Part 2

396 56 0
                                    

Happy reading Mommy Honey 🥰🥰🥰

Freen Pov

Aku duduk disamping pasien bernama Becky Amstrong ini, dia sangat keras kepala, bagaimana caranya agar dia sadar bahwa hidupnya berharga, bagaimana caranya agar dia bersemangat untuk hidup,entah mengapa aku jadi peduli padanya, aku tidak tau apa penyebabnya, mungkin karena aku pernah berada di posisinya yang tidak semangat menjalai hidup.

dokter Abraham sudah selesai dengan seminarnya dan merawat pasien VIP bukanlah tugasku lagi
"melamunnya udahan dulu dok, pasien anda sudah menunggu"ucap viya menyadarkanku
"ehm ayo kita mulai" ucapku lalu berjalan ke ruang pasien satu persatu setelah cek pasien selesai aku dan viya makan siang di ruangan ku, seperti biasa viya mengomel padaku karena lebih sering makan siang di ruanganku bukan di kantin
"lebih enak makan di kantin tau dok, kita bisa lihat dokter-dokter atau pasien bahkan pengunjung yang cakep-cakep" ucap viya
"makan di ruangan lebih nyaman, di kantin berisik" ucapku, viya merujutkan bibirnya tidak menyetujui ucapkanku
"ngomong-ngomong, kamu pernah ke ruang vip 3?" tanyaku
"tidak, kan saya selalu mengikuti anda kemana pun dok, kecuali kamar kecil"jawab viya, ehm bener juga
"tumben anda peduli, biasanya anda akan cuek bahkan dengan pasien anda pun anda terkadang hemat bicara" ucap viya
"saya hanya penasaran dengan keadaannya" ucapku, aku mendapatkan julukan baru disini yaitu dokter kulkas karena aku hemat berbicara, padahal mereka saja yg tidak akrab denganku, jika sudah akrab mereka juga akan tau betapa cerewetnya aku.

Author Pov

Sepulang bekerja Freen pergi keruangan VIP 3
"dari pada aku penasaran lebih baik aku cek saja" batin Freen mengetuk sekali pintu ruangan Becky lalu membukanya, Becky tidak menoleh kearah pintu dia tidak penasaran sama sekali dengan siapa yang datang, namun sebelum Freen sampai di dekat bangkar Becky menoleh ke pintu dan melihat Freen berjalan kearahnya
"apa dokter juga akan memaksa saya?" tanya Becky, Freen mengerutkan keningnya
"iya jika kamu belum memakan makanan dan obat kamu" jawab Freen lalu duduk di samping Becky
"oh, dokter tidak mengetahui nya" ucap Becky lalu kembali menatap jendela
" hari ini tidak datang hujan nona, mengapa selalu melihat ke jendela? kamu berniat melompat? jika iya ,itu tidak membuat kamu mati, mungkin hanya geger otak atau patah tulang" ucap Freen
"saya tidak sebodoh itu untuk melompat dari lantai 3" ucap Becky
"apa yg tidak saya ketahui?"tanya Freen penasaran
'kenapa Dokter penasaran?" tanya Becky menatap mata Freen
"saya bertanya mengapa kamu bertanya balik?" ucap Freen membalas menatap mata Becky, Becky yang ditatap dalam oleh Freen memilih memalingkan matanya dan kembali menatap jendela membuat Freen kesel
"tidak sopan jika tidak melihat wajah lawan bicara kamu saat berbicara nona" ucap Freen memegang rahang Becky agar menatapnya, di wajah Freen terlihat jelas bahwa dia sedang kesel.

Becky Pov

" tidak sopan jika tidak melihat wajah lawan bicara kamu saat berbicara nona" ucapnya lalu memegang rahangku agar menatapnya, sungguh dia satu-satunya dokter yang berani melakukan ini padaku, dan entah mengapa aku tidak berani menatap matanya, ada apa denganku? mata papa saja berani aku tatap namun kenapa menatap matanya membuatku takut
"saya akan dipindahkan ke rumah sakit di inggris" ucapku, dia mengerutkan keningnya
"kenapa? operasinya berhasil, bukan nya anda hanya menunggu pemulihan?" tanyanya
"saya juga tidak mengerti, saya tidak suka berada di inggris, namun orang tua saya memaksa agar saya pindah" ucapku, entah mengapa aku harus bercerita padanya, aku berharap dia bisa membantuku, sungguh aku membenci inggris, aku membenci negara dimana aku hanya merasakan sakit
" apa dokter Abraham mengajurkan itu?"tanya nya
" tidak, itu keinginan orangtua saya, namun dokter Abraham ikut memaksa saya agar pindah ke rumah sakit inggris dengan alesan disana perawatan nya lebih canggih" jelasku
"huuuf sulit"ucapnya menarik nafasnya dalam, kenapa dia bereaksi begitu, apa dia juga tidak suka aku pergi? tapi kenapa? aku bertanya tanya dalam hatiku
"saya akan berbicara dengan dokter Abraham" ucapnya langsung berdiri dan keluar dari kamar rawatku, aku bukan pasiennya kenapa dia peduli? bodo amatlah yang penting dia membantu ku agar batal ke inggris.

Author Pov

Freen mengetuk ruangan dokter Abraham, setelah dipersilahkan masuk Freen membuka pintu lalu masuk
"silahkan duduk dokter Freen"ucap dr Abraham
"Terimakasih dok" ucap Freen lalu duduk
"ada apa dok? apa yg bisa saya bantu?" tanya dr Abraham
"ah dr Abraham ternyata bisa menebak fikiran saya sehingga tau bahwa saya butuh bantuan dokter" ucap Freen
"tidak mungkin dr Freen ingin periksa jantung bukan" ucap dokter Abraham tertawa
"bener sekali dok" ucap Freen " tolong jangan menyetujui nona Becky dipindahkan ke inggris" ucap Freen, membuat dokter Abraham kaget
"kenapa dr Freen ingin saya menolak keinginan pasien? saya tidak punya hak akan itu, kerena itu permintaan keluarga pasien sendiri, lagi pula perawatan disana lebih canggih" ucap Dldr Abraham
"kesembuhan pasien bisa cepet sembuh dari keinginan pasien tersendiri dok, secanggih apapun peralatan & perawatan jika pasien tidak ingin sembuh akan tetap sama" ucap Freen
" sekarang sudah sebulan setelah operasi nona Becky, namun tidak ada kemajuan,nona Becky tidak berkeinginan sembuh, mungkin jika pindah ke inggris dia lebih cepat pulih" ucap dr Abraham
"nona Becky mengatakan bahwa dia tidak ingin ke ingris, karena masalalunya, jika dia pindah ke inggris saya khawatir dia akan semakin putus asa akan hidupnya" ucap Freen
" sepertinya dr Freen cukup deket dengan nona Becky sehingga bisa mengetahui hal itu, saya sendiri sangat sulit menjalin komunikasi padanya, dia sangat tertutup" ucap dr Abraham
"mungkin kerena kita sama-sama wanita dok jadi dia sedikit terbuka pada saya" ucap Freen
" baiklah saya akan coba berbicara pada orang tua pasien agar membatalkan kepindahan pasien, namun jika orang tua pasien tetap ingin memindahkannya kita tidak bisa berbuat apa-apa" ucap dr Abraham
" Terimakasih dok, kalau begitu saya permisi" ucap Freen keluar dari ruagan dr Abraham.

HappinessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang