3

3.4K 152 1
                                    

Hujan masih turun dengan derasnya,
tetapi tidak membuat orang yang ada dibawah gumpalan selimut itu terbangun.

Ia, dia adam yang bahkan tidak terganggu sama sekali tidurnya.
Sehingga orang lain masuk ke kamar itu.

" Adam bangun "

" Enghhh " gumam adam menggeliat dalam tidurnya.

" Huhh " dia sungguh lelah membangunkan bayi singa ini, iya dia alam.

" Adamm bangunnn, perut lo kosong dari tadi pagi" lanjutnya.

Tidak ada pergerakan sama sekali dari Adam.

Kesabaran alam tidak setebal itu untuk tetap menunggunya bangun, mau sampai jam berapa dia menunggu anak ini bangun, bisa bisa sampai besok dia menunggu.

" Dalam hitungan ketiga lo ga bangun jugak gue seret lo ke kamar mandi "
"Satu, 'benar benar tidak mau bangun heh', DUAA, TIII..."

"Isss, iya iya gue bangun" dia sangat kesel terhadap alam, dia tidak tau apa matanya ini sangat ngantuk, tapi ada saja gangguan dari setan ini.

Sangat kasar bukan, itula adam bermulut tajam dan kasar.

"Bangun makan, gue tunggu dibawah
kalo sampe lo ga turun jugak, liat aja, bener bener gue seret lo." Alam keluar dengan membanting pintu kamar nya, Adam saja sampai terkejut mendengarnya.

Adam bangun menuju kamar mandi,
dia berdiri didepan wastafel untuk mencuci mukanya.

"Hah, Adam kangen, papa sama mama tega banget ninggalin adam."
Badan nya mulai bergetar menahan isak tangis nya, dia tidak sanggup, dia merasa kehilangan pijakan nya.

"Hiks, huh, Adam gaakan nangis lagi,
Adam gamau ngeliat kalian sedih, karna ngeliat adam nangis disini, adam kuat kok." Lanjutnya, dengan bibirnya membentuk senyuman tetapi matanya terus menerus mengeluarkan cairan bening.

Dia segera turun kebawah, tanpa melihat mata tajam yang dari tadi memperhatikannya.

" Mata lo ga bisa biasa aja, ga pernah ngeliat orang ganteng ya, ah pantes"
" Iri kan lo" lanjut adam.

" Pede banget lo, gue laper, lama banget dari tadi turun, kaya cewek lo.

" Ya makan tinggal makan kenapa harus nungguin gue"

"Lebay banget" lanjut adam dengan suara pelan agar dia tidak mendengarnya.

"Apa lo bilang"

"Gaadak"ucapnya dengan cepat.

Selesai makan adam kembali ke dalam kamar, alam mengikutinya dibelakang tanpa adam sadari.

"Allahuakbar" kaget Adam
"Ngapain lo ngikutin gue" lanjutnya.

" Ya mau tidur la"

" Disini"
"Ga ga ga, enak aja, lo tidur dikamar lain, gue disini"

" Elo yang enak aja, kamar kamar gue kenapa lo yang ngatur"

" Yauda, gue aja yang tidur dikamar sebelah"ucapnya

Alam menahan lengan nya.
" Enggak, lo tidur sama gue"

" Gua gamau, lepas gak" Adam berontak dari cekalan tangan alam
Alam yang mulai kesel langsung mengangkat adam ala karung beras.

"Woii, turunin gueee, pala gue pusingg"

"Makanya kalo gamau pusing diem"

"GAMAUUUU, TURUNIN GUEEEE" teriaknya.

Tak lupa mengunci pintu, alam langsung meletakkan adam di atas tempat tidur"

"Diem, tidur"

"Huh, huh, huh," nafasnya tidak beraturan, matanya menatap tajam alam"

" Tidur, mau gue congkel mata lo"

Adam langsung tidur memunggungi alam.
Alam ikut merebahkan badannya disamping adam, tak lupa mematikan lampunya.

Jam dua dini hari, tiba tiba,
" HAHH, alam terbangun dari tidurnya, dia bermimpi buruk tentang Adam, alam langsung menolehkan kepala nya kesamping, dahinya mengernyit, kenapa anak ini pikirnya.

" Dam, adamm, lo kenapa"
Tak sengaja tangan nya menyentuh tangan adam yang begitu panas.
"Astaga badan lo panas"
Dia langsung menelpon dokter pribadi keluarga nya.

"Hiks,hiks, pusinggg" bibirnya melengkung kebawah, matanya juga ikut mengeluarkan cairan bening.

"Iyaa, bentar ya, minum dulu"

"Hikss, gamauuu, hiks hikss huaaaa
Daddyy pusinggg"
Alam kaget mendengar Adam memanggilnya daddy, mungkin kalau dia sadar pasti dia bakal geli memanggil alam degan sebutan itu. Alam tidak bisa menahan senyumnya.

"Iya sayang sebentar ya, bentar lagi dokternya sampe"

"Hikss gamauuu, hikss hikss gendonggg"

" Sstt, ssttt," dia langsung mengangkat adam ala koala, mengelus punggungnya dengan lembut tapi tidak membuat bayi singa ini terdiam, dia berjalan kearah lemari tempat menyimpan obat obatan, alam mengeluarkan baby fever, dan langsung menempelkan kejidatnya.

Tidak lama dari itu akhirnya dokter itu pun datang.

Tok tok tok
"Permisi tuan" ucap dokter itu

"Ah masuk la"
Adam benar benar tidak mau lepas darinya.
"Periksa seperti ini saja" lanjutnya

" Dia tidak kenapa napa, hanya kelelahan saja, makan nya jugak harus di jaga tuan kalo tidak lambungnya akan kambuh, ini resepnya kalo begitu saya pamit, permisi.

"Hmm, sekalian panggilkan maid kemari"

"Baik tuan"

Tok tok tok
"Permisi tuan, apakah tuan memanggil saya"

" Buatkan susu di dalam dot, antar kemari"

"Baik tuan.

Tok tok tok
"Masuk"

" Ini susunya tuan"

"Terimakasih, keluar"

"Baik tuan, saya pamit undur diri"

Dari tadi adam belum juga tertidur.
Alam langsung menyumpalkan nipple silikon itu kedalam mulut Adam.
Adam langsung menghisap nya dengan begitu cepat seperti orang kelaparan.

"Tidur, daddy disini"
Bibirnya melengkung kebawah pertanda dia ingin menagis lagi.
Alam benar benar tidak tega mendengar tangisan bayinya.

"Kenapa sayang, bobok hm"

"Emm, ndakk mauwwu"
Ucapnya tidak jelas karena mulut nya masih tersumpal dot.
Alam berdiri sambil menimang nimang bayinya, hingga tertidur.

Lalu dia meletakkan adam dengan hati hati agar tidak terbangun, susunya juga sudah habis dari tadi, tapi mulutnya masih saja seperti mencari sesuatu.

Dia langsung mendekatkan pecifier kedalam mulut adam, dan benar saja dia langsung mengemutnya dengan cepat.

Alam langsung bernafas dengan lega, akhirnya bayi nya tidur juga.

Dia juga ikut tidur disamping adam, tak lupa menaruh guling disebelah kiri Adam agar anaknya tidak terjatuh.

Anaknya? Benar, hak asuh nya sudah ada di tangan alam sejak tadi sore.

Jadi terserah alam bukan mau melakukan apa saja terhadap Adam.

Adam ElbaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang