Chapter 3 : Terbongkar

6 5 0
                                    

"hahahhahahh, lo akhirnya nyadar juga yah, bagus deh jadi kami nggak perlu banyak drama sama lo lagi" ucap putri yang tadi menangis berubah menjadi tertawa sinis

"Bener banget tuh, lo nggak usah nge sok sok an deh, lo itu ya sumpah ngeselin banget, bagus deh kalo lo dikeluarin setidaknya gue nggak bakal ketemu sama orang pick me girl kaya lo, ya nggak?" Sahut tasya dengan jelas sambil menyindir gue

"Bener tuh, setuju gue sama lo semua" jawab Justin dan Steven bersamaan mengiyakan ucapan pacar mereka itu

"Jadi semua ini bener?, Wah parah lo" daniel yang masih sedikit tak percaya bisa-bisanya teman dekat mereka ternyata palsu, mengayunkan sebuah pukulan kewajah temannya yang berkhianat itu

Ayunan tangan daniel berhenti ketika gue memegang tangan daniel

"Udahlah daniel, orang kayak mereka tuh nggak oerlu dihadepin mereka emang udah nggak waras mending kita pergi aja tinggalin mereka

Daniel yang masih tersulut emosi ketika melihat mereka, hanya bisa pasrah saat ditarik menjauh oleh gue. Setelah berjalan cukup jauh, tubuh daniel terasa lebih rileks

"Ren, sorry ya gue nggak tau kalo mereka kayak gitu" ucap daniel lirih menyesal dengan apa yang ia lakukan

"Santai, lo nggak salah, dari dulu gue juga udah tau cuma pengen mereka ngaku aja, gue dikeluarin?, Ya emang salah gue juga, udahlah santai aja, kan gue yang dikeluarin kok lo yang sedih jangan sedih lagi okeey?" Gue berusaha untuk  menenangkan daniel, meskipun gue juga sedikit terkejut dengan jawaban mereka, 'bodolah emang gue pikirin' batin gue

"Dah gue cabut dulu, bye" ucap gue lalu segera meninggalkan daniel tanpa menunggu jawaban nya

----- Sampai dirumah -----

"Ma, ren pulang!!" Teriak gue seperti biasanya sepulang sekolah

"Oh baik pak, terimakasih" ucap mama gue setelah menerima suatu panggilan telepon

"Ren sini kamu!" Ucap mama gue, yang menandakan sebentar lagi ada badai

"Apasih ma?" Jawab gue lesu sambil menghempaskan tubuh ke atas sofa

"Apasih ma, palamu, kamu ngapain sih bisa-bisanya lo santai habis dikeluarkan dari sekolah, hello lo masih waras nggak sih, capek gue ngadepin lo, keturunan siapa sih?" Ucap mama gue dengan wajah memerah karena marah meluap-luap, persis kek kepsek gue tadi

"Yaelah ma, bukan jg sekali ren dikeluarin udah santai aja" sifat gue yang mengganggap remeh sekolah inilah yang membuat mama gue tak habis pikir

"Udah lo gue masuki sekolah SMA Moonlight titik!" Ucap mama gue lalu pergi masuk ke kamar

Flashback end

"Makanya gue masuk sekolah ini" sambung cerita gue ke teman-teman baru gue itu

"Wahh sumpah lo kayak gituan disekolah lama lo ren?" Tanya syifa

"Yah,. Gitu deh" jawab gue santai meski gue tau beberapa siswa yang mendengar cerita gue merasa gue tuh aneh atau sebagainya lah nggak ngerti gue

"Gilak, parah banget lo weh, mantan bad girl nih bos" ucap fella sambil menepuk-nepuk pundak gue

"Hahahaha" kami semua tertawa bersama bersama

'kayak nya nggak terlalu nyesel masuk sini, orang nya pada ramah nggak kayak disekolah gue dulu' batin gue

---- skip, pulang sekolah ----

(Maaf author sering skip waktu belajar disekolah, cz author bingung mau cerita kayak gimana:?)

Sepulang sekolah, gue bertemu sama daniel. Dia juga baru pulang sekolah, kami janjian buat ketemuan di kafe biasa tempat circle kami ngumpul

Do you still remember? [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang