2. Gak peka

8.2K 565 16
                                    


jika ada typo tolong ditandai ya beb-!

HAPPY READING

Makan siang yang membosankan terlewati begitu saja. Kenapa membosankan? Waktu itu, setelah semua sudah berkumpul di meja makan untuk melaksanakan makan siang ternyata rael sama daddynya raga ini itu sama-sama kulkas nya, untung saja ada mommy nya walau gk ada bedanya sih.

Karena berhubung lagi libur, mereka kumpul di ruang keluarga. Mereka mengumpul sibuk dengan urusan masing-masing, kalo orang nih ya ngumpul tu ngobrol, lepas rindu dll lah ini, rasanya elan mau tidur saja.

Elan menatap sipit mereka yang sibuk dengan urusan masing-masing, kenapa sipit? Karena ngantuk.

"mom, bobo.. " ucap elan menarik-narik ujung baju tesya.

Membuat 2 anggota keluarga lainnya melirik.

"Uuuhh, bayinya mommy mau bobo ya? Iyaa??" tanya tesya iseng sekaligus gemas dengan tingkah bayinya.

Rael dan daddynya elan hanya melirik dan menunjukkan ekspresi datar andalan mereka.

Elan hanya menatap pasrah mommynya saja. Mau marah, tapi...

"Yoos ayo kita bobo ciang ya? " tanya tesya lagi. Elan hanya menanggapi anggukan sangat pelan.

"Anak siapa si itu? Pengen dilempar ke kasur aja. Terus ditindih, dicium.. " batin anak sulung Urgnius.

~~~~~~~~

Elan terbangun ketika wajahnya basah entah karena apa.

Saat ia membuka matanya, ternyata ada seorang pemuda yang terus menerus mencium wajahnya. Ah, sekarang ia tau penyebab wajahnya basah.

Elan memegang muka yang baru saja ingin lagi mencium nya.

"Eh..." Kaget endrix, ia rasa. Ia sudah mencium wajah sepupunya lembut deh? Sedangkan Elan hanya menatap datar endrix yang mana malah terlihat polos.

Endrix Sixvonis Urgnius ialah salah satu sepupunya elan.

Elan diam, dia tau siapa orang didepanya ini. Di alam mimpi ia bertemu pemilik sang tubuh. Sekaligus beberapa ingatan.

Flashback on

Terlihat elan terduduk di sebuah danau indah. Ia memandangi laut yang tak kalah indah juga.

Puk

"Hai, kamu elan kan? " tanya seorang anak laki2 dialah Gielan sixvonis urgnius.

"Un." jawab elan

"Mungkin kau tau kau transmigrasi ke tubuh orang, tapi juga transmigrasi ke sebuah novel" ujar Gielan.

Elan hanya menatap datar Gielan. Walau dalam batin ia cukup terkejut. Ia bangga pada dirinya saat ini, pikiran nya gak kaleng-kaleng!

"Aku tak akan ngomong panjang lebar pada mu sekarang. Karena Aku tak punya banyak waktu. Tapi Elan, Aku bolehkah meminta satu hal saja padamu? " tanya Gielan.

Elan hanya menganggukkan palanya pelan.

"Jadi aku mohon padamu sekali, tolong jaga abangku. Jika memang dia sudah sangat keras kepala kamu boleh mengabaikan permintaan ku. " ujar Gielan.

"Ingatan? " tanya elan

"Hah? Oh, ingatan akan segera menghampirimu. Tapi, apa kau yakin bisa menahan itu? " tanya Gielan tak yakin.

Elan lagi-lagi hanya mengangguk pelan.

Gielan hanya menghela nafas pasrah melihat tabiat Elan.

Jadi adik dari figuran? [Transmigrasi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang