XVII. SMILEY FACE

851 202 29
                                        

Serena membungkus dua tangannya memakai sarung tangan plastik yang barusan dibagi oleh Seunghwan kepada semua warga kelas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Serena membungkus dua tangannya memakai sarung tangan plastik yang barusan dibagi oleh Seunghwan kepada semua warga kelas. Kini berjalan beriringan Jeonghyeon menuju halaman paling belakang sekolah tepatnya wilayah mural karya sesepuh, dari para alumni banyak berada.

"COK! JANGAN GITU DONG!"

Dari jarak yang cukup jauh, Serena bisa melihat Zhanghao serta anak-anak Adam MIPA 2 bergerombol di dekat wastafel, galak menertawakan Taerae yang histeris karena Keita iseng memainkan selang air ke arahnya.

"Ser, sini!"

Cewek itu mendengus, membawa kakinya lebih cepat lagi untuk mengimbangi kaki panjang wakil ketua kelas tersebut. Membuyarkan semua suara ribut di kepalanya tadi dengan beberapa gelengan.

"Lo pikir lo keren gitu?" tanya Yunjin setelah melihat Serena akhirnya datang juga, setelah dia cari-cari ke semua sudut sekolah. "Lama amat lo anjir, udah kayak mempelai wanita."

"Apa sih," sungut Serena malas, "gue tadi sibuk planning, nyari ide dulu, bukan asal gerak kayak lo."

"Plannang plinning kentut," cibir Yunjin. "Lo berdua bantuin gue! Cepet!"

Untuk merayakan Hari Bumi, meskipun sejujurnya sudah lewat tapi karena bertabrakan dengan ulang tahun kepsek dan antek-anteknya, sekolah mereka mengambil hari ini untuk mengadakan bersih-bersih besar sekaligus lomba antar siswa, bebas, memanfaatkan waktu 3 jam untuk membuat apapun dari barang bekas, dari sampah.

Serena berkacak pinggang, menatap Yunjin yang kesusahan memotong botol dengan cutter tumpul hasil curian dari laci guru tersebut. "Sejak kapan botol itu nggak terbuat dari plastik?" tanyanya.

Jeonghyeon bertanya balik. "Emang harus tanpa plastik?"

Mereka bertiga adalah teman satu kelompok, teammates, hasil memilih sendiri lagi. Meskipun baru detik-detik awal bersama, aura kelompok ini sudah tidak enak dilihat saja. Kombinasi yang lumayan berani.

"Ya lo pikir sendiri, slogan spanduk hari ini aja say no to plastic," tunjuk Serena.

Yunjin berdecak, menenggok ke arah di belakang tubuhnya. "Woi! Hwan!" panggilnya nyaring, memanggil Seunghwan yang masih juga sibuk membagi-bagi sarung tangan plastik, irony, langsung menampar kencang slogan barusan.

Gimana sih, katanya tadi say no yo plastic tapi bikinnya ditemani plastik.

"Ape?" Seunghwan berjalan mendekat bingung. "Mau sarung tangan lagi?"

"Lo bikin apa?" tanya Yunjin. "Kelompok lo."

"Nggak tau dah, bingung asli," jawab Seunghwan lalu tertawa saja, menggaruk kepalanya. "Emang lo-lo pada bikin apa?"

Yunjin menoleh pada Serena yang malah cepat membuang wajah, kembali lagi pada Seunghwan untuk bertanya, "Katanya nggak boleh pake plastik ya?"

"Hah? Mana ada." Seunghwan menggeleng cepat. "Nggak ada denger kayak begituan gue."

LOWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang