Happy Reading
───────•°•❀•°•───────
Meeting telah selesai beberapa menit yang lalu dan kini Xiao Zhan nyaris mati kehabisan oksigen, karena ciuman dalam yang dilakukan oleh Wangyi.
“Mpphhhh ....”
General Manager tampan itu rupanya telah kehilangan akal sehat. Api amarah dalam dirinya semakin membesar kala mendapati Xiao Zhan tengah berpelukan bersama Sehun di depan ruang meeting.
Tanpa sepatah kata yang terucap dari bibir, Wangyi lekas menarik pergelangan tangan sang sekretaris hingga rengkuhan Sehun pada pinggang ramping Xiao Zhan terlepas sepenuhnya.
Wangyi kalap. Dia menyeret Xiao Zhan ke dalam gudang yang jarang didatangi pegawai. Mengimpit tubuh ramping tersebut ke dinding setelah mengunci pintu, sejurus kemudian melahap dengan mantap, bibir mungil sekretarisnya dengan sangat amat brutal.
“Mphhhh ....”
Kepala Xiao Zhan pening. Di satu sisi dia merasa begitu senang tapi di sisi lain dia pun merasa nyaris mati saat ini juga jika ciuman mereka berlangsung lebih lama lagi.
Wangyi pun tahu jika sekretaris cantiknya nyaris kehabisan napas. Maka dari itu, setelah memberi satu hisapan yang cukup dalam, dia pun menjauhkan diri dengan enggan.
Terlihat jelas seuntai benang saliva yang membentang, layaknya sebuah jembatan gantung yang menghubungkan sebuah desa ke kota.
“Aku memperkerjakanmu sebagai seorang sekretaris Xiao Zhan, bukan sebagai seorang penggoda!” geram Wangyi tertahan.
Kepala Xiao Zhan terkulai lemas di atas bahu lebar sang atasan. Meskipun napasnya masih memburu, dia berhasil menciptakan satu senyum kecil di wajah cantiknya.
Xiao Zhan kira tak ada peluang lagi untuknya, tapi setelah kejadian yang baru saja dialami, dia jadi yakin untuk mengambil sebuah langkah maju.
Meskipun terlahir dengan paras dan nama yang sama, Xiao Zhan yang sekarang jelas jauh berbeda dengan dirinya di kehidupan terdahulu yang memiliki tingkat kepekaan nyaris menyentuh angka nol.
Dia yang sekarang menjadi pribadi yang lebih peka terhadap apa pun, termasuk dalam menangkap sinyal-sinyal kecemburuan yang tengah Wangyi perlihatkan saat ini.
“Saya ... tidak menggoda siapa pun, General Wang,” Xiao Zhan berucap dengan susah payah.
Ingat, dia baru saja mendapatkan pasokan oksigen setelah dicium brutal dalam jeda waktu yang lumayan lama. Jadi wajar saja jika sulit baginya untuk berbicara lancar di tengah-tengah nafas yang memburu.
“Jika pun saya harus menggoda seseorang, orang itu adalah Anda, General Wang,” sambung Zhan.
Api kecemburuan yang tadinya membara perlahan reda. Sial, mulut Xiao Zhan benar-benar sangat manis dalam berkata-kata. Sekretarisnya itu sungguh sangat berbahaya.
“Kamu bulang tidak akan menggoda siapa pun, lalu apa yang baru saja terjadi di depan ruang meeting tadi? Kalian bahkan berpelukan,” dengus Wangyi kesal.
Xiao Zhan tersenyum lagi. Kali ini jauh lebih lebar dari pada sebelumnya. Dia mendongak, menatap lembut wajah rupawan Yibonya.
“Itu tidak sengaja, General Wang. Saya hampir terjatuh dan Tuan Oh yang memang bersebelahan dengan saya berinisiatif untuk menolong, tidak lebih.”
Wangyi memilih diam. Dia hendak melepaskan kukungannya tapi tak bisa. Pasalnya, ada sepasang lengan ramping yang kini telah sangat lancang meliliti area pinggangnya.
“General Wang, tolong ingat satu hal, baik itu di kehidupan terdahulu ataupun yang sekarang, Xiao Zhan hanya mencintai satu orang. Hanya Anda, tidak ada yang lain.”
Benar bukan? Xiao Zhan memang bermulut manis. Setiap ucapan yang keluar dari bibir bengkaknya mampu melambungkan perasaan para pendengarnya dan Wangyi akui, dirinya pun tak luput dari itu.
Tak ingin kalah, Wangyi lantas tersenyum misterius. Dia menunduk sedikit, menyejajarkan wajahnya pada telinga Xiao Zhan lalu berbisik di sana.
“Jika aku meminta tubuhmu, apakah kamu akan memberikannya juga? Bukannya kamu hanya akan menggodaku saja?”Iris rusa itu membola sempurna. Tak menyangka akan mendapatkan pertanyaan demikian. Namun, bukan Xiao Zhan namanya jika dia tidak bisa membalikkan keadaan dengan begitu mudah.
Tanpa takut, dia mencuri satu kecupan basah di jakun sang atasan. Menjilat dan menyesap hingga meninggalkan ruam kemerahan.
“Jangankan tubuh, nyawa pun akan aku berikan untukmu, General Wang tapi ada syaratnya tentu saja.”
Wangyi menggeram. Hisapan Xiao Zhan telah membangunkan bagian selatannya secara sempurna.
“Apa?” ujar Wangyi dengan nada berat.
Xiao Zhan tersenyum manis. “Berikan aku kesempatan untuk memiliki hatimu, General Wang. Jangan menolak apa pun yang kulakukan, maka Anda bisa mencicipi tubuhku sepuasnya. Bagaimana?”
Tawaran yang sangat menggiurkan untuk ditolak.
“Deal. Kamu boleh melakukan apa pun dan aku tidak akan melarangnya tapi ingat, aku tidak menjanjikan balasan atas perasaan sepihak yang kamu miliki, yang kuinginkan hanyalah tubuhmu dan tidak lebih dari itu,” tukas Wangyi setuju.
Xiao Zhan telah membulatkan tekad. Meskipun jawaban Wangyi menyakiti hatinya, dia tidak akan mundur meski harus mengorbankan kesuciannya.
Xiao Zhan berbisik nakal, “Haruskah kita mulai bermain di sini, Sayang.”
Tangan lentiknya turun ke bawah, mengusap-usap pelan kejantanan Wangyi yang menggembung di balik celana kain hitam yang pria itu kenakan.
“Tidak di sini. Kita ke kediamanku.”(Asyik, akhirnya Zhanzhan diunboxing juga🌚 Uh, ahh, ahh cr*t💦)
---- To Be Continued ----🍑 Penasaran gimana bersemangatnya Yibo bermain dengan Xiao Zhan? Part nakenaknya tersedia dalam bentuk PDF, ya.
🍑 Yang berminat boleh pesan ke nomer yang tertera di bawah😉
KAMU SEDANG MEMBACA
Even if Time Passes (Yizhan) PDF Ready✅
RomantikSequel Luka Cinta. Semua berawal dari mimpi-mimpi misterius yang kerap kali datang menghantui malam-malam panjang Xiao Zhan. Tepatnya, sejak dia genap berusia delapan belas tahun. Sama seperti orang-orang pada umumnya, Xiao Zhan pada mulanya hanya m...