergerak menjauh karena terkejut akan tindakannya tapi dengan cepat dia menarik ku dalam pelukannya sehingga wajah kami kini sangat dekat, jantung ini mulai berdetak kencang membuat ku gugup tapi semoga dia tidak menyadarinya.
Dia kembali mencium ku dengan lembut lagi dan lagi tetapi kali ini berbeda terasa ada benda lunak yang mencoba masuk, dengan cepat menyadari kalau itu adalah lidahnya, dengan susah payah aku mendorong tubuhnya.
"Tidak boleh!" Ucap ku sambil melayangkan tatapan waspada.
Tapi itu tidak menghentikan niatnya dia mencium ku agak kasar lalu memasukkan lidahnya dengan paksa, berusaha melawan tapi sia-sia dia sangat kuat. Dia mulai memainkan lidahnya, air liur mengalir ke dagu ku ini sungguh geli. Karena tidak bisa mendorongnya maka hanya bisa mencubit bahunya dan untunglah dia segera berhenti."Sudah, berhenti!" Pinta ku.
"Tidak mau" Dia menyeka bibir ku sambil tersenyum lalu kembali melanjutkan aksinya.
Kesal karena tidak bisa melawan dia benar-benar kuat, makin lama tindakannya mulai melewati batas dia memeluk ku dengan erat sehingga payudara ku menyentuh dadanya, merasa nyaman akan itu dilakukannya beberapa kali. Meski sudah kewalahan tapi dia tidak ada niat berhenti, untuk seorang pemula seperti ku tindakannya ini sangat ekstrim dan membuat tidak nyaman.
Perlahan dia membaringkan tubuhku di kasur.
"Berhenti, ku mohon!" Ucap ku sambil menahan tubuhnya.
"Tidak apa-apa hanya sebentar saja"
Tidak ku sadari tangannya kini memegang payudara ku."Tidak boleh" tangannya ku pegang kuat berniat untuk menyingkirkannya tapi sekali lagi dia terlalu kuat.
"Sebentar" Ucapnya sambil mulai meremas dengan lembut, tapi semakin lama dia mulai meremas dengan kuat dan cepat.
"Ah...sudah" Ucap ku sedikit mendesah, untung saja aku memakai baju tebal.
"Sebentar lagi" Dia merendahkan badannya ku fikir dia akan berhenti tetapi aku salah, dia malah mencium salah satu payudara ku.
"Jangan begini, nanti ada yang melihat"
"Tidak apa-apa, lagi pula kita akan segera menikah"
Apa begini jika seorang pria sudah terangsang? Jujur dia yang seperti ini membuat takut, entah hanya perasaan ku saja atau memang seperti itu, dia sangat kasar dan baru kali ini dia memperlakukan ku seperti ini.
Dia menatap ku dan berkata
"Boleh ku coba?" Tangannya diselipkan kedalam lalu meraba buah dada ku."Berhenti! Kau tidak boleh melakukannya!" Dia menarik bra ku ke atas lalu memasukkan kepalanya ke dalam baju ku.
"Zleris, berhenti!" Dia tidak mendengarkan dan mulai mencicipi yang dia maksud tadi sedangkan tangan satunya lagi sibuk meremas dengan semangat.
Apa yang harus aku lakukan? ingin rasanya berteriak tapi ku fikir itu tindakan konyol, bagaimana orang tuanya akan menilai ku nanti? Terpaksa hanya berusaha agar tidak mengeluarkan suara dengan menutup mulut sendiri dengan tangan.
Beberapa menit berlalu tapi dia masih saja menikmatinya.
"Sakit, sudah! Apa kau belum puas? Itu sudah merah, berhenti Zleris!"
"Tidak apa-apa sebentar lagi, kumohon!"
Dia kembali melanjutkan aksinya, kembali menutup mulut ku menahan rasa perih.Beberapa menit kemudian dia akhirnya berhenti, ada rasa bersalah di matanya saat melihat ku menahan sakit. Tangan ku di pegangnya agar berhenti membungkam mulut ku.
"Maaf" mencium dengan lembut.
"Tidak apa-apa" entah kenapa aku merasa kasian padanya. Ei...mungkin otak ku sudah tidak waras lagi. Dia tersenyum manis mendengarnya.
