Bermain di dapur

5.2K 24 0
                                        

Zleris sudah mempersiapkan rumah pribadi untuk kami berdua, wah beruntung sekali mendapatkan suami seperti dirinya yang begitu perhatian. Dulu aku tidak ada hayalan bisa sampai ke titik ini karena sadar dengan segala kekurangan ku dan jika di lihat-lihat tidak ada bagian tubuh ku yang menarik, mungkin saat pertama kali bertemu matanya kemasukan debu. Hehehe

"Sekarang ini rumah kita berdua" katanya sambil menggandeng tangan ku, kami melangkah masuk ke dalam rumah baru.

"Wah...ini sangat besar dan mewah" mata ku terkagum melihat perabotan yang tersusun rapi, nampak mahal.

"Ini bukan apa-apa, maaf aku baru bisa memberi mu rumah kecil" Dia menatap ku dengan sedih.

"Hey! Apa maksudmu. Rumah yang begitu besar dan megah bagaimana mungkin menjadi rumah kecil di mata mu"

"Karena dimata ku, kau lebih besar dari apapun" Aku terdiam seketika mendengar gombalan nya.

"Dan, nama ku bukan hey! Tapi ayang mu yang sudah sah menjadi suami mu" Zleris menarik dan memeluk pinggang ku sehingga wajah kami menjadi sangat dekat.

"Haha aku lupa, maaf kan aku" Meski dia sudah sering bermanja-manja tapi kali ini beda karena status kami sudah resmi, rasanya canggung kau tahu.

"Ayang mu ini tidak terima kata maaf, aku mau..." Dengan buru-buru aku melepaskan pelukannya.

"Bagaimana kalau kita berkeliling melihat isi nya, biarkan aku menghafal nya kau tau kan aku buta arah. Dengan rumah yang sebesar ini nanti aku bisa tersesat"

"Baiklah kalau itu mau ayang" Dia sedikit kesal.

"Ayang marah?" Tanya ku sambil memegang tangan nya. Enggan menjawab hanya menggelengkan kepalanya.

"Ayang marah kan?" Tanya ku lagi.

"Tidak marah ayang, ayo kita liat rumah nya" Dia menuntun jalan.

Rumah ini benar-benar luar biasa bagi aku yang selama ini tinggal di kos an, perabot dan hiasan nya mewah dan mengkilap.

"Oh? Ayang ada kolam renangnya juga?" Langkah nya ikut terhenti saat aku menghentikan langkah melihat dari balik jendela kaca yang besar.

"Itu untuk kamu dan anak kita nanti" Zleris tertawa kecil melihat tingkah ku seperti anak kecil. Lagi, aku mengubah topik.

"Ayo kita lihat dapur nya"

Seperti dugaan ku, perabotan masaknya sangat lengkap bahkan ada kulkas besar di dapur, sangat berbanding terbalik jika di kos an ku ada sayur di lemari sudah sangat bersyukur. Dengan penasaran aku melepas genggam tangan kami dan berlari menuju kulkas lalu membukanya. Buah, sayuran, minuman bahkan cemilan juga ada sangat lengkap. Mata ku terkagum.

"Kau suka?" Terlena dengan pemandangan dihadapan ku sampai-sampai aku tidak menyadari jika Zleris sudah berdiri di belakang.

"Apa boleh ku makan?"

"Hahahaha tentu saja boleh, itu milik mu ayang" Dia tertawa geli.

Tanpa basa-basi appel merah besar terlihat sangat enak ku ambil lalu mencucinya di wastafel.

"Punya ku mana ayang?" Tanya nya sambil memeluk ku dari belakang.

"Aku akan mengambil nya untuk mu"

"Tidak perlu, aku mau punya mu saja"

Zleris membalikkan badan ku menghadap nya. Dia membungkuk kan badannya, kecupan singkat mendarat dengan cepat di bibir ku.

"Ayang!" Panggil nya.

"Iya ada apa?" Dengan lembut ku usap-usap kepalanya.

"Ayang!" Panggil nya lagi dengan manja.

"Iya, kau seperti anak kecil yang haus saja"

Suami ManjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang