2

3.4K 151 2
                                    

Pemakaman telah dilakukan beberapa jam yang lalu,
Adam masih duduk disebelah makam kedua orangtuanya.
Tak jauh dari situ alam juga ikut menemaninya hingga ia merasa baikan.

Adam tak berbicara sepatah kata pun, ia hanya diam termenung menatap makam kedua orangtuanya.

Langit mulai mendung, sepertinya dia juga ikut merasakan kesedihan hari ini.

"Hah," alam menghelakan nafasnya.
"Sebaiknya kita pulang sekarang, sebentar lagi akan hujan" lanjutnya.

"Gausa sok perduli sama gue"
Tekannya terhadap alam,
Dia pergi begitu saja tanpa melihat kearah alam.

"Mau kamana lo" ucap alam

Adam berhenti tanpa menoleh
"Bukan urusan lo, gausa ikut campur"

Alam memberi kode kepada bodyguard nya untuk tidak membiarkan adam pergi.

"Apa apaansih, lepasin gue, LO! UDA GUE BILANG JANGAN IKUT CAMPUR.
BIAR INI JADI URUSAN GUE, LO GAUSA MENTINGIN GUE, SEKARANG LO BEBAS, LO GA PERLU LAGI MIKIRIN UCAPAN BOKAP GUA YANG NYURUH LO BUAT JAGA GUE.

Alam hanya diam menatap kemarahan Adam.

"Masuk" ucap alam

Adam dipaksa masuk kedalam mobil,
Dia terus berontak.
Alam ikut menyusul masuk kedalam mobol.
Dia melihat kearah adam, Adam melihatnya dengan tatapan tajamnya.
Dia langsung membuang muka kearah jendela.

Hingga beberapa lama mereka diam,
Alam melihat kearah adam, ternyata dia tertidur, pantes anak ini tidak rusuh dari tadi.

Alam tersenyum melihat muka polos Adam ketika tidur, beda lagi ketika dia bangun, membayang kan nya saja membuat alam tersenyum geli.

"Kalau ngantuk itu bilang, jangan rewel" ucap alam sambil mengelus kepala bayi singa itu.
"Gua gaakan biarin lo lepas dari pengawasan gue, segera urus hak asuh adam, saya tidak mau hak asuhnya jatuh ketangan keluarga nya, mereka itu licik, mereka hanya mengincar harta warisan keluarga adam, lanjutnya kepada bodyguard nya.

"Baik tuan"

Akhirnya mereka sampai di apartemen alam, alam tak akan membiarkan adam tinggal dimensiennya.
Pasti disana keluarganya mungkin sudah berkumpul semua, untuk langsung membicarakan harta warisan itu.
Alam muak dengan mereka, yang ada di pikiran mereka hanya harta, harta, dan harta.

Alam turun dari mobil, dia mengitari mobil untuk membuka pintu untuk Adam, ia tidak tega membangunkannya, bisa bisa Adam mengamuk nantinya.
Dia menggendong Adam ala koala, adam langsung melingkarkan tangan nya ke leher alam
'Begitu menggemaskannya bayi singa ini' pikir nya.

Alam berjalan masuk kedalam apartemen nya.

Lalu meletakkan adam ke tempat tidurnya.
mereka akan satu kamar, alam tidak akan membiarkan adam tidur sendiri sehingga dia lepas dari pengawasan alam.
Begitu protektif bukan, itulah sejatinya seorang Alam Diansyah,
begitu protektif dan posesif.

Adam ElbaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang