Dan kehidupan ku dimulai saat pagi buta. Untuk pertama kali aku menangis di dunia, sembari induk ku masih menenangkan dirinya. Tak lama tangisan ku pun akhirnya di seka, di berinya aku air yang rasa nikmatnya tiada tara. Aku terus mengisap dan mengisapnya.
Aku berhenti setelah cukup kenyang. Pelan-pelan aku merangkak mencari tempat yang lebih nyaman untuk dipijak. Tubuh ku masih tak punya tenaga. Mata ku tak terbuka dengan jelas. Yang jelas tak hanya ada aku di kandang ini.
Waktu berjalan dan berlalu. Tak hanya melihat dengan jelas, aku sudah bisa berjalan agak jauh. Harus begitu, karena kalau tidak tak kebagian jatah mengisap asi induk ku. Sudah ku bilang tak hanya ada aku, meski satu diantaranya sudah mendahului pergi.
Kemudian isinya hari hari ini berubah, jadi bertahan dan menyerang supaya perut terisi. Kadang kala aku memenangkan banyak kudapan lalu tidur untuk menyimpan energi. Kadang kala aku dapat sedikit setelah sedikit megemis.
Lama-lama aku semakin dewasa. Sekarang aku tahu cara-cara mendapatkan kudapan tanpa peduli induk ku ada dimana. Kita sama-sama bertahan selayaknya makhluk lainnya. Sesekali pun aku berperang dengan saudara bahkan induk ku sendiri demi kudapan. Tentu, demi tetap hidup aku akan melakukannya.
Ya, sesekali aku meratapi hidup sebagai makhluk berbulu dengan 4 kaki. Kala mengingat mau tidak mau mandiri setelah induk pergi melanjutkan hidupnya sendiri, menyaksikan saudara tak kuat lagi hidup dan mati, sebagian lagi terpisah dari ku karena manusia tak ingin melihatnya lagi. Aku tak bersedih akan takdir yang sudah terjadi ini.
Ngomong-ngomong soal manusia, apa kamu mengenalnya? Bagimana cara mengerti bahasa dan pikiran nya?
Baru-baru ini aku sering bertemu dengan makhluk satu itu. Dia berwarna abu-abu. Kalau dia datang, memberi kudapan lalu membelai ku. Kudapan itu nikmat dan Belaiannya candu.
~
mengenang rindu pada cely, moy dan pung di surga.