56 Cara Pandang

193 14 1
                                    

Kalian bertanya-tanya kenapa saya aplod banyak seperti ini?

Sebenarnya saya mau aplod book ini seminggu 1 chapter namun saya berubah pikiran karena ada beberapa alasan seperti kuliah.

Mulai sekarang sampai seterusnya saya akan slow update. Jadi di mohon menunggu lanjutan cerita ini sama halnya dengan book lain, akan saya usahakan untuk tetap aplod.

Jangan lupa vote, komen, dan follow akun ini

__________________________________

Saat ini Uraraka masih diam di atas gedung sambil memegang Megaphone TOA.

"Pakaiannya compang-camping..."

"Terlihat sangat lemah..."

"Dia terus bertarung. Setelah menolongku, dia juga terus bertarung..."

"Setelah melihatnya, lalu apa? Apakah... Kami juga harus ikut compang-camping bersamanya? Apa kami juga harus bersimbah lumpur sepertinya?"

"Hanya pahlawan yang akan bersimbah lumpur. Biarkan dia berlibur dan membersihkan lumpur." Ucap Uraraka

"Ochaco..." Ucap Tsuyu

"Midoriya. Saat ini, Uraraka sedang bertarung demi senyumanmu dan semua orang." Ucap Lida

"Uraraka." Ucap Midoriya berlinang air mata.

"Jika kalian ingin aku membuat kalian merasa tenang disini, maaf, aku tidak bisa melakukannya. Kalian sendiri saja merasa gelisah. Kami juga sama dengan kalian, kami adalah orang-orang di sisinya. Jadi... Kumohon bantuan kalian. Agar semua orang bisa tersenyum bersama melewati besok. Gunakanlah kekuatan kalian. Kumohon kepada kalian, biarkan dia berada di sisi kita dan beristirahat dengan baik demi mempersiapkan pertempuran selanjutnya. Midoriya Izuku dan Yamamoto (Name) hanya memenuhi tanggung jawab seiring kekuatannya. Masih banyak hal yang ingin dia pelajari. Mereka berdua hanya murid SMA biasa." Ucap Uraraka

"Namun..."

"Biarkan tempat ini... Menjadi... Akademi pahlawannya. Tolong biarkan dia tinggal di sini." Ucap Uraraka

Midoriya pun langsung terduduk dan menangis. Semua terdiam mendengar kata-kata Uraraka. Salah satu pengungsi yang diselamatkan Midoriya mendekatinya di ikuti Kota.

"Midoriya..." Ucap Mineta hendak maju namun di tahan Lida. "Kenapa, Lida?" Lanjutnya sambil menatapnya.

"Bukan kita yang seharusnya mendekat." Ucap Lida

'benar yang mendekat itu adalah para warga.' batin (Name)

"Kak Midoriya. Maaf... Aku ketakutan sehingga tidak bisa bergerak. Maaf... Maaf... Namun, setelah mendengar ucapan kakak itu, aku sudah menyadarinya. Kurasa, aku harus seperti kakak. Jadi, aku... Aku kemari. Kakak jangan menangis, sudah tidak apa-apa." Ucap Kota

"Kota?" Ucap Midoriya

Pengungsi yang di selamatkan Midoriya membantu dia berdiri.

"Ternyata, kau siswa U.A."

"Kakak..." Ucap Midoriya

"Ada banyak tempat pengungsian, tetapi mereka menolakku yang aneh ini. Alhasil, hanya U.A. yang mau menerimaku. Hanya saja, bisa bertemu denganmu, sungguh suatu keberuntungan." Ucapnya lalu memeluk Midoriya. "Terima kasih untuk waktu itu, pahlawan cengeng." Lanjutnya membuat semua orang tercengang.

Salah satu pengungsi mulai angkat bicara.

"Sebelum histeria kembali meledak, tidak ada salahnya mendengarnya bicara. Lagi pula, anak itu juga bukan mau tinggal jangan panjang di sini. Sekarang pasokan dan tenaganya kurang. Hanya U.A. yang bisa membebaskan anak itu dari segala keausan. Istirahatlah dengan baik. Pahlawan, ini maksud dari apa yang barusan kalian jelaskan, bukan?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 13, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Aku Akan Menyelamatkan Mereka [BnHA x Oc]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang