Infeksi

51 2 4
                                    

July 27, 2021

Sebuah luka yang terlupakan. Terjamah disinfektan pun tidak. Apalagi dibalut perban. Semuanya hilang di kesempatan pertama. Goresan paling awal. Padahal ku kira lebam. Tak tahu akan infeksi seperti ini. Penyakit kambuhan? Itu lho, seperti gejala alergi. Menimbulkan ruam gatal mengganggu di kulit, segera setelah memasukkan racun yang tak diterima oleh tubuh.

Aku tak tau gejala alergi juga menyerang otak dan hati. Satu saja kenangan muncul dan melakukan kontak dengan sumber luka. Semua sel di tubuh lalu memaksa mematikan tombol. Padahal tubuh manusia tidak ada tombol jeda atau berhenti yang bisa ditekan sesuka hati. Satu hal yang pasti, ini infeksi bukan lebam lagi.

Pikirku dia merusak daftar calon pangeran yang ideal menurut versiku. Bahwa akan kesulitan menemukan orang yang minimal menyerupai sikapnya. Detik ini aku menyadari aku salah. Bukan daftar itu yang dirusak, tapi caraku memandang diriku sendiri. Ternyata aku tidak membandingkannya dengan yang lain. Diriku sendiri yang bersembunyi di balik semua skenario pribadiku.

Bahwa aku ternyata tidak sepadan dengan dirinya atau siapa pun malah. Ku temukan alasan kenapa aku selalu merasa kecil di hadapannya, kenapa aku tak secemerlang dirinya atau kenapa aku merasa tak pantas untuk mendapatkan kasih dari pria lain.

Karena perubahanku tak berarti apa-apa. Seperti jalan di tempat. Sedangkan dia selalu menuju sempurna. Hampir tiada cela. Tepat di depanku tapi kesulitan untuk digapai. Karena aku tak sebaik dirinya. Versi diriku sama sekali tak mendekati kecocokannya.

Ternyata aku tak compatible. Untuk siapa saja.

Lava PijarWhere stories live. Discover now