20. MARAH

753 20 1
                                    

Sebelum membaca kalian harus follow akun author nya dulu deyaliaa01

JANGAN LUPA KLIK TOMBOL VOTE!


HAPPY READING!

HAPPY READING!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Al mendorong tubuh amara kasar sehingga amara terbaring di kasur. Laki laki itu menatap amara dengan penuh amarah.

Al mendekat lalu berbisik "kamu harus dihukum sayang"

Amara dibuat merinding setelah mendengar ucapan al. Ia memberanikan diri untuk menatap al sembari mengelus lembut rahangnya yang mengeras "aku minta maaf"

Al memainkan rambut amara, ia putar putar rambut itu dengan jemarinya "kenapa bisa bareng dia, hm"

Jujur saja amara kini sangat lah gugup dan takut atas perlakuan al dan juga sifat al seperti ingin membunuh

"JAWAB!" Bentaknya

Amara mendengar itu syok. Baru ini ia di bentak oleh al. Ia menunduk tidak berani melihat ke arah laki laki yang berada di depannya. Al semakin emosi ia mencengkram kuat pipi amara agar menatap kearahnya. Berapa terkejutnya al ketika melihat kekasihnya menangis. Perasaan bersalahnya mulai muncul di hati al

"Hiks kamu jahat.." ucap amara sembari memukul dada bidang al

"Hiks padahal tadi aku di anter wildan juga karena kamu gak jemput aku. Aku udah coba telpon sama chat kamu tapi gak di angkat"

"Kamu kemana!?" Sentaknya sembari menangis

Al mulai merasa bersalah telah membentak dan berbuat kasar kepada amara. Padahal ini adalah salahnya jika saja tadi ia mengangkat telpon dari amara lalu menjemputnya pasti hal seperti ini tidak akan pernah terjadi

"Maaf.."

Al membawa amara kedalam pelukannya mengusap lembut punggungnya guna menenangkan kekasihnya yang sedang menangis karena ulahnya

"Maaf sayang.." ujar nya sembari mengecup lembut pelipis amara

"Maaf karena tadi aku ga bales chat kamu"

"Maaf karena tadi aku ga angkat telpon kamu"

"Maaf karena tadi aku ga jemput kamu"

"Maaf karena tadi aku bentak kamu"

"Maaf karena tadi aku udah kasar sama kamu"

"Maaf.."

ALGAFARITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang