Sama-sama sibuk

115 4 0
                                    


°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
K
A
F
K
A

08

____________________

"Maaf Tuan sepertinya Brand Ambassador kita sedang bermasalah diperjalan. Apa kita akan terus menunggunya Tuan."

"Tidak! Lebih baik kita mencari penggantinya kau tahu kan jika aku tidak suka menyia-nyiakan waktuku hanya menunggu hal yang sama sekali tidak penting."

Dengan patuh sekretaris/asisten Angga menghubungi BA lain.

"Jika belum bisa menemukan BA lain hubungi saja Olive. Aku jamin produk ini akan melesat tinggi jika dia yang jadi BA nya."

Yap dia Kafka. Pria berjuta rahasia, selama membangun perusahaan besar ini tidak ada satupun diantara mereka yang mengetahui siapa pemilik perusahaan tersebut sekalipun dengan pegawai ataupun rekan-rekan bisnisnya. Terkecuali Olive dan Angga sang sahabat sekaligus sekretarisnya.

Masker itu terus melekat di wajah Kafka. Menjadi salah satu pelindung wajahnya agar seseorang tidak mengenalinya.
Bukan tanpa alasan ia menyembunyikan identitasnya. Tetapi jika didalam ruangannya Kafka melepas masker tersebut, hanya dua kepercayaannya itu yang mengetahui password ruangan ini.

"Vares aku datang!"

Olive datang dengan rantang susun dikedua tangannya.
"Lihat lah aku membuat makanan yang banyak. Tenang saja kali ini aku tidak memberinya cabai." ucap gadis itu sembari menaruh rantang tersebut dimeja Kafka.

"Olive. Sini!" panggil Kafka, mempersilahkan Olive duduk di pangkuannya. Melihat itu, Angga bergegas keluar dengan raut wajah malasnya.

"Kau datang tepat waktu Olive, aku membutuhkanmu!"  Mengelus puncak kepala Olive dengan kata lembut yang keluar dari mulutnya. Olive tersenyum bahagia menerima perlakuan manis dari Kafka.

"Katakan apa yang kekasihku ini inginkan?" ucap Olive menggoda.

"Apa kau bisa jadi BA ku. Tidak apa-apa jika kau tidak bisa, aku tidak akan memaksamu." tanggas Kafka diakhiri hembusan napas.

"Siapa bilang aku tidak mau. Jika kamu membutuhkan aku maka semua jadwalku akan kubatal kan."

"Kalau begitu tidak usah Olive. Jika jadwal mu padat aku mengerti kok. Kamu juga harus profesional."

"Tidak! Aku mau jadi BA mu. Sekarang waktunya makan, sebelum makanan ini dingin."
titah Olive hingga Kafka kini melahap habis makanan tersebut. Diakhiri dengan suara sendawa Kafka. Membuat keduanya tertawa.

"Lucu sekali pacar ku ini." goda Olive lagi.

Lain halnya dengan Tenaja. Disana Kafka berbahagia dengan Olive tapi disini Tenaja tegang membantu pasiennya ke kamar mandi. Bukannya bagaimana, pasiennya itu seorang pria seusia dengan suaminya.

Perkenalkan dia Nathan Ardijaya. Pemilik perusahaan terbesar, ia mengalami kecelakaan hingga membuat kakinya mengalami cidera hebat,.saat ini ia harus melakukan perawatan menjelang kesembuhan kakinya.

"Tolong masuklah aku tidak mungkin melakukan hal diluar batasan dengan keadaan seperti ini. Jangan takut."

"Saya tidak takut Tuan, hanya saja ini tidak boleh dilakukan. Sebagai wanita yang sudah memiliki suami saya harus menjaga pandangan saya pada pria lain." jelas Tenaja.

Nathan mengangguk mengerti. Meskipun sangat sulit ia melakukannya sendiri tapi ia tidak akan pernah memaksa kehendak orang lain sekalipun itu hanya seorang perawat ataupun maidnya.

Tenaja berdiri di balik pintu. Menunggu sang pasien meneriaki namanya.

Tapi ini sudah menjelang 20 menit lamanya, tidak ada tanda-tanda dan suara pasiennya dari dalam. Tenaja khawatir.

"Tuan...Tuan apa tuan sudah selesai." ucap Tenaja dengan suara lumayan tinggi.

Sama sekali tidak ada sahutan. Tangannya refleks membuka pintu.

"Astaga! Tuan bangun Tuan!"
Tenaja sedikit mengguncang tubuh Nathan yang terbaring di lantai namun pasiennya itu tak kunjung sadar. Tanpa berpikir panjang Tenaja memapah Nathan ke kursi roda. Lalu bergegas ke rumah sakit.

Setelah dicek oleh dokter akhirnya Tenaja diberi saran oleh dokter. Tenaja menganggukkan kepalanya sebagai tanda mengerti.

"Kali ini kau cukup ceroboh membiarkan pasienmu sendiri mengganti pakaiannya. Ini pasti melelahkan untuk mu mengingat bahwa ini pengalaman pertamamu. Tapi berilah sedikit kesan di hari pertamamu ini."

"Baik dok. Saya tidak akan lalai lagi. Kali ini saya akan memberi pasien perawatan semaksimal mungkin tanpa terkecuali."

"Bagus, aku rasa kamu sudah mengerti dimana posisimu. Sebagai perawat tidak ada berbagai larangan meski kau sudah berstatus sebagai istri, ingat dia adalah pasien mu, tanggung jawabmu, maka utamakanlah sebelum akhirnya ia pulih dan bisa beraktivitas normal lagi. Kau mengerti!" jelas dokter panjang lebar. Tenaja mengangguk polos.

•••••••

Agra pulang dari kantor. Ia sama sekali tak melihat batang hidung putra dan putrinya. Hanya ada Alda dan sang istri yang duduk di ruang tamu sambil menonton tv.

Hingga ia menghampiri keduanya."Dimana Kafka dan Tenaja apa kalian melihatnya."

Ashari mendongak."Aku tidak tau." jawabnya ketus.

"Ayah aku tahu! Kak Kafka sedang terapi, kalau kakak ipar sedang menginap dirumah pasiennya." ucap Alda. Siang tadi Alda mendapat telepon dari keduanya.

"Oh padahal mereka baru sehari menikah tapi sudahlah keduanya sama-sama sibuk."











Jum'at,28 April 2023.

K A F K ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang