Rasanya kikuk sekali bagi Haru berada berdua saja dengan orang asing, terlebih perempuan. Setelah kepergian Shikamaru dan Hikaru, Haru serta Sakura masih diam di dalam gua, suasana canggung langsung tercipta atau lebih tepatnya hanya Haru saja yang merasakan karena Sakura sejak tadi terlihat biasa saja.
Sakura melongok ke depan, ke arah luar gua seolah sedang memastikan dua temannya telah benar-benar pergi, sebelum akhirnya gadis itu langsung mengalihkan tatapannya pada Haru dimana hal tersebut sempat membuat remaja itu tercekat samar.
"Hey, santai saja, aku tidak akan memakanmu," Sakura akhirnya berujar, terdengar menyelipkan nada jenaka untuk menyingkirkan sikap canggung Haru yang jelas saja bisa Sakura rasakan, belum lagi Sakura bisa melihat pelipis remaja itu memunculkan bulir keringat.
Haru berdehem dan sempat memalingkan wajahnya, benar-benar layaknya remaja yang sering Sakura temui. Gadis itu tergelitik atas sikapnya.
"Katakan saja apa yang kau inginkan."
Nada ketusnya mengingatkan Sakura pada Sasuke, terlebih rambut hitam Haru serta mata hitamnya, Haru terlihat seperti adik Sasuke jika dijelaskan dengan menggambarkan seseorang yang dikenalnya.
Gadis itu membuang nafas pelan. "Uhm, sejujurnya aku ingin menanyakan sesuatu padamu,"
Kening Haru mengernyit, kemudian remaja itu pun menoleh. "Bertanya apa?" Kini suaranya terdengar lebih rendah, seperti telah mencoba menerima keberadaan Sakura.
"Hm... ini mengenai senjata yang terkumpul di ruang bawah tanah dimana dulu rumah kalian berdiri,"
"Ada apa dengan itu?"
Sakura melipat bibirnya ke dalam, seakan cukup merasa ragu dalam hal pengucapannya. "Uhm... bagaimana cara aku mengatakannya, ya. Mengenai pedang yang sempat aku sentuh... uhm─"
"Katakan saja." Potong Haru. Haru tentu saja ikut menyaksikan bagaimana beberapa waktu lalu Sakura sempat beraksi dengan salah satu pedang milik keluarganya itu.
Sejujurnya Sakura tertarik dengan benda tersebut, Sakura merasa seperti memiliki ikatan tersendiri dan tergiur untuk mencobanya lebih lama. "Apakah... aku bisa menyentuhnya lagi?"
Sakura yang melihat kernyitan di kening Haru serta wajah curiga remaja itu langsung saja kembali menjelaskan, "Bukan apa-apa, hanya saja aku tertarik untuk mengenal pedang itu lebih dalam. Selain memainkannya, mungkin aku juga bisa mengetahui siapa tangan yang membuatnya, atau untuk siapa benda ini diciptakan? Yeah, ada banyak hal yang ingin ku ketahui,"
Haru terdiam, nampak memikirkan untuk beberapa waktu dan itu membuat Sakura cemas, namun kecemasan Sakura segera lenyap ketika melihat anggukan kepala Haru.
"Baiklah. Kita ke sana saja sekarang."
...
Pada sebuah ruangan tak tersentuh cahaya mentari dan hanya diterangi lampu di beberapa sudut, terlihat dua manusia sedang berdiri di depan sebuah meja yang di atasnya tergeletak pedang cambuk cantik.
Sakura dan Haru cukup memperhatikan untuk beberapa waktu, Sakura tampak benar-benar terpukau oleh karya Takanashi yang satu ini. Sangat unik.
"Jadi apa yang ingin kau tanyakan?"
Sakura menoleh untuk menatap remaja lebih muda 2 tahun darinya itu, yang mana memiliki tinggi nyaris sama dengannya. "Apa nama pedang ini?"
"Nichirin Whip-Katana. Sejujurnya ini bukan Takanashi yang membuatnya,"
Sakura mengernyit dan rautnya jelas sekali memiliki arti ketertarikan lebih keras. "Apa maksudnya? Jadi selain memproduksi, kalian juga menampung beberapa senjata dari pihak lain?"
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐅𝐎𝐑𝐄𝐕𝐄𝐑 𝐋𝐎𝐕𝐄
Fanfiction🌸𝐒𝐡𝐢𝐤𝐚𝐒𝐚𝐤𝐮🌸 Yang Nara Shikamaru inginkan untuk urusan asmaranya adalah ... menikah dengan gadis kalangan biasa serta menjalani kehidupan yang sederhana, itu adalah definisi keluarga bahagia serta menenangkan bagi Shikamaru. Namun, apa jad...