Tim yang memberi bahan makan —Mahendra, Aidan, Juano, Milla, Adzkia— batu saja tiba dengan banyak bahan makanan yang dibawa oleh Juano, Aidan, dan Mahendra. Adzkia dan Milla? Mereka kan perempuan, kalau kata Milla sih, 'selagi ada laki-laki kenapa harus perempuan yang bawa'.
Mereka membagi tiga tim lagi untuk memasak tiga makanan yang berbeda, tim pertama memasak sup ayam, tim kedua memasak telur sosis —telur orak-arik ditambah sosis— dan yang terakhir tim ketiga membakar daging sapi.
Tim pertama diisi oleh Jinan, Juna, Adam, dan Juano. Tim kedua diisi oleh Kevin, Arsa, Aidan, dan Nabil. Tim ketiga diisi oleh Danniel, Jayden, Mahendra, dan Samudra. Adzkia dan Milla? Masak nasi terus bantuin tim mana aja yang kesusahan.
Jika kalian berpikir bahwa waktu memasak mereka itu tenang aman dan damai maka jawabannya... Tidak, kenapa tidak?
"Gimana? Enak ga?" tanya Kevin yang masih sibuk dengan telur orak-arik nya.
"Asin," ucap Adzkia yang sebenarnya lagi lewat tetapi disuruh untuk mencoba masakan tim kedua.
"Dih, masa sih?" heran Nabil tidak percaya dengan yang ia dengarkan dari Adzkia, "Wanjir beneran asin banget dah."
Kevin dan Aidan mencobanya dan menampilkan ekspresi yang sama seperti Nabil yang keasinan, Arsa? Lagi ke toilet, katanya mules gara-gara kebanyakan makan pisang goreng sama cola.
"Apa ku bilang-"
"Bujur mu belang," ujar Nabil yang memotong perkataan Adzkia, dan mereka bertiga tertawa terbahak-bahak kecuali Adzkia yang udah menampilkan raut wajah yang tidak dapat di prediksi.
"Bombastic side eye," ujar Jinan yang kebetulan lewat.
"Criminal offensive side eye," sahut sang kembaran, yaitu Juna yang sama-sama lewat bareng Jinan.
Karena kesal, Adzkia memilih pergi ke tim memanggang dan duduk di samping Jayden yang tengah mengaduk bahan campuran agar dagingnya tidak hambar. Mahendra dan Samudra pergi untuk mencuci dagingnya, sedangkan Danniel masih sibuk menonton tutorialnya di aplikasi merah yang ditengahnya ada segitiga siku-siku tetapi oleng ke kiri.
"Tambahin lada hitam satu sendok teh," ujar Danniel kepada Jayden. Jayden menoleh ke kanan dan ke kiri mencari lada hitam tetapi tidak ada.
"Ga ada kak, bentar, gue ke dapur dulu," ucap Adzkia berlalu pergi ke dapur, saat berada di dapur, dia tidak menemukannya dan beralih mendekati tim sup ayam karena tadi di tim telur sosis tidak ada yang memakai lada hitam.
"Mill, ada lada hitam ga?" tanya Adzkia kepada Milla yang sedang memotong daging ayam, disebelahnya Juano sedang memotong sayuran.
Jinan dan Juna masih di dapur untuk mencari panci yang lumayan besar, sedangkan Adam sedang menyalakan api, mereka memasaknya di tungku api, katanya sekalian biar arang nya bisa dipakai untuk membakar daging sapi.
Milla meneliti meja didepannya, "Di Deket si Juano, tuh."
Juano mengambil lada hitam di samping kirinya, "Ini?"
Adzkia mengangguk, "Iya, siniin dong."
Bukannya memberikannya kepada Adzkia, Juano malah mengangkat lada hitam itu setinggi-tingginya dan Adzkia sama sekali tidak bisa meraihnya.
"Ju, siniin ih, nanti kak Jayden nya nungguin," kesal Adzkia yang masih mencoba meraih sesuatu di tangan pemuda jangkung dan besar itu.
"Ada syaratnya, dong," ucap Juano sambil mengangkatnya lebih tinggi.
"Apa?"
Juano menunjuk pipi kanannya, "Kasih sun dulu disini."
'Cup!'
Adzkia berdecak lalu mencium pipi kanan Juano sekilas, "Udah, siniin."
"Haha, nih." Juano menurunkan tangan kirinya dan memberikannya pada Adzkia setelah memindahkan lada tersebut ke tangan kanannya.
Milla yang melihat kedua temannya itu kaku ditempat, "Ka-kalian... Coba jelasin sama gue, kalian punya hubungan apa bisa sedekat ini dalam waktu sehari?"
"Tanya Juano."
"Tanya Adzkia."
Ucap mereka bersama-sama dan mendapati tatapan selidik dari Milla.
Adzkia berdecak kesal, "Nanti malam gue jelasin, Mill." Adzkia berjalan ke arah tim daging sapi.
Sebenarnya tanpa mereka ketahui, ada seseorang yang memperhatikan mereka sejak tadi, karena jaraknya juga hanya empat meter dari tempatnya ke tempat mereka.
"Ini kak," ucap Adzkia menyodorkan lada hitam yang didapatnya dari Juano kepada Jayden.
Adzkia kembali duduk di sebelah Jayden, Mahendra dan Samudra juga sudah kembali dari mencuci daging dan sekarang memotong sayuran mentah sebagai lalapannya, lebih tepatnya hanya Mahendra karena Samudra hanya ikut menonton video tutorial bersama Danniel.
Begitulah acara memasak mereka, selang satu jam, mereka sudah selesai memasak dan sekarang para inti TREASURE sedang berebut... Kamar mandi.
"Gue dulu bang, kebelet berak nih," ujar Nabil yang berada di barisan paling belakang di kamar Jinan.
Yang berada di kamar Jinan adalah Jinan, Nabil, Adam, Danniel, Jayden dan Mahendra. Sedangkan sisanya —Juna, Kevin, Arsa, Samudra, Aidan dan Juano— berada di kamar Juna.
Kenapa dibagi? Kata Danniel biar cepet, padahal pembagiannya tidak teratur. Adzkia dan Milla? Dikamar Adzkia.
"NABIL! NGANTRI ANJIR, JANGAN NEROBOS GITU!" Seru Adam yang berada di antrian pertama karena di dalam ada sang pemilik kamar, yaitu Jinan.
"Kebelet gue." Setelah mengatakan itu, apa sekali Jinan keluar dan Nabil segera masuk diiringi teriakan tidak terima Adam.
Yang lainnya? Santai, ngantri sambil main hp. Kata Mahendra sih 'Berisik ealah, tungguin aja, kek bakal kehabisan air aja dah'.
Jika di kamar Jinan ribut seperti itu, lain lagi dengan yang ada di kamar Juna, berasa lagi pelepasan singa, pasalnya Samudra dan Juano terlibat percekcokan.
Kevin di dalam kamar mandi, Samudra dan Juano saling menatap sinis, sedangkan yang lain hanya memperhatikan, Juna fokus tapi was-was kalau sampai dua adik kelasnya itu baku hantam, Aidan sibuk rekam kedua temannya buat dikirim ke Nabil, sedangkan Arsa nonton sambil makan popcorn :)
"Gue beres, giliran siap- buset hawa nya ga enak gini," kaget Kevin karena dia baru saja keluar dari kamar mandi langsung disuguhi hawa mengerikan di dalam kamar Juna.
"Vin," panggil Juna, lantas Kevin pun mendekat ke arah Juna.
"Sa, mandi duluan sana," perintah Juna, Arsa yang sibuk makan popcorn pun menatap malas kakak kelasnya itu lalu masuk ke dalam kamar mandi dengan gaya saruto, alias gaya ninja.
Setelah itu tidak ada yang berbicara sampai satu persatu selesai mandi, yang mandi terakhir adalah Juano, dia keluar dengan memakai pakaian Juna lalu berjalan keluar kamar tersebut karena yang lainnya sudah turun kebawah dan berada di halaman belakang untuk menyiapkan tempatnya.
Oh iya, selain nyiapin meja buat makan mereka juga nyiapin api unggun, katanya biar vibes lagi kemah. Sok sok an kemah, palingan deeptalk tuh, eh ngga, selagi ada Arsa, Aidan, dan Nabil jangan berharap ada deeptalk.
Sampai di dapur, ia mendapati Adzkia yang sedang memotong buah-buahan, diantaranya ada apel, semangka, dan melon. Juano mendekat ke arah Adzkia dan memeluknya dari belakang lalu menyenderkan kepalanya di bahu gadis itu.
"Kenapa, Ju?" tanya Adzkia yang masih fokus memotong buah-buahan.
"Kok lo tau ini gue?" tanya balik Juano.
"Lo bau minyak telon Ju, jadinya gue tau itu lo, hehe...," ujar Adzkia diiringi tawa kecil miliknya.
"Hm..."
"Jauh-jauh lo dari Adzkia."
•••
Votment Juseyoo~~
KAMU SEDANG MEMBACA
Di Jodohin | So Junghwan
FanfictionTerjebak perjodohan bersama Juano si juara taekwondo kebanggaan sekolah tetapi juga salah satu inti TREASURE, geng yang ditakuti di sekolah maupun kota ini. kita lihat bagaimana Adzkia si sekertaris OSIS yang cantik dan pintar menghadapi sikap beran...