0.5

253 26 0
                                    

"DEK! JUANO! BUKA PINTUNYA!" teriak Juna yang berada di depan pintu kamar Adzkia sambil mengetuk-ngetuk pintu tersebut.

Merasa tak ada jawaban, Juna kembali berteriak, "KEL-"

Ucapan Juna terpotong karena pintu tersebut sudah terbuka dan ia tak sengaja memukul orang yang membukakan pintu, yaitu Juano.

"Aduh," rintih Juano karena pukulan Juna tidak main-main.

"Kak Juna sih." Adzkia menatap ke arah Juano, "Lo gapapa, Ju?"

Juano mengangguk, "Pukulan bang Juna mah ga sakit."

"Dih enteng bener tu mulut ngomong, gue ga pukul lo keras ya Ju." Juna tak terima dan mendengkus kesal, "Eh kalian kok udah biasa-biasa aja, bukannya tadi ribut?"

Juano dan Adzkia saling menatap sambil menahan tawa, "Kak, tadi itu kita cuman bercanda doang kok, tadi itu kita cuman mau ngerjain kalian berdua, soalnya kalian sering usilin adek terus."

"JINAN! LIHAT KELAKUAN ADEK CEWE LO!" teriak Juna sambil turun kebawah dengan cepat meninggalkan Adzkia dan Juano yang sedang tertawa di depan pintu kamar gadis tersebut.

Mereka turun kebawah dan sudah disuguhi tatapan maut dari Jinan, "Ju, ngomong sana," bisik Adzkia pelan dan beralih bersembunyi dibalik tubuh besar milik Juano.

"Kok gue sih, kan yang nyaranin ide ini si Milla," bisik Juano tak terima karena dia kena imbas dari rencana Milla dan Adzkia.

"Si Milla ga bakal berani sama bang Jinan, udah lo aja."

"Tapi Ki-"

"Lo bilang semua urusan gue urusan lo juga, nah ini kan urusan gue jadi ini juga urusan lo, bantuin yaa."

Juano berdecak dan menatap balik Jinan, "Ini rencana adek lo sama si Milla biar lo ga usilin adek lo lagi, kalau ga percaya-"

"Tanya pak ustadz," potong Adzkia karena dia tau apa yang akan dikatakan oleh Juano yaitu 'kalau ga percaya ya udah'. "Maksudnya tanya Aidan, dia juga dengerin rencana ini." Lanjutnya.

Jinan berbalik menatap Aidan, "Beneran, Dan?"

"I-iya sorry bang, gue diancem sama si Milla kalau sampe bocorin," ujar Aidan yang menyatukan kedua tangannya di depan dada berharap agar dia tidak disalahkan oleh Jinan.

"Kalian berempat dihukum, hukumannya beli bahan makanan dan cemilan buat makan malam, sama Mahendra," sahut Juna yang duduk anteng diantara Danniel dan Jayden.

Juano menggeleng, "Ga bisa git-"

"Nurut aja, Ju," potong Adzkia yang sudah berdiri di samping Juano, "Gimana kalau beli daging, kita bakar-bakar di halaman belakang."

Samudra mengangguk setuju, "Boleh banget, princess."

Juano menatap tajam Samudra, "Diem lo!"

"Kok lo ngatur sih, Ju?" tanya Samudra yang mendapatkan tatapan tajam milik Juano.

"Serah gue dong, gue kan tu-" sebelum melanjutkan kata-katanya, mulut Juano terlebih dahulu dibekap oleh Adzkia.

Adzkia tersenyum canggung, "Gapapa kami pergi dulu," pamitnya sambil menarik tangan Juano dengan tangan kirinya karena tangan kanannya masih sibuk bekap mulut Juano.

Milla, Aidan, dan Mahendra mengikuti Juano dan Adzkia, dan sekarang mereka sudah berada di dalam mobil milik Juano yang dikendarai olehnya sendiri, di sampingnya ada Adzkia, ditengah ada Milla dan Aidan, sedangkan Mahendra di belakang sendirian. Miris banget jomblo satu ini, padahal yang suka sama dia banyak, bukan cuman di sekolah di luar sekolah juga banyak, sama seperti inti TREASURE lainnya.

"Kita ke supermarket mana?" tanya Juano yang fokus dengan setir mobil yang dia pegang dengan tangan kanannya yang memakai jam tangan rolex, sedangkan tangan kirinya dia letakkan di samping paha kirinya, untuk bajunya tadi dia meminjam baju milik Jinan, jangan lupakan bahwa kaca jendela di sampingnya itu terbuka dan dia akan sangat terlihat keren hingga bisa membuat yang melihatnya pingsan, seperti kalian yang sedang membayangkan nya :)

Adzkia menunjuk ke arah depan, "Di sana aja Ju, gue udah sering ke sana soalnya."

Juano mengangguk dan berhenti di depan supermarket tersebut, lalu para makhluk di dalamnya keluar dengan membuka pintu, mana mungkin mereka nembus.

Adzkia masuk terlebih dahulu kedalam diikuti oleh Juano dan yang lainnya, Mahendra membagi tugas, Aidan dan Milla tim cemilan, Adzkia dan Juano tim bahan masakan dan minuman, sedangkan Mahendra tim daging, sendirian, karena dia tidak ingin menjadi nyamuk diantara mereka.

Mereka berkeliling di dalam supermarket yang lumayan besar itu tetapi untungnya tidak banyak yang sedang berbelanja.

Adzkia sibuk memilih bahan-bahan makanan yang segar, sedangkan Juano hanya mengikutinya sambil membawa troli belanja yang sudah 2/3 penuh, padahal mereka berdua belum membeli minuman sama sekali.

"Ki, udah belum? Kita belum beli minumannya, dan ini aja udah penuh gini," keluh Juano karena dirinya hanya mendorong troli belanja yang hampir penuh sejak tadi.

"Eum... sepertinya sudah, ayo beli minumannya, di sebelah sana," ujar Adzkia yang menunjuk ke sebuah arah lalu pergi meninggalkan Juano yang hanya bisa pasrah ketika seorang ketua TREASURE di jadikan babu oleh seorang gadis biasa.

Saat berada di daerah khusus minuman, ternyata Mahendra juga ada di sana yang masih meneliti daging sapi segar dan juga daging ayam.

"Eh ada kak Mahen, udah selesai kak?" tanya Adzkia yang duluan menyadari keberadaan Mahendra.

Mahendra menengok ke arah Adzkia, "Udah nih, lo udah beres belum beli bahan makanan sama minumannya?"

Adzkia mengangguk, "Udah kak tinggal minumannya doang."

"Si Juano mana?" tanya Mahendra.

Adzkia berbalik ke belakang, "Loh Juano kan ada di belakang gu- EH MANA SI JUANO?!" pekiknya saat tidak mendapati kehadiran Juano di belakangnya.

"Eh, lo jangan teriak-teriak gitu, si Juano juga bukan anak kecil yang bakal ilang," ujar Mahendra.

"Ki, jangan teriak-teriak lo, malu anjir diliatin," ucap Juano yang sudah berada di belakang Adzkia.

"Ya... lo nya kemana aja Ju?" ucap Adzkia yang menatap lekat mata Juano.

Juano tersenyum manis kearah Adzkia, "Tadi gue mau susul lo, tapi troli nya nyangkut sama troli milik Ibu-ibu, jadinya lama, lo tau gimana sifatnya Ibu-ibu."

"BUAHAHAHAHA MAMPUS JUANO! MAMPUS!" teriak Aidan yang ternyata berada dekat dengan mereka bersama Milla. Sontak teriakan pacarnya itu dibalas dengan pukulan keras di lengannya yang membuat pemuda itu meringis kesakitan.

Aidan dan Milla memang berpacaran, tetapi mereka terlihat seperti tidak berpacaran karena tidak ada romantisme diantara mereka berdua.

"Aidan!" Peringat Milla sambil menatap  mata tajam Aidan.

"Haduh, dasar bocah, gue berasa kek Ibu-ibu yang bawa empat anak ke supermarket," ujar Mahendra yang mengambil beberapa botol minuman lalu meletakkannya di atas troli belanja yang dipegang oleh Juano.

"Udah, ayo ke kasir, males gue sama kalian terus." Mahendra membawa keranjang belanja miliknya dan berjalan ke arah kasir, tak ingin tertinggal mereka berempat menyusul Mahendra yang tidak terlalu jauh.

•••

Hayoo siapa yang ketipu sama part sebelumnya? Yang ngira si Adzkia sama Juano ribut.
Votment Juseyoo~~

Di Jodohin | So Junghwan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang