1. Lahir

1K 95 21
                                    

Happy Reading
───────•°•❀•°•───────


Awan hitam pekat menyelimuti langit-langit sore kota Beijing. Deru angin berembus, menerbangkan jutaan air yang jatuh dari angkasa.

Suara petir yang menggelegar di luar sana menggetarkan tanah yang basah. Mengguncang semesta yang menyambut dengan penuh kepasrahan.

Di dalam ruangan bersalin, dibantu oleh seorang dokter spesialis kandungan, juga empat orang suster, Xiao Naying tengah berjuang sekuat tenaga untuk melahirkan buah hatinya bersama suami tercinta. Anak pertama yang telah ditunggu-tunggu kehadirannya selama kurang lebih delapan tahun penantian.

"Dorong terus, Nyonya. Berusahalah untuk tetap rileks, jangan tegang."

Di samping hospital bed, sembari mengecup punggung tangan istri tercinta, Xiao Se tak henti-hentinya membisikkan ucapan penyemangat untuk sang belahan jiwa.

"Kamu pasti bisa, Sayang."

Meskipun demikian, Naying tak bisa membohongi dirinya sendiri. Rasa sakit yang mendera tubuhnya tak bisa dijabarkan oleh kata-kata. Dia telah berusaha rileks seperti saran dokter tapi nyatanya, dalam kondisi yang seperti ini, rileks menjadi hal yang teramat sulit untuk dilakukan.

Semua tulangnya di dalam sana seakan-akan tengah diremukkan secara bersamaan. Begitu pula dengan pembuluh darah yang seperti diputus secara paksa.

Dengan deru nafas yang tak lagi teratur, Naying seperti berada di penghujung antara hidup dan juga mati. Jika matanya terpejam saat ini, dia yakin hal pertama yang dilihat ketika sadar nanti bukan lagi wajah rupawan sang suami, melainkan seorang malaikat maut yang siap mengantarnya menuju ke alam baqa.

"Bertahanlah, Sayang. Kamu pasti bisa. Berjuanglah sedikit lagi, hm? Demi anak kita." Xiao Se mengecup kening istrinya berkali-kali.

Sebenarnya, calon ayah itu tidak tega melihat sang istri nampak kesakitan tapi mau bagaimana lagi, Naying sendirilah yang ingin melahirkan secara normal seperti kebanyakan ibu di luar sana.

Keringat sebesar biji jagung tak terhitung lagi jumlahnya. Wajah elok Naying pun telah dibasahi oleh peluh.

Ketika kepala bayi sudah mulai menyentuh vagina, Dokter Ziyi meminta Naying untuk berhenti mendorong dan mengambil napas.
Hal tersebut dapat memberikan waktu bagi otot perineum (otot di antara vagina dan anus) merenggang sebagai jalur keluarnya bayi nanti. Serta mengurangi risiko robekan pada vagina.

Even if Time Passes (Yizhan) PDF Ready✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang