Sebenarnya ini bukan misi yang mendesak hingga tidak mengharuskan mereka bergegas tiba di tempat tujuan. Seharusnya begitu. Tapi, entah mengapa Shikamaru bisa melihat ada sebuah rasa yang menggebu di dalam diri Sakura, seolah-olah gadis itu sangat ingin segera tiba di Negara Bulan.
Keduanya saat ini tengah melompati batang demi batang pohon yang ada di hutan Konoha. "Sakura? Kau tampak begitu bersemangat?"
Gadis itu pun langsung menurunkan kecepatan lompatannya hingga kini kedua shinobi itu berdampingan, ini memudahkan mereka untuk berinteraksi. "Ah? Tidak, bukan begitu. Hanya saja, aku merasa bersemangat karena ini misi yang aku terima setelah sekian lama, aku merindukan suasananya. Dan, aku juga tidak sabar melihat keadaan tempat itu yang tidak pernah aku datangi lagi sejak terakhir kali, saat itu bahkan aku masih genin,"
Sebenarnya Shikamaru tidak begitu tertarik dengan tempat tersebut, itu adalah pendapat jika diambil hanya dari sisi Shikamaru yang memang tidak menyukai hal-hal merepotkan. Tapi, kembali lagi, ia di sana untuk menjalankan misi, jadi sepertinya tidak buruk jika ia bertanya lebih jauh.
Juga daripada keheningan yang menemani perjalanan mereka, ada baiknya Shikamaru kembali bertanya supaya setidaknya ada sedikit pembahasan diantara mereka. "Bisa kau ceritakan sedikit mengenai tempat itu?"
Sebelum bicara, Sakura menyempatkan untuk tersenyum getir, perjalanan penuh drama saat misi dahulu di Negara Bulan tidak mungkin ia lupakan dengan mudah, ditambah saat itu ia mampu mengalahkan satu musuh yang cukup merepotkan dengan kemampuannya sendiri, hal itu memang patut ia ingat.
"Seperti yang Rokudaime-sama katakan, pemimpin saat ini adalah Tuan Tsuki Michiru," bibir Sakura sedikit terkikik, ia mengingat bagaimana pertama kali ia bertemu dengan laki-laki berumur pemilik tubuh gempal itu, tingkah genitnya berhasil membuat gadis itu menggelengkan kepala.
Dan, ia pun bertanya, apakah sikap laki-laki itu masih sama? Atau telah berubah karena dia sekarang berpangkat Raja?
"Negara Bulan tergolong Negara yang telah maju sejak dulu, dimana benda-benda elektronik telah tercipta di sana, dan mungkin sekarang telah jauh lebih berkembang lagi," lanjut Sakura.
"Aa~ aku sempat mendengar mengenai benda-benda seperti itu," sahut Shikamaru.
"Begitu lah, juga tempat itu sangat cantik dengan bangunan-bangunan tinggi yang kokoh serta tampilan yang begitu menarik dan indah. Shikamaru! Kau harus melihatnya secara langsung, kau pasti tidak akan menyesal," ucap girang Sakura, wajahnya tak sadar menghadirkan secercah ekspresi ceria.
Hal itu berhasil tertangkap dengan jelas oleh netra malas sang Nara, hingga sebuah detak yang merepotkan terasa di bagian dadanya. Tak ingin situasi tersebut bertahan lama, segera saja Shikamaru bertanya hal lain, "Lalu? Misi apa yang kau ambil saat itu?"
"Misi yang kuambil dahulu adalah mengatasi sebuah pengkhiatan, aku harap kali ini tidak kembali terjadi. Ketika aku meninggalkan tempat itu, keadaannya telah begitu damai dan aman, aku berharap mereka selalu dilindungi, tapi, rupanya aku kembali mendapatkan tugas di tepat yang sama, dan Hokage-sama pun memiliki asumsi jika ini tidak berbeda jauh dengan saat itu, maksudku, sebuah pengkhianat,"
"Jadi ada kecurigaan jika telah ada orang yang berkhianat di sana?" Shikamaru menyimpulkan.
Yang tentunya di balas anggukan oleh Sakura, karena ucapan Shikamaru memang benar. "Iya. Oleh sebab itu Shikamaru. Ketika kita berada di Istana, kita juga harus mengawasi gerak-gerik orang-orang yang tinggal di sana, bukan hanya menyelidiki di luar Istana saja. Tapi, kita mengawasi dengan tanpa adanya tingkah yang bisa membuat mereka curiga kepada kita. Kurasa kau pun mengerti apa maksudku,"
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐅𝐎𝐑𝐄𝐕𝐄𝐑 𝐋𝐎𝐕𝐄
Fanfiction🌸𝐒𝐡𝐢𝐤𝐚𝐒𝐚𝐤𝐮🌸 Yang Nara Shikamaru inginkan untuk urusan asmaranya adalah ... menikah dengan gadis kalangan biasa serta menjalani kehidupan yang sederhana, itu adalah definisi keluarga bahagia serta menenangkan bagi Shikamaru. Namun, apa jad...