| 2 | Keputusan Baik

1.4K 206 10
                                    

"Aku akan menerima misi ini, namun aku menginginkan Sakura ikut bersamaku."

Tak ada reaksi yang begitu kentara, laki-laki itu memang pandai dalam mengatur gestur tubuh serta ekspresi wajah. Namun setelahnya Kakashi pun menghela napas yang memiliki arti jika sebenarnya ia merasa sedikit keberatan atas permintaan Shikamaru.

"Aku memberikan misi tunggal padamu."

"Aku mengerti. Tapi, aku hanya mengantisipasi, ketika aku terluka nantinya Sakura bisa mengobatiku, aku rasa tidak buruk mengubah misi tunggal ini dengan menambahkan satu orang lagi, bukan kah dengan adanya Sakura kita juga bisa memberikan pertolongan pada warga yang terluka akibat penyerangan itu, Rokudaime-sama?"

Baiklah, mari kita beri tepukan bagi ide brilian yang hadir dalam otak jenius Shikamaru secara tiba-tiba itu. Di balik wajah malasnya, Shikamaru menyembunyikan sebuah rasa bahagia lantaran ucapannya itu ternyata berhasil membuat Kakashi kini terdiam, nampak menimang-nimang dan tentu saja hal tersebut memberikan Shikamaru kesempatan untuk mendapatkan persetujuan.

"Kau memang pandai, Shikamaru. Tapi, mengapa harus Sakura? Jika alasannya karena dia ninja medis, bukan kah kau bisa membawa ninja medis yang lain?" Rasanya Kakashi ingin menyeringai dengan jelas di balik maskernya, namun itu sama sekali bukan dirinya, Kakashi tetap diam dan terus memperhatikan gerak gerik Shikamaru, pria Hatake itu ingin melihat apa alasan yang akan Shikamaru berikan kali ini.

"Mungkin selain ninja medis, alasan lain yang membuatku memilih Sakura untuk ikut serta adalah karena dia juga mampu memimpin pertempuran, maksudku, dia bisa bertarung sangat baik. Dan, bukan kah Sakura pernah menjalankan misi ke Negara Bulan? Itu bisa menjadi nilai plus jika ia ikut bersamaku, Sakura bisa memberikan beberapa informasi yang mungkin bisa membantu," jelas sang Nara.

Kali ini, Kakashi tak bisa menyembunyikan ekspresinya, ia tersenyum penuh arti. Shikamaru pandai sekali menutupi perasaannya dengan mengganti alasan yang terlihat sangat masuk akal, padahal di balik itu ada maksud lain. Kakashi tahu itu.

"Aa~ Aku, Sakura, Naruto dan Lee memang sempat pergi ke sana. Baiklah, kurasa idemu memang tidak memiliki alasan untuk aku menolaknya, aku akan segera mengatakan ini pada Sakura."

...

Langit malam yang menggelap, tak mampu menghadirkan keseraman bagi para manusia yang berlalu lalang, sebab ribuan bintang kini nampak tercecar rata pada permukaan langit di atas sana hingga menghasilkan sajian pemandangan begitu indah yang sangat sayang jika dilewatkan.

Memandang lekat pada gemerlap angkasa menjadi hal yang sangat menenangkan bagi beberapa orang, termasuk gadis dengan helaian merah muda. Dengan kedua kaki yang terus melangkah bergantian guna menyusuri desa, kepalanya sesekali mendongak untuk hanya sekadar menikmati indahnya langit pada malam ini.

Namun, wajahnya tak lagi menampilkan senyuman manakala ia kembali teringat atas ucapan Kakashi beberapa waktu lalu, dimana dirinya mendapatkan tugas untuk menjalankan misi jangka panjang yang belum bisa dipastikan waktunya hingga kapan, misi penyelidikan yang akan ia jalankan bersama Shikamaru.

Sejujurnya bukan masalah besar karena ia pun merindukan misi-misi yang dulu ia emban, namun sejak Sakura disibukkan dengan Rumah Sakit membuat gadis itu menjadi lebih terfokus untuk membantu di tempat itu dan belum sempat menerima sebuah misi kembali.

Juga, dengan begini bukankah Sakura bisa memanfaatkannya untuk membantu perasaannya dalam melupakan pujaan hatinya sejak dulu. Ya, Sakura memang berniat melupakan Uchiha Sasuke.

Bukan perihal kesetiaan. Setia atau tidak. Tapi bukan kah setiap manusia memiliki titik lelahnya masing-masing? Bertahun-tahun menunggu kepastian yang bahkan belum tentu ia dapatkan membuat hatinya terus merasakan nyeri yang tak ada habisnya.

Serta, melihat bagaimana sikap laki-laki itu selama ini pun membuat Sakura semakin yakin untuk mengubur dalam-dalam perasaannya, dan jika bisa, Sakura sangat ingin menata hati kembali dan menyimpan nama baru di dalamnya.

Tapi, apakah Sakura mampu? Ia merasa perasaannya pada Uchiha bungsu itu telah begitu melekat erat dalam hatinya, hingga Sakura pun menutup kedua mata atas apa yang pernah laki-laki itu lakukan padanya bahkan sampai membahayakan nyawa gadis itu sendiri. Tapi, lagi-lagi Sakura memaafkan.

Bukan kah itu pertanda ia begitu menggilai Sasuke? Dan, Sakura ingin penderitaannya atas asmara segera sirna dan digantikan oleh rasa yang jauh lebih baik, bisa kah? Walaupun bukan dengan Sasuke, siapa pun itu, yang terpenting laki-laki itu mampu memperlakukannya dengan baik serta mencintainya dengan tulus.

Lamunannya buyar manakala Sakura menyadari hadirnya sosok lain yang berjalan tepat di sampingnya sekarang. Sosok laki-laki berambut nanas yang kini berjalan dengan memasukkan kedua tangan pada saku celana di kedua sisinya, serta netra malas itu terarah pada gelapnya malam ditemani keterangan cantik dari para bintang, tanpa adanya bulan.

"Apakah Rokudaime-sama telah memberitahumu? Mengenai misi yang akan kita jalankan besok pagi." itu sebagai awal pembicaraan yang dipilih oleh laki-laki tersebut.

Sakura mengangguk samar dan melakukan hal yang sama─memandang langit. "Sudah. Mengapa kau memilihku?"

Sedikit tubuh Shikamaru bergetar mendengarnya, jadi, Kakashi bukan hanya mengatakan tentang misi? Juga mengenai Shikamaru yang menginginkan gadis itu ikut serta pun Kakashi katakan? Yang benar saja!

Sakura mengernyit. Gadis itu jujur saja sempat terkejut mendengar Kakashi yang mengatakan kebenaran, perihal misi ini yang awalnya adalah berjenis tunggal dan Shikamaru lah yang memiliki kewajiban untuk menjalankannya, namun entah mengapa Shikamaru menginginkan seorang partner, dan laki-laki itu memilih Sakura.

"Kupikir kau tidak akan keberatan dengan misi ini, Sakura. Tapi, aku ingin mengatakan hal lain. Sejujurnya aku memberikan misi ini hanya pada Shikamaru awalnya, ya, bisa dikatakan misi tunggal. Namun, Shikamaru menginginkan dirimu untuk ikut serta."

Itu adalah sepenggal kalimat yang Kakashi ucapkan pada Sakura beberapa waktu lalu. Dan, Sakura belum menemukan titik terang atas apa alasan yang membuat Shikamaru meminta pertolongannya untuk menjadi teman misi.

Sakura sedikit kesal manakala ia tak mendapatkan jawaban apa-apa dari laki-laki itu, membuat pada akhirnya Sakura menghela napas, ia pun menoleh guna memperhatikan sosok laki-laki klan Nara di sampingnya. "Shikamaru?"

Tatapan Shikamaru yang sejak tadi terarah ke langit, perlahan mulai turun dan berganti memandang ke depan, wajahnya nampak malas seperti biasa. "Tidak ada alasan khusus."

Mendengar itu jelas saja membuat Sakura mendengus sebal. "Apa-apaan kau ini, aku sibuk, tahu! Ada baiknya kau mengajak teman yang lain saja,"

"Tidak."

Segera saja Sakura kembali menoleh ketika mendengar jawaban cepat yang Shikamaru berikan, kernyitan pun kembali hadir. "Kenapa?"

"Kupikir hanya kau yang cocok menjalankan misi ini denganku." ujar si laki-laki, terlihat tengah menyembunyikan sesuatu, mungkin sebuah alasan yang asli.

"Baiklah, aku memang pernah pergi ke Negara Bulan dan ya mungkin aku lebih paham dengan tepat itu dan kau bisa mengandalkanku. Tapi, tidak ada kah alasan lain?" Desak Sakura.

"Entahlah." setelah mengatakan satu kata itu helaan napas kembali terdengar dari Shikamaru.

Sakura mencebik mendapatkan jawaban tak jelas Shikamaru. Gadis itu pun lebih memilih tak kembali memperpanjang permasalahan tersebut. Sakura meregangkan otot yang terasa sedikit pegal. "Ne, Shikamaru. Ini misi jangka panjang, kuharap kita bisa bekerja sama,"

"Aa~ kuharap juga begitu."

...

Bersambung...

𝐅𝐎𝐑𝐄𝐕𝐄𝐑 𝐋𝐎𝐕𝐄Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang