Part 1

1.2K 64 0
                                    

Happy reading Mommy Honey🥰🥰🥰

Freen seorang wanita berusia 25 tahun yang nekat merantau ke jakarta dengan harapan dapat sukses dan membuktikan kepada orang tuanya bahwa dia mampu sukses tanpa diatur oleh kedua orangtuanya. Freen kabur dari rumahnya dan pergi tanpa sepengetahuan kedua orang tua atau pun saudaranya, Freen pun sampai di bandara Internasional Soekarno Hatta
"Ok Freen, let's do it" ucapnya sambil melangkah keluar dari bandara dan mencari seseorang yang katanya akan menjemputnya, matanya mencari-cari keberadaan teman nya itu, namun Freen tidak menemukannya, lalu hp nya berdering dan layar hp nya menunjukan bahwa teman yang akan membantunya selama di jakarta sedang menelfon nya.
"Freen, sorry gua gak bisa jemput lu, tiba-tiba bos gua nyuruh gua ikut meeting" ucap seorang wanita dari hp itu
" yaaah, terus gua gimana dong, kan gua gak tau daerah jakarta" ucap Freen
" lu naik taksi aja ya, entar gua chat alamat apartement gua, udah ya gua udah telat nih" ucap wanita itu mematikan sambungan telpon
"huuuf gimana dong, aku rada takut naik taxi, kalau aku di bawa ke lain daerah dan aku diperkosa bagaimana?" ucapnya frustasi " tapi aku gak mungkin disini juga sampai malam" dengan bermodal alamat yang di beri temannya Freen nekat naik taxi menuju apartement temen nya, kepala Freen menoleh kearah luar mobil memandang kota jakarta tengan tatapan kosong
" apa aku bisa memulai hidup disini? apa aku mampu?" ucapnya dalam hati
" sudah sampai mba" ucap supir taksi, Freen berhenti di sebuah bangunan tinggi
" Terimakasih pak" ucap Freen lalu masuk kedalam gedung tersebut ' lantai 09 no 89' ucapnya membaca pesen dari temennya lalu menekan sandi pintu tersebut, Freen bergegas membersihkan tubuh nya

Freen pov

Aku sudah tiba di jakarta, dan saat ini aku di apartement temen ku, temen satu kampusku yang sudah cukup lama merantau di jakarta, bukan maksudku untuk menjadi anak durhaka, sejak kecil hingga kini umur ku menginjak 25 tahun tidak pernah sekali pun aku menolak permintaan orang tua ku dalam hal apapun termakud status ku yang seorang dokter spesialis bedah, padahal aku ingin sekali jadi guru seperti ibuku, 2 hari yang lalu lamaran pekerjaan yang ku submit ke salah satu rumah sakit di jakarta di terima, itu sebab nya aku semakin bertekad untuk kabur dari rumah, aku sudah tidak tahan lagi di atur oleh orang tuaku, aku dijodohkan dengan sepupuku, aku tidak tau apa yang difikirkan oleh orangtuaku sehingga tega menjodohkan ku dengan sepupu ku, aku telah mengikuti semua keingian mereka, dan untuk jodoh aku tidak ingin mengikuti keinginan mereka, aku ingin menikah dengan orang yang ku cintai bukan di jodohkan seperti ini.

"Freen, lu besok udah mulai kerja?" Tanya Looknam (panggilannya Nam)
"Ehm besok gua udah mulai kerja" jawab ku
" semoga lu betah ya Freen, dan semoga juga dengan kabur nya lu orang tua lu berubah" ucap Nam
"Amin, lu jgn bilang ke siapa-siapa ya kalau gua di jakarta, kalau orang tua gua tau bisa-bisa gua di angkut balik" ucap ku, ya bisa saja orang tua ku berbuat nekad,  terkadang aku tidak mengenali mereka.

Disinilah aku, di depan bangunan rumah sakit tempat kerja ku yang baru, sebelum nya aku sudah bekerja di salah satu Rs di kotaku, dan aku tidak suka berada disana, posisi ayah ku yang cukup berpengaruh di kota itu membuat orang-orang memandangku anak manja, disini aku akan menujukan keahlianku, walau jadi dokter bukan keinginan ku namun seiring waktu aku menyukai pekerjaan ini

Author Pov

dr. Freen Sarocha Chankimha, Sp.B tertulis di depan pintu ruangan praktek Freen, hari ini Freen cukup visite ke ruang pasien untuk memperkenalkan diri sebab dokter yang biasanya menangani mereka akan di ganti kan oleh Freen

"Terimakasih untuk hari ini dok" ucap viya suster yang bertugas jadi suster untuk Freen
" Terimakasih juga suter viya" ucap Freen

Hari ini Freen ditugaskan untuk merawat pasien VIP karena dokter Abraham sedang melakukan seminar diluar kota

" dok sedikit informasi pasien yang ini sedikit lebih rewel" ucap suster viya saat mereka di depan pintu pasien 
"rewel bagaimana sus?"
" susah minum obat, menurut informasi dia ingin mengakhiri hidupnya" jawab viya
" kenapa bisa begitu?" tanyaFreen, suster viya hanya menggeleng menandakan bahwa dia tidak tahu jawabannya

Freen Pov

Aku memasuki ruang pasien yang ke 3, sungguh menghadapi pasien VIP itu sangat melelahkan, aku harus memasang senyum palsu walau hatiku ingin sekali melemparkan botol infus ke wajah mereka, kebanyakan paseien VIP itu aki-aki yang banyak tingkah, mereka berfikir duit adalah segalanya dan dokter bisa dibeli, aku membaca riwayat pasien yang ke 3 ini, wanita muda berumur 21 tahun baru selesai operasi cangkok jantung beberapa minggu yang lalu

" permisi Nona saya periksa sebentar ya" ucapku, dia diam saja namun pandangannya ke arah jendela memandang air yang berjatuhan dari langit
" anda menyukai hujan?" tanya ku, dia tetap diam, ehm aku sedikit penasaran mengapa suster viya mengatakan bahwa wanita ini ingin mengakhiri hidupnya, wajah nya yang cantik, tubuh nya yang putih langsing dia sangat good looking, dan dia berada di VIP pastinya dia kaya, hidup memang terkadang sangat lucu, ada-ada saja cobaan, aku sudah selesai memeriksanya, aku menatap nampan makanan yang ada di deket sofa, apa dia tidak makan? ada beberapa obat yang masih utuh disana

"apa makanan rumah sakit membosankan?" tanya ku, dia hanya diam saja, aku melirik ke suster viya, dokter viya mengangkat bahunya 
" saya gak punya ide dok" jawabnya
" emang kapan kamu punya ide?" tanyaku
" yee tadi saya yg ide mau periksa ke sini supaya dokter Freen lepas dari pak wijaya" ucap viya, ah itu bener pasien ke 2 bernama pak wijaya, aki-aki yang satu itu lebih parah dari pasien pertama, pasien pertama temparmen pasien kedua sangat mesum, kalau bukan karena viya menarik ku mungkin botol infus disamping nya sudah ku copot

" apa kita ada pasien lagi?" tanya ku
" ini yang terakhir dok" jawab viya
" ya sudah kamu boleh keluar, saya masih ingin disini" ucapku
"ngapain dok? jangan ngadi-ngadi, saya gak mau dokter membuat hal yang tidak-tidak" ucap viya 
" hal yang tidak-tidak bagaimana?" tanyaku heran, memang nya apa yang akan kulakukan disini, aku hanya ingin melihat hujan, karena dari disini pemandangan kota jakarta lebih terlihat 
" memaksa nona Becky makan kalau tidak disuntik mati mungkin" jawab viya
" gila, mana mungkin saya melakukan itu" ucapku kaget dengan isi otak viya

Becky pov

Sejak tadi aku hanya menatap hujan namun pendengaran ku fokus kepada pembicaran dokter dan suster ini, sudah sebulan aku disini biasanya dokter Abraham yang datang mengunjungiku bersama susternya, namun intraksi dokter Abraham dan susternya tidak sedekat mereka, perdebatan mereka membuatku tersenyum, senyum yang sangat kecil sehingga mereka tidak dapat melihatnya, pintu terbuka dan tertutup menandakan bahwa suster itu pergi namun dokter wanita itu masih disini, dia berjalan menuju jendela dan ikut menatap hujan

"biasanya setelah hujan akan ada pelangi" ucapnya " tapi sepertinya pepatah dibalik musibah ada harapan itu tidak berlaku dalam prinsip anda bukan?" ucapnya lagi, kenapa dia sok tau akan hidupku

" hari mulai gelap nona, apa anda tidak akan makan juga? anda tidak bosen disini?" tanya nya
" infus itu tidak cukup untuk tubuh anda, anda harus makan dengan teratur dan minum obat agar anda cepet sehat dengan begitu anda bisa membuktikan bahwa hidup anda sangat berharga dari apapun" ucapnya
" saya tidak mengetahui masalah anda, namun saya yakin anda wanita yang kuat" lanjutnya
" saya kuat makanya saya masih hidup" ucapku
" jika sekedar hidup ikan dilaut juga hidup, jika sekedar hidup tumbuhan juga hidup nona" ucapnya aku tidak mengerti apa maksudnya
" anda harus memiliki tujuan" lanjutnya
" tujuan akhir semua mahluk hidup adalah kematian " ucapku, dia diam dan menarik nafasnya dia menutup gorden jendela lalu duduk di kursi samping ku.

HappinessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang