chapter 8

6K 471 0
                                    


8.lamaran

Hallo semuanya!!
Terimakasih sudah mampir ke cerita Nadil!!

Bantu support cerita Nadil ya teman-teman!!
Dan bagi yang tidak suka bisa di skip!

Cerita ini murni dari pikiran Nadil sendiri dan jangan ada plagiat!!

Selamat membaca!!

Selamat membaca!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

...

Bagaimana mungkin seorang gadis seperti ku bersanding dengan lelaki hebat seperti dirimu?
-Az-zahra Habibati Altair-

Satu tahun lamanya, Zahra rutin melakukan terapi dan hasilnya pun lumayan, tetapi tetap saja Zahra perlu terapi kembali agar pulih total,bahkan Sarah membawa pskiater pribadi agar dapat menangani masalah emosional yang ada di dalam diri Zahra dan Zahra tidak menolak kalau boleh jujur Zahra malu berada di posisi ini dia sudah berhutang Budi dengan Sarah dan tidak tahu bagaimana membalas nya nantinya

"Ustadzah,saya lelah terapi terus menerus"keluh Zahra saat Sarah mendorong kursi roda nya menuju ruang terapi,Sarah tersenyum tipis mendengar keluhan Zahra iapun dulu merasakan nya saat suaminya lumpuh dan keluhan nya sangat mirip dengan Zahra

"Kamu tidak ingin sembuh?" Pertanyaan Sarah membuat Zahra terdiam,di satu sisi ia ingin sembuh namun disisi lain ia tidak mau menjadi beban

"Saya membebani ustadzah ya?"lirih Zahra tertunduk membuat Sarah menghentikan dorongan pada kursi roda nya dan mengusap Khimar Zahra dengan sayang

"Saya tidak merasa terbebani,jikalau kamu merasa berhutang Budi bisa saya minta imbalan dari kamu?"

Deg

Zahra meremas gamis nya dan mengigit bibir nya beberapa detik ia berfikir sebelum akhirnya mengangguk dan mengizinkan Sarah meminta imbalan padanya.sarah tersenyum tipis begitu melihat kode Zahra yang mengizinkannya meminta imbalan

"Terima lamaran putra saya"mata Zahra melebar begitu mendengar permintaan Sarah yang tidak bisa ia bayangkan,ia mengira Sarah sudah lupa dengan kejadian satu tahun lalu namun ternyata Sarah malah menagih nya hari ini di jadwal ia terapi

"U-ustadzah"lirih zarah

"Mengapa kamu menolak ketulusan putra saya Zahra? Setiap malam saya mendengar amalan-amalan nya untuk melangitkan nama kamu di dalam doa nya"Zahra terbungkam tidak menyangka ia akan di perjuangkan sebegitu hebat oleh Hasbi yang bahkan baru ia temui

"Bagaimana saya bisa mempercayai nya?"mata Sarah menyipit sepertinya ada masalah di masa lalu Zahra yang membuat Zahra menolak dengan adanya laki-laki yang ingin masuk ke dalam kehidupannya

Namun sebisa mungkin Sarah tersenyum manis dan ia menunjuk ke dada Zahra sembari mengusap kepala Zahra dengan lembut

"Hati mu, yakinkan hati mu dan yakinkan pilihan Allah adalah yang terbaik,jangan membuat putra saya ragu dengan doa nya karena seseorang bisa menjadi sangat lemah karena cinta"jelas Sarah hingga Zahra menatap sarah dengan berkaca-kaca

Imam Untuk Ara| Tamat (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang