MAAF ZAH AKU BELUM MENYERAH

8 0 0
                                    

Penyesalan yang dirasakan Erwin terus menyelimuti fikirannya.
Waktu menunjukkan pukul 7 pagi. Erwin hanya terdiam di pinggiran Taman Dalam lirih dia berkata

"Aku salah... Zah, aku menyesali perkataanku." Ucap Erwin.

Seketika Fatimah sahabat Azizah datang menghampirinya dan berkata kepadanya.

"Apa yang telah kamu lakukan pada Azizah, Win?."Tanya Fatimah.

Erwin melirik kepada Fatimah dan dia berkata.

"Aku engga bermaksud menyakiti hatinya, ini salahku bodohnya aku membuat wanita yang aku cintai menumpahkan air mata luka."

Fatimah menatap tajam kepadanya dan dia berkata kepada Erwin.

"Win, asal kamu tahu, ya, dia rela menolak lelaki yang ingin melamarnya demi lelaki yang pernah ia jumpai dulu dan kini dia rindukan, namun mengapa lelaki itu tega membuat hatinya kecewa?" ucap Fatimah.

Erwin terdiam mendengar apa yang dikatakan Fatimah kepadanya.

"Aku adalah manusia pengecut yang tak berani bicara yang sejujurnya padanya," Tegas Erwin.

Fatimah memandang kepada Erwin dan bertanya kepada lelaki tersebut.

"Win, jadikanlah ini sebagai pelajaran berharga bagimu, jangan pernah menilai seseorang tanpa adanya bukti yang jelas, bukan hanya pada Azizah tapi kepada yang lainnya, agar tidak terulang kembali."

"Ada apa dengan diriku ini? Mengapa bisa terjadi seperti ini? Sedikit terselip rasa cemburu ketika mendengar kabar ketika dia dekat dengan orang lain. Tapi aku sadar diri bahwa aku bukan siapa-siapa baginya," ucap Erwin dengan nada lemah dan putus asa.

"Secepat itukah kamu menyerah, Win?." tanya Fatimah dengan raut sedikit kecewa.

Erwin kembali terdiam sejenak.

"Selagi masih ada jalan mengapa tidak kau kejar kembali? Semudah itukah kamu menyerah untuk menjemput wanita yang engkau cintai?." Tanya Fatimah dengan tegas.

Erwin menghela napas dan berkata kepada Fatimah.

"Mungkin ini bagaikan kompetisi mencintai antara dua ksatria memperebutkan permaisyuri di sepertiga malamnya. Dan semua tidak semudah itu. Aku tetaplah Erwin dan aku masih belum menyerah Zah."

Fatimah tersenyum mendengar apa yang diucapkan Erwin.

"Iya sudah, Azizah sudah kembali ke indonesia dan kini dia berada dirumah, kuatkan hatimu untuk menemuinya, lamarlah dia jika memang hatimu begitu yakin untuk memilikinya dan jangan lupa berdoa kepada Allah, serahkan semua kepada Allah, Aku yakin Allah akan mengabulkan setiap doa dari semua hamba-hamba-Nya."

"Iya sudah aku pamit, Thanks ya Fatimah." Ucap Erwin.
Erwin perig mengunjungi Taman Bunga yang dulu pertama kali mereka singgahi.
Pagi hari sangat cerah, suasana tenang menyelimuti indahnya taman bunga.
Dalam lirih Erwih berkata. " Aku tahu dia akan datang di taman ini."

Satu jam berlalu, Terdengar langkah kaki di samping Taman. Erwin berkata lirih sambil tersenyum. " Azizah....."
Suara Langkah Kaki itu terhenti,
Azizah Hanya menatapnya dibalik Hiasan Bunga Mawar.
"Zah.. Aku tahu kamu akan datang ke taman ini, Maafkan Aku yang telah membuatmu kecewa dan aku sangat menyesali perbuatanku." Ucap Erwin.

Dibalik Taman Azizah hanya tersenyum mendengar apa yang dikatakan Erwin.

" Maukah kamu memaafkanku, Azizah?." Tanya Erwin.

" Iya, Aku mau memaafkanmu, jadikanlah itu sebagai pelajaran berharga untukmu, jangan pernah berburuk sangka pada seseorang." Ucap Azizah di balik taman.

"Terimakasih telah memaafkanku Zah, Aku akui memang aku sangat bodoh membuat hati seorang wanita yang aku cintai terluka."Ucap Erwin.
Azizah hanya tersenyum mendengar apa yang diucapkan Erwin.

"Jika Memang Engkau Mencintaiku Temuilah kepada orang yang lebih berhak atas diriku."
Ewin terdiam mengdengar apa yang dikatakan Azizah.
Raut wajah kebahagiaan begitu terpancar.

"Aku tetap masih berjuang.
"Zah, Akan kutemui Ayahandamu."Ucap Lirih Erwin.

"Aku akan siap menunggumu Win, Assalamu'alaikum." Ucap Azizah sambil melangkah pergi meninggalkan Taman Bunga.

Erwin sangat bahagia Seketika air mata berlinang di kedua pipinya.
"Aku akan Terus mempertahankan Rasa ini Untukmu Zah."
Erwin Menuliskan Puisi Di dalam Buku Diary nya.

"Ternyata Memang benar.
kata Orang Cinta itu.
perlu Perjuangan yang begitu besar.
Kata Tulus perlu linangan Air Mata.

Aku tetap mengatakan itu
pada diriku sendiri.
Ini bukan Tentang perjuanganku ataupun perjuanganmu.

Tetapi perjuangan kita.
karena bagiku yang pantas
Bertakhta di dalam hati hanya satu.
Aku akan berusaha.

Akan menjadi Rumah yang teduh.
Agar kamu nyaman untuk berlabuh.
jadikanlah aku titik akhir
pencarian Cintamu.

tidak ada keinginan
lain dalam hidupku.
kecuali untuk bahagia bersamamu.
Dulu memang aku rasakan.

begitu pahit tentang cinta.
Namun kini seiring berjalannya waktu.
Cinta Itu memang begitu indah terasa.

Zah..

Pernah Patah
Bukan berarti Tak Akan Bahagia."

Kira - kira apakah Erwin akan Melamar Azizah?
Tunggu Episode Berikutnya.

Story Of love  " Ana Uhibukki Fillah "Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang