4. Mimpi

449 61 8
                                    

Happy Reading
───────•°•❀•°•───────

Sepasang anak adam nampak bermain kejar-kejaran dipinggir pantai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sepasang anak adam nampak bermain kejar-kejaran dipinggir pantai. Saling bergandengan tangan dan melemparkan senyum satu sama lain, sembari menikmati semilir angin pantai yang menyapu kulit. Tak peduli jika deburan ombak yang menabrak kaki ikut membasahi pakaian yang dikenakan.

Pria yang terlihat lebih dewasa memegang kembang api yang menyala di tangan kirinya. Benda kecil yang menghasilkan percikan api tersebut bergoyang seiring gerakan tangan sang pemilik tubuh.

“Ge, tunggu di sini sebentar, ya. Ingat jangan berlari terlalu jauh, jangan sampai Gege menghilang diculik penunggu pantai. Kan, gak, lucu hahahahaaa ...,” ucap Yibo sebelum melangkah menjauh, meninggalkan sosok yang dipanggil Gege di bibir pantai yang tengah mendengus sebal mendengar perkataan konyolnya.

“Ck, bocah itu.“

Terlalu asyik mengabadikan momen indah di depannya melalui kamera ponsel, yang lebih tua tak menyadari kehadiran Yibo di belakangnya hingga tepukan di punggung membuatnya sedikit berjengit kaget.

“Kau mengagetkanku Bo---“

Terjeda, ucapan yang lebih tua terjeda lantaran syok dan juga haru saat sebuah cake bertuliskan “Happy Birthday My Bunny” disuguhkan di depannya.

“Ayo cepat tiup lilinnya, Ge.”

Bersama genangan air yang siap luruh, yang lebih tua lekas menutup mata. Menautkan kedua tangan di depan dada lalu berdoa dalam hati sebelum kembali membuka mata dan meniup lilin.

“Selamat ulang tahun, Ge. Aku menyayangimu."

Seperti biasa, Xiao Zhan terjaga bersama lelehan air mata yang membanjiri wajahnya. Pria dewasa itu menghela napas panjang ketika mimpi tentang sosok Yibo datang lagi.

"Siapa kamu sebenarnya Yibo? Mengapa kamu selalu saja datang di mimpiku dengan sosok lain yang sangat mirip denganku?" Xiao Zhan bergumam pelan.

Jam di meja nakas dilirik, dengan enggan Xiao Zhan berlalu meninggalkan pembaringan menuju kamar mandi. Dia harus bersiap-siap, mengingat hari ini adalah hari pertamanya bekerja.

Keran shower diputar. Dengan sepasang mata yang terpejam, Xiao Zhan berdiri telanjang di bawah guyuran air hangat.

Pikiran pria itu melalang buana pada mimpi-mimpi misterius yang kerap kali datang di setiap malam-malam panjangnya. Lebih tepatnya sejak dia menginjak umur yang kedelapan belas tahun.

Even if Time Passes (Yizhan) PDF Ready✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang