☘️4. I feel okay, when I see you smile☘️

121 11 3
                                    

🎧Dandelion - Ruth B

"Oh my my god.. Oh my my god.." Bunyi dering alarm hanni.

Hanni tersentak dari tidurnya. Ia segera melihat jam handphone nya. "What the hell.. Ouh, shit... Udah jam tujuh pagi.. Eottakajie.. Aku telat nih.. Tamat sudah riwayatku.." Gerutu hanni.

Hanni segera mengambil handuk dan berlari ke kamar mandi. Ia mandi kilat dan memakai seragamnya dan tak lupa ia menyisir rambut panjangnya serta bedak tipis dan lipgloss pink dibibirnya.

Hanni segera mengambil tasnya dan hanni melihag jam dindingnya. Jam 7:30. Tiga puluh menit lagi bel akan berbunyi dan ia masih dikamarnya. Hanni buru buru menuruni tangga. Ia langsung keluar dan mencari sopir pribadinya. "Ahjussi.. Ayo anterin hanni ke sekolah.." Teriak hanni memggema.

"Siap agasshi.." Balas ahjussi itu.

Hanni segera naik mobilnya. Dan sopir pribadinya membawa mobil dengan kecepatan sedang. "Ahjussi, lebih cepat lagi nanti hanni bisa telat.." Rengek hanni yg sudah gusar.

Ahjussi melirik ke kaca spion. "Iya, agasshi.. Bentar lagi kita akan sampai.."

Hanni hanya bisa menghela nafas. Ia sudah pasrah akan telat setelah sepuluh hari ini ia tidak pernah telat lagi. Hanni menurunkan kaca mobilnya. Wajahnya seketika tertempa angin musim semi yg menyejukkan. "Aku nggak bisa tidur semalaman.. Aku penasaran sekali apa yg diucapkan sama suho ssaem kemaren.. Kayi kenapa? Apa ada alasan tertentu ia nggak masuk ya?" Ucap hanni lirih. Ia mengusap wajahnya kasar. "Kenapa juga dalam otakku ini hanya hueningkai? Aku nih kenapa sih.." Teriak hanni tertekan.

"Agasshi.. Kita telah sampai.." Ucap sopir pribadi hanni sembari menoleh ke belakang.

Hanni melihat keluar jendela. "Tapi kita belum sampai ke gerbang, ahjussi.."

Ahjussi itu tersenyum simpul. "Agasshi tahu jalan tikus yg bisa dilewatin tanpa diketahui guru,nggak? Dan misalnya kalo kita turun sekarang, agasshi pasti akan dihukum sama guru agasshi.." Jelas sopir pribadi hanni dengan ramah.

Hanni menempuk pelan dahinya pelan. "Iya juga ya.. Bisa dihukum lari selepangan bola nanti... Hehehe... Gomawo ahjussi atas idenya.. Aku turun dulu ya. Hati hati di jalan.." Ucap hanni lalu ia turun dan melambaikan tangannya.

Hanni berjalan mengendap endap. Ia celingak celinguk mencari spot spot yg bisa ia lalui supaya bisa masuk kesekolah tanpa harus diketahui guru.
"Eottakkajie? Tamat sudah riwayatku.." Gerutu hanni sendiri. Ia ingin menangis saja rasanya.

"Kamu mau ngapain?" Bisik seseorang di telinga hanni.

Hanni hampir saja berteriak namun secepat kilat mulutnya di tutup oleh tangan besar yg wanginya buah. Mata hanni seketika terbelalak melihat seseorang yg ada di depan matanya.

"Waeyo?? Kenapa kamu suka sekali melihatku dengan tatapan aneh mu itu?" Tanya hueningkai dengan suaranya yg lembut dari lahir. Ia juga melepaskan tangannya dari mulut hanni yg masih berbentuk O.

Hueningkai menghela nafas lelah melihat hanni yg masih terpaku. "Gracia hanni.. Sampai kapan kamu mau mematung, hmm?" Tanya hueningkai lagi dengan sabar.

Air mata hanni tergenang. Ia segera menggenggam kedua tangan hueningkai yg membuat si pemilik terkaget namun hueningkai juga tak bereaksi apapun.

"Kayi a.. Kamu kemarin kemana? Kenapa nggak masuk? Aku sangat mengkhawatirkan kamu tau?" Serbu hanni tak sabar.

Hueningkai tersenyum senang hingga mata almond nya menyipit. "Kenapa? Apa kamu udah kangen aja denganku?" Goda hueningkai dengan senyuman diwajahnya.

Hanni merengut kesal. "Dasar.. Curang banget.. Bisa bisanya dia tersenyum seperti itu..." Teriak jiwa hanni yg tak tersampaikan.

My HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang