Bangunan di Negara Bulan memang kebanyakan terbentuk dari bahan-bahan kokoh karena dinding yang dibuat tinggi, itu berlaku bagi area pusat kota. Berbeda dengan kawasan tepi dimana rumah-rumah lebih rendah namun tak kalah mewahnya, mengingat betapa majunya negara itu. Dan, penyerangan Shikamaru terjadi di sana, membuat beberapa titik lokasi hancur walaupun tak berdampak pada rumah-rumah warga.
Sakura dan Shikamaru baru saja tiba, rupanya tempat tersebut masih sama sejak terakhir kali Shikamaru melihatnya, pertanda belum ada pihak yang menjamah. Itu penilaian Shikamaru pada awalnya sampai mata malasnya menemukan kejanggalan, dimana puing-puing dari senjata lawan tak ditemukan, seakan ada pihak yang telah memunguti untuk menghilangkan jejak.
Si gadis berjalan pada retakan tanah, memperhatikannya dengan teliti berharap menemukan sesuatu. "Aku tak mendapatkan apapun, bagaimana denganmu, Shikamaru?"
Keheningan didapatkan. Sakura pun akhirnya mencari keberadaan Shikamaru, ternyata laki-laki itu berada beberapa langkah cukup jauh di belakangnya, terlihat sedang memegang sesuatu. Merasa penasaran akhirnya Sakura pun mendekatinya.
"Apa itu?"
Di tangan Shikamaru sekarang, terlihat sebuah benda asing, bentuknya seperti pistol namun namun ukurannya lebih besar dan area peluru terlihat lebih luas, dan titik yang biasanya dijadikan penyimpanan peluru justru terlihat membentuk pisau.
Shikamaru mengamatinya baik-baik, laki-laki itu mengangguk setelah mengetahui jika benda inilah yang semalam digunakan pihak lawan dalam menyerangnya dimana beberapa pisau melesat dengan cepat menggores tubuhnya.
"Ini senjata mereka, Sakura. Yang lainnya entah mengapa telah hilang. Tapi, mereka ceroboh karena meninggalkan ini," Shikamaru menyodorkan benda asing itu pada Sakura.
Sakura memasangkan di tangannya, terlihat bingung dengan cara penggunaan alat tersebut. Pergerakan Sakura tak luput dari pengamatan Shikamaru, laki-laki itu menelisik bentuk senjata tersebut serta mengingat bagaimana malam tadi musuh menggunakannya.
"Bagaimana cara menggunakannya?" Tanya Sakura, mengintip lubang di area depan senjata itu, Sakura sepertinya tahu jika itu digunakan untuk menyimpan sesuatu entah apa pastinya.
"Aku tidak tahu namanya apa. Yang jelas, kurasa ini adalah sentaja api yang cara penggunaannya bisa hanya dengan mengandalkan satu tangan, seperti ini.."
Tangan Shikamaru pun bertumpu dengan milik Sakura, memegang pistol itu secara bersamaan, kemudian Shikamaru bergeser untuk berdiri tepat di belakang tubuh Sakura dan mengarahkan pistol tersebut ke depan.
Berdebar adalah hal yang Sakura rasakan saat ini, tubuhnya sedikit meremang ketika samar-samar merasakan dada Shikamaru menyentuh punggungnya, terlebih bagaimana kini tangan Shikamaru menumpu di tangannya, memandu Sakura dalam menggunakan senjata yang tak Sakura ketahui itu.
"Shika─"
"Saat menggunakannya, kau harus fokus, jatuhnya titik fokus tatapanmu serta arah ujung senjata pada ojek yang menjadi sasaranmu..." Suara Shikamaru mengalun di sisi telinga Sakura, bahkan nafas hangat pria itu pun berhasil membuat Sakura semakin tak menentu.
Tubuh Shikamaru membungkuk dan tepat berada di sisi wajah Sakura, tatapan Shikamaru fokus ke depan, laki-laki itu terlihat sudah paham dengan apa yang sedang dilakukan padahal laki-laki itu hanya mengandalkan asumsi saja. "Kemudian, tarik pelatuknya jika kau sudah yakin tembakannya telah mengarah pada objek yang tepat..." Shikamaru mengarahkan pistolnya ke sebuah batang pohon untuk mencontohkan. "Kita bidik batang pohon itu..." Bisik Shikamaru lagi.
Sakura meneguk saliva dengan sulit, tidak, gadis itu bahkan tak mengingat keseluruhan ucapan Shikamaru, Sakura gagal fokus.
"Shika─"
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐅𝐎𝐑𝐄𝐕𝐄𝐑 𝐋𝐎𝐕𝐄
Fanfiction🌸𝐒𝐡𝐢𝐤𝐚𝐒𝐚𝐤𝐮🌸 Yang Nara Shikamaru inginkan untuk urusan asmaranya adalah ... menikah dengan gadis kalangan biasa serta menjalani kehidupan yang sederhana, itu adalah definisi keluarga bahagia serta menenangkan bagi Shikamaru. Namun, apa jad...