"Adzkia, cepat ambil ini dan segeralah berganti pakaian."
Perintah Bunda nya membuat gadis berambut hitam panjang yang bernama Adzkia itu sedikit kaget. Bagaimana tidak kaget, dirinya saja baru pulang sekolah dengan keadaan lelah dan bukannya disambut malah langsung disuruh-suruh, sungguh Adzkia hanya ingin tidur siang ditemani playlist Spotify miliknya.
Tanpa mengucapkan sepatah kata apapun, Adzkia menerima sodoran paper bag dari sang Bunda dan berlalu pergi ke kamarnya yang berada di lantai dua, saat sudah berada di kamarnya, ia menyimpan tas nya dan membuka paper bag itu, di dalamnya terdapat dress berwarna biru muda selutut tanpa lengan.
"Dress? Untuk apa Bunda nyuruh gue pake ini, dia tau kan gue ga suka pake dress," monolog Adzkia sambil mengambil dress itu berniat untuk menuruti permintaan sang Bunda, yaitu memakainya.
"Sepertinya gue cuman perlu pake sedikit bedak dan liptint," ujar Adzkia setelah mendudukkan dirinya di kursi depan meja rias, ia juga sudah memakai dress berwarna biru muda tersebut.
Pintu kamar Adzkia diketuk, "Sayang, apakah kau sudah siap, Bunda masuk ya," panggil Arshella, yakni Bunda nya Adzkia.
Adzkia melirik ke arah pintu sebentar, "Masuk saja Bun, pintunya ngga dikunci kok," ucap Adzkia beranjak dari duduknya dan berjalan ke arah pintu yang dibuka oleh Bundanya.
"Sayang, Bunda lupa memberikan ini, ambilah." Arshella menyodorkan dua paper bag lagi.
Adzkia melirik ke arah paper bag tersebut, "Itu apa, Bun?"
"High heels dan perhiasan, cepat pakai dan turun lah kebawah, Bunda turun duluan," ujar sang Bunda bergegas keluar kamar dan turun.
Adzkia hanya menurut saja, dia memakai anting, kalung, dan gelang kaki, tak lupa ia juga memakai high heels tadi dan segera turun kebawah. Saat berada di bawah, ia melihat Ayah, Bunda, dan dua kakak kembarnya, Jinan dan Juna.
"Semuanya udah siap, kalau begitu ayo berangkat," ucap sang Ayah lalu berjalan keluar.
Di luar sudah ada mobil yang terparkir dan siap untuk berangkat, Jinan yang menyetir dan di sampingnya ada Adzkia, di tengah ada Ayah dan Bunda, sedangkan Juna di belakang.
Perjalanan memakan waktu kurang lebih dua puluh lima menitan dan mereka sampai di depan sebuah restoran bernuansa klasik.
Saat memasuki restoran, di sana sangat sepi, hanya ada satu meja besar di tengah yang terisi, sepertinya seluruh restoran sudah di booking.
"Selamat datang, kawan," sapa seorang laki-laki tua kepada Ayahnya Adzkia, "Silahkan duduk," lanjutnya kepada mereka berlima.
"Jadi ini putri mu, Shel" ujar seorang Ibu-ibu setelah semuanya duduk.
"Benar Dis, dia putri ku satu-satunya, dan mereka berdua adalah putra kembar ku," ucap Arshella dengan senyuman, "Perkenalkan diri kalian," lanjutnya.
Mereka bertiga berdiri, "Hallo Om, Tante, nama saya Jinan," sapa Jinan pertama karena dia yang paling tua.
"Saya Juna," ucap Juna diiringi senyuman manisnya.
"Kalau aku Adzkia," ucap gadis berbaju biru muda tersebut kemudian kembali duduk.
"Perkenalkan dirimu," bisik Adista kepada putra semata wayangnya itu.
Dia mengangguk dan berdiri, "Perkenalkan namaku Juano," ucapnya lalu duduk kembali.
"Lahh Ju, gue kira siapa," kaget Jinan karena dari tadi Juano hanya memainkan ponselnya sambil menunduk.
"Yoi, ini gue," ucapnya sambil mengangkat alisnya sekejap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Di Jodohin | So Junghwan
FanfictionTerjebak perjodohan bersama Juano si juara taekwondo kebanggaan sekolah tetapi juga salah satu inti TREASURE, geng yang ditakuti di sekolah maupun kota ini. kita lihat bagaimana Adzkia si sekertaris OSIS yang cantik dan pintar menghadapi sikap beran...